Kamis, 12 Maret 2015

PERENCANAAN - MANAJEMEN

(PERENCANAAN)
Oleh : Yeni, Mauliddian, Zahro

            Berdasarkan rumusan masalah kami memberikan pembahasan secara sistematis mengenai perencanaan dalam bidang pendidikan secara umum mulai dari sejarah perencanaan di dunia internasional dan Indonesia, pengertian perencanaan, metode yang digunakan untuk merencanakan kegiatan hingga kharakteristik perencanaan yang baik.  Pengertian perencanaan secara umum adalah kegiatan yang akan dilakukan waktu yang akan datang. Untuk memahami perencanaan yang baik, berikut pokok-pokok pembahasan yang wajib dipahami :

A.    Sejarah Perencanaan dalam Pendidikan
1.      Sejarah Perencaanaan Pendidikan di Dunia
Konsep dasar perencanana pendidikan telah dikenal 25 abad yang lalu, yaitu sejak bangsa Sparta mengembangkan sistem pendidikan yang ditujukan untuk membentuk manusia Sparta di bidang militer, sosial, ekonomi. Plato dalam bukunya Republic, menyatakan bahwa perencanaan sekolah bertujuan untuk melayani masyarakat. Pada abad ke-18 ditemukan tulisan yang berkenaan dengan perencanaan pendidikan yang berjudul Perencanaan Universitas di Rusia Raya karya Diderot. Selanjutnya, pada abad ke-19 sudah terdapat beberapa perencanaan pembangunan sekolah dan perencanaan pendidikan guru.
2.      Sejarah Perencanaan Pendidikan di Indonesia
Pengaruh isu perencanaan pendidikan di Indonesia masuk pada tahun 1968 yaitu dengan dilaksanakannya Proyek Penilaian Nasional Pendidikan (PPNP). Hasil PPNP menarik perhatiun UNESCO dan UNDP. Selanjutnya mereka bersedia membantu Indonesia untuk mengembangkan perencanaan pendidikan. Pada tahun 1969 didirikan Badan Penelitian Pendidikan (BPP) yang selanjutnya pada tahun 1975 berubah menjadi Balitbang Dikbud yaitu Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 1975 didirikan Biro Perencanaan di Sekretariat Jenderal Depdiknas yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan akademik dan keterampilan teknis di bidang perencanaan pendidikan melalui dua jalur pendidikan dan pelatihan.

B.     Filsafat Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan, sekurang-kurangnya ada empat filsafat, yaitu :
1.      Sintesis
(Manheim;1949, dalam Husaini;75) memandang perencanaan sebaagai suatu cara berpikir dan )Dahl & Linblon;1953, dalam Husaini;75) memandang perencanaan sebagai suatu proses pengambilan keputusan. (Etzioni;1969, dalam Husaini) memandang perencanaan sebagai proses psikologis dalam bentuk pembelajaran yang menekankan pada transaksi interpersonal.
2.      Rasionalisme
Menurut paham rasionalisme, perencanaan dipandang sebagai suatu bentuk pengambilan keputusan, suatu proses yang mengikuti langkah-langkah prosedural dalam pengambilan keputusan.
3.      Pengembangan Organisasi
(Benis;1969, dalam Husaini;75) berpendapat bahwa perencanaan menurut pandangan pengembanagan organisasi adalah sebagai salah satu metode perencanaan, yaitu proses pembelajaran mengenai kesadaran dan perilaku anggota organisasi.
4.      Empirisme
Penganut empirisme membagi teori perencanaan atas aliran yang memusatkan perhatiannya pada aspek politik dan realitas fungsi ekonomi pada skala nasional dan aliran yang memfokuskan perhatiannya pada berbagai studi politik pembangunan kota.

C.    Pengertian Perencanaan
Perencanaan menurut (Handoko, 2003, dalam Husaini; 77) meliputi :
1.      Pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi
2.      Penentuan strategi, kebijakan, proyek, metode, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standart kebijakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah kegiatan yang akan dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Dari definisi tersebut, perencanaan mengandung unsur-unsur :
1.      Sejumlah kegiatan yang ditetapkan sebelumnya.
2.      Adanya proses
3.      Hasil yang ingin dicapai
4.      Menyangkut masa depan dalam waktu tertentu.

D.    Tujuan Perencanaan
Perencanaan bertujuan untuk:
1.      Standard pengawasan adalah mencocokkan kegiatan pelaksanaan dengan perencanaannya.
2.      Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3.      Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4.      Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5.      Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu.
6.      Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7.      Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.
8.      Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui
9.      Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

E.     Manfaat Perencanaan
Perencanaan bermanfaat untuk:
1.      Standard pelaksanaan dan pengawasan (memfasilitasi monitoring dan evaluasi).
2.      Pemilihan berbagai alternatif terbaik (pedoman pengambilan keputusan).
3.      Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan.
4.      Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi.
5.      Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
6.       Alat memudahkan dalm berkoordinasi dengan pihak lain yang terkait.
7.      Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti (untuk mengantisipasi masalah yang akan muncul).
8.      Meningkatkan kinerja (keberhasilan organisasi tergantung keberhasilan perencanaannya).


F.     Ruang Lingkup Perencanaan
Ruang lingkup perencanaan dipengaruhi oleh 3 dimensi, yaitu :
1.      Perencanaan dari dimensi waktu
a.       Perencanaan jangka panjang (long term planning)
Perencanaan ini meliputi jangka waktu 4 tahun lebih sampai 8 tahun ke atas untuk lingkungan Kemendikbud.
b.      Perencanaan jangka menengah (medium term planning)
Perencanaan ini meliputi jangka waktu 1 tahun lebih sampai 4 tahun untuk lingkungan Kemedikbud.
c.       Perencanaan jangka pendek (short term planning)
Jangka waktunya kurang lebih maksimal 1 tahun untuk Kemendikbud.
2.      Perencanaan dari dimensi spasial
a.       Perencanaan Nasional
Perencanaan nasional adalah suatu proses penyusunan berskala nasional sebagai konsensus dan komitmen seluruh rakyat Indonesia yng terarah, terpadu, menyeluruh untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur, memperhitungkan dan memanfaatkan sumber daya nasional dan memperhatikan perkembangan internasional.
b.      Perencanaan Regional
Perencanaan regional adalah pilihan antar sektor dan hubungan dan antar sektor dalam suatu wilayah sehinnga disebut sebagai perencanaan wilayah.
c.       Perencanaan Tata Ruang
Perencanaan tata ruang adalah perencanaan yang mengupayakan pemanfaatan fungsi kawasan tertentu, mengembangkannya secara seimbang, baik secara ekologis, geografis, maupun demografis.

3.      Perencanaan dari dimensi tingkatan teknis perencanaan
a.       Perencanaan makro
Perencanaan makro adalah perencanaan tentang ekonomi dan nonekonomi secara internal dan eksternal.
b.      Perencanaan mikro
Perencanaan mikro pendidikan adalah perencanaan yang disusun dan disesuaikan dengan kondisi otonomi daerah di bidang pendidikan.
c.       Perencanaan sektoral
Perencanaan sektoral adalah kumpulan program dan kegiatan pendidikan yang mempunyai kesamaan ciri dan tujuan.
d.      Perencanaan kawasan
Perencanaan kawasan adalah perencanaan yang memerhatikan keadaan lingkungan kawasan tertentu sebagai pusat kegiatan dengan keunggulan komparatif dan kompetitif tertentu.
e.       Perencanaan proyek
Perencanaan proyek adalah perencanaan operasional yang menyangkut operasionalisasi kebijakan dan pembangunan dalam rangka mencapai sasaran sektor dan tujuan pembangunan.
4.      Perencanaan dari dimensi jenis
a.       Perencanaan dari atas ke bawah
Perencanaan ini dibuat oleh pimpinan dalam struktur organisasi.
b.      Perencanaan dari bawah ke atas
Perencanaan ini dibuat oleh tenaga perencana di tingkat bawah dari struktur organisasi.
c.       Perencanaan menyerong ke samping
Perencanaan ini dibuat oleh pejabat lain bersama-sama dengan pejabat yang berada di level bawah di luar struktur organisasinya.
d.      Perencanaan mendatar
Perencanaan ini biasanya dibuat pada saat membuat perencanaan lintas sektoral oleh pejabat selevel.
e.       Perencanaan menggelinding
Perencanaan ini dibuat oleh pejabat yang berwenang dalam bentuk perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
f.       Perencanaan gabungan
Perencanaan ini dibuat untuk mengakomodasi kepentingan pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi/kabupaten/kota.

G.    Macam-Macam Pendekatan Perencanaan Pendidikan
1.      Pendekatan kebutuhan sosial
Pendekatan kebutuhan sosial adalah pendekatan yang didasarkan atas keperluan masyarakat pada saat ini.
2.      Pendekatan ketenagakerjaan
Pendekatan ketenagakerjaan adalah pendekatan yang mengutamakan keterkaitan lulusan sistem pendidikan dengan tuntutan akan kebutuhan tenaga kerja.
3.      Pendekatan keefektifan biaya
Pendekatan keefektifan biaya menitikberatkan pada pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk mendapatkan hasil pendidikan yang seoptimal mungkin, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

H.    Teori-Teori Perencanaan
1.      Teori Sinoptik
Teori ini adalah teori terlengkap dibandingkan teori lainnya. Teori ini sudah menggunakan model berpikir sistem dalam perencanaannya. Langkah –langkah perencanaannya yaitu:
1.      Pengenalan masalah
2.      Mengestimasi ruang lingkup problem
3.      Mengklasifikasi kemungkinan penyelesaian
4.      Menginvestigasi problem
5.      Memprediksi alternatif
6.      Mengevaluasi kemajuan atas penyelesaian yang spesifik
2.      Teori Imkremental
Teori ini berdasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalianya.
3.       Teori Transaktif
Teori ini menekankan pada hakikat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi.
4.      Teori Advokasi
Teori ini menekankan pada hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah diabaikan.
5.      Teori Radikal
Teori ini menekankan pada kebebasan lembaga lokal untuk melakukan perencanaan sendriidengan maksud agar lebih cepat memenuhi kenutuhan lokal.
4.      Teori SITAR
Teori ini adalah gabungan dari kelima teori, karena dalam teori ini kelebihan masing-masing teori digabungkan menjadi satu.

I.       Model-Model Perencanaan Pendidikan
  1. Model Komprehensif
Model ini digumakan untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara menyeluruh.
  1. Model Pembiayaan dan Keefektifan Biaya
Model ini untuk menganalisis proyek dengan kriteria efisiensi dan efektivitas.
  1. Model PPBS
Planning, Programming, Budgeting System atau Sistem perencanaan, pemrograman, dan penganggaran biaya banyak digunakan di pendidikan tinggi negeri. PPBS merupakan suatu pendekatan sistematis dan komprehensif yang berusaha menentukan tujuan, mengembangkan program-program untuk dicapai dengan menggunakan anggaran seefisien dan seefektif mungkin, dan mampu menggambarkan kegiatan program jangka panjang.
  1. Model Target Setting
Model ini digunakan untuk memperkirakan atau memproyeksi tingkat perkembangan dalam kurun waktu tertentu.

J.      Metode Perencanaan
1.      Analisis sumber –cara-tujuan
Metode ini dipakai untuk meneliti sumber-sumber dan alternatif mencapai tujuan tertentu.
2.      Analisis Masukan-Keluaran
Metode ini dipakai untuk mengkaji faktor-faktor input pendidikan yang memengaruhi proses dan akibatnya terhadap keluaran secara interelasi dan interdepensi.
3.      Analisis Ekonometrik
Metode ini dipakai data empiris, statistik, dan teori ekonomidalam mengukur perubahan dalam hubungannya dengan ekonomi.
4.      Diagram Sebab-Akibat
Metode ini dipakai dalam perencanaan yang menggunakan sekuen hipotetik untuk mendapatkan gambaran masa depan.
5.      Delphi
Metode ini dipakai untuk menentukan sejumlah alternatif program,mendapatkan asumsi atau fakta yang melandasi pertimbangan tertentu dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk mencapai konsensus.
6.      Heuristik
Metode ini dipakai untuk mendapatkan isu-isu dan mengakomodasi .pendapat yang bertentangan.
7.      Analisis Siklus Kehidupan
Metode ini dipakai untuk mengalokasikan sumber daya dengan memerhatikan siklus kehidupan produksi (lulusan), proyek, program, dan kegiatan pendidikan.
8.      Analisis Nilai Tambah
Metode ini dipakai untuk mengukur keberhasilan peningkatan lulusan atau pelayanan pendidikan sehingga diperoleh gambaran konstribusi aspek tertentu terhadap aspek lainnya.

9.      Proyeksi
Perencanaan pendidikan menggunakan metode proyeksi yang menghasilkan metode pemecahan penduduk lima tahunan, data persekolahan, proyeksi penduduk dan penduduk usia sekolah, proyeksi siswa, proyeksi ruang kelas, dan proyeksi kebutuhan guru.
10.  Pemecahan Penduduk Usia 5 Tahunan menjadi Tahunan
Pemecahan penduduk usia 5 tahunan menjadi usia tahunan diperlukan dalam perencanaan pendidikan karena penduduk menurut usia sekolah dengan data BPS sering tidak cocok.

K.    Proses Perencanaan
Proses perencanaan menurut (Banghart & Trull;1973, dalam Husaini;146) tahapan perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Mengidentifikasi permasalahan pendidikan
3. Analisis area masalah perencanaan
4. Penyusunan konsep dan rencana
5. Mengevaluasi rencana
6. Menentukan rencana
7. Penerapan rencana
8. Rencana umpan balik

Sedangkan menurut (Chesswas;1973, dalam Husaini;1978) tahapan perencanaan adalah sebagai berikut :
1. Menilai kebutuhan akan pendidikan
2. Merumuskan tujuan dan sasaran pendidikan
3. Merumuskan kebijakan dan menentukan prioritas
4. Merumuskan proyek dan program
5. Menguji kelayakan
6. Menerapkan rencana
7. Menilai dan merevisi untuk rencana yang akan datang

L.     Langkah-langkah Perencanaan
  1. Forecasting
Bahwa perencanaan harus dipikirkan secara matang dengan dengan menerka-nerka hal apa yang sekiranya mampu menjadi penghambat berjalannya suatu kegiatan dan hal apa saja yang mampu menjadikan kegiatan berjalan lancer.
  1. Objectif
Bahwa setiap kegiatan perencanaan harus dilaksanakan seobjektif mungkin dengan menerima saran dari banyak pihak, tidak individualis atau memaksakan kehendak sendiri karena setiap orang memiliki potensi-potensi untuk menyumbangkan ide dalam suatu kegiatan atau pemecahan masalah
  1. Policy
Bahwa setiap kegiatan pasti ada larangan-larangan atau aturan yang harus dipenuhi dan dijauhi agar tidak dilanggar untuk menncapai kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan lancar dan apa yang menjadi tujuan dari kegiatan tersebut dapat terpenuhi
  1. Programming
Bahwa setiap kegiatan harus mempunyai program-program kegiatan yang jelas maka dibutuhkan perencanaan program dalam melakukan suatu tindakan
  1. Procedure
Bahwa setiap kegiatan memiliki prosedur atau kaidah-kaidah tertentu yang harus dipenuhi secara sistematis dan konsisten
  1. Schedule
Bahwa setiap kegiatan harus terlaksana dengan sistematis dan terjadwal sehingga kegiatan dapat berjalan efektif dan efisien.
  1. Budgeting
Bahwa setiap kegiatan pasti membutuhkan uang. Dan pengeluaran serta pemasukan harus diatur dalam perencanaan untuk meminimalisir pemborosoan atau pengeluaran yang berlebihan.

M.   Prinsip Perencanaan
Agar perencanaan menghasilkan rencana yang baik, konsisten, dan realistis maka kegiatan-kegiatan perencanaan perlu memerhatikan :
1.      Keadaan sekarang (tidak mulai dari nol, tapi dari sumber daya yang sudah ada)
2.      Keberhasilan dan faktor-faktor kritis keberhasilan
3.      Kegagalan masa lampau
4.      Potensi, tantangan, dan kendala yang ada
5.      Kemampuan merubah kelemahan menjadi kekuatan, dan ancaman menjadi peluang bisnis
6.      Mengikutsertakan pihak-pihak terkait
7.      Memerhatikan komitmen dan mengoordinasikan pihak-pihak terkait
8.      Mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi, demokratis, transparan, realistis, legalistis, dan praktis.

N.    Syarat Perencanaan yang Baik
1.      Terarah pada pencapaian tujuan tertentu, lazimnya dalam bentuk target-target yang distandartkan
2.      Berangkat dari data
3.      Melibatkan seluruh stake holders dalam penyusunannya
4.      Jelas, yang ebrarti bahwa rumusan-rumusan rencana hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak menimbulkan aneka macam penafsiran
5.      Berorientasi pada masalah
6.      Feasible, yang berarti bahwa perencanaan di sekolah memang benar-benar layak dan dapat dilaksanakan

O.    Kharakteristik Perencanaan Pendidikan yang Baik
Perencanaan pendidikan yang baik harus memiliki kharakteristik sebagai berikut :
  1. Mengutamakan nilai-nilai manusiawi
  2. Memberi kesempatan pada semua siswa untuk mengembangkan potensi secara maksimal
  3. Memberi kesempatan yang merata untuk semua peserta didik
  4. Komprehesif dan sistematis
  5. Berorientasi pada pembangunan
  6. Mengembangkan sumber daya secermat mungkin agar tujuan dari sebuah pendidikan dapat tercapai.

Tidak ada komentar: