(PERENCANAAN)
Oleh
: Yeni, Mauliddian, Zahro
Berdasarkan rumusan masalah kami memberikan pembahasan secara
sistematis mengenai perencanaan dalam bidang pendidikan secara umum mulai dari
sejarah perencanaan di dunia internasional dan Indonesia, pengertian
perencanaan, metode yang digunakan untuk merencanakan kegiatan hingga
kharakteristik perencanaan yang baik.
Pengertian perencanaan secara umum adalah kegiatan yang akan dilakukan
waktu yang akan datang. Untuk memahami perencanaan yang baik, berikut
pokok-pokok pembahasan yang wajib dipahami :
A.
Sejarah
Perencanaan dalam Pendidikan
1. Sejarah
Perencaanaan Pendidikan di Dunia
Konsep
dasar perencanana pendidikan telah dikenal 25 abad yang lalu, yaitu sejak
bangsa Sparta mengembangkan sistem pendidikan yang ditujukan untuk membentuk
manusia Sparta di bidang militer, sosial, ekonomi. Plato dalam bukunya Republic, menyatakan bahwa perencanaan
sekolah bertujuan untuk melayani masyarakat. Pada abad ke-18 ditemukan tulisan
yang berkenaan dengan perencanaan pendidikan yang berjudul Perencanaan Universitas di Rusia
Raya karya Diderot. Selanjutnya, pada abad ke-19 sudah terdapat beberapa
perencanaan pembangunan sekolah dan perencanaan pendidikan guru.
2. Sejarah
Perencanaan Pendidikan di Indonesia
Pengaruh
isu perencanaan pendidikan di Indonesia masuk pada tahun 1968 yaitu dengan dilaksanakannya Proyek
Penilaian Nasional Pendidikan (PPNP). Hasil PPNP menarik perhatiun UNESCO dan
UNDP. Selanjutnya mereka bersedia membantu Indonesia untuk mengembangkan
perencanaan pendidikan. Pada tahun 1969 didirikan Badan Penelitian Pendidikan
(BPP) yang selanjutnya pada tahun 1975 berubah menjadi Balitbang Dikbud yaitu Badan
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tahun 1975
didirikan Biro Perencanaan di Sekretariat Jenderal Depdiknas yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan akademik dan keterampilan teknis di bidang
perencanaan pendidikan melalui dua jalur pendidikan dan pelatihan.
B.
Filsafat
Perencanaan
Dalam kegiatan
perencanaan, sekurang-kurangnya ada empat filsafat, yaitu :
1. Sintesis
(Manheim;1949, dalam Husaini;75) memandang perencanaan
sebaagai suatu cara berpikir dan )Dahl
& Linblon;1953, dalam Husaini;75) memandang perencanaan
sebagai suatu proses pengambilan keputusan. (Etzioni;1969, dalam Husaini) memandang perencanaan
sebagai proses psikologis dalam bentuk pembelajaran yang menekankan pada
transaksi interpersonal.
2. Rasionalisme
Menurut
paham rasionalisme, perencanaan dipandang sebagai suatu bentuk pengambilan
keputusan, suatu proses yang mengikuti langkah-langkah prosedural dalam
pengambilan keputusan.
3. Pengembangan
Organisasi
(Benis;1969, dalam Husaini;75) berpendapat bahwa
perencanaan menurut pandangan pengembanagan organisasi adalah sebagai salah
satu metode perencanaan, yaitu proses pembelajaran mengenai kesadaran dan
perilaku anggota organisasi.
4. Empirisme
Penganut empirisme
membagi teori perencanaan atas aliran yang memusatkan perhatiannya pada aspek
politik dan realitas fungsi ekonomi pada skala nasional dan aliran yang
memfokuskan perhatiannya pada berbagai studi politik pembangunan kota.
C.
Pengertian
Perencanaan
Perencanaan menurut (Handoko, 2003, dalam Husaini; 77) meliputi :
1. Pemilihan
atau penetapan tujuan-tujuan organisasi
2. Penentuan
strategi, kebijakan, proyek, metode, program, prosedur, metode, sistem,
anggaran, dan standart kebijakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah kegiatan yang akan
dilaksanakan dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan. Dari definisi
tersebut, perencanaan mengandung unsur-unsur :
1. Sejumlah
kegiatan yang ditetapkan sebelumnya.
2. Adanya
proses
3. Hasil
yang ingin dicapai
4. Menyangkut
masa depan dalam waktu tertentu.
D.
Tujuan
Perencanaan
Perencanaan bertujuan
untuk:
1. Standard
pengawasan adalah mencocokkan
kegiatan pelaksanaan
dengan perencanaannya.
2. Mengetahui
kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui
siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik kualifikasinya maupun
kuantitasnya.
4. Mendapatkan
kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Meminimalkan
kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga, dan waktu.
6. Memberikan
gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan
dan memadukan beberapa subkegiatan.
8. Mendeteksi
hambatan kesulitan yang bakal ditemui
9. Mengarahkan
pada pencapaian tujuan.
E.
Manfaat
Perencanaan
Perencanaan bermanfaat
untuk:
1. Standard
pelaksanaan dan pengawasan (memfasilitasi monitoring dan evaluasi).
2. Pemilihan
berbagai alternatif terbaik (pedoman pengambilan keputusan).
3. Penyusunan
skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan.
4. Menghemat
pemanfaatan sumber daya organisasi.
5. Membantu
manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
6. Alat memudahkan dalm berkoordinasi dengan
pihak lain yang terkait.
7. Alat
meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti (untuk mengantisipasi masalah yang akan
muncul).
8. Meningkatkan
kinerja (keberhasilan organisasi tergantung keberhasilan perencanaannya).
F.
Ruang
Lingkup Perencanaan
Ruang lingkup
perencanaan dipengaruhi oleh 3 dimensi, yaitu :
1. Perencanaan
dari dimensi waktu
a. Perencanaan
jangka panjang (long term planning)
Perencanaan ini
meliputi jangka waktu 4 tahun lebih sampai 8 tahun ke atas untuk lingkungan
Kemendikbud.
b. Perencanaan
jangka menengah (medium term planning)
Perencanaan ini
meliputi jangka waktu 1 tahun lebih sampai 4 tahun untuk lingkungan Kemedikbud.
c. Perencanaan
jangka pendek (short term planning)
Jangka waktunya kurang
lebih maksimal 1 tahun untuk Kemendikbud.
2. Perencanaan
dari dimensi spasial
a. Perencanaan
Nasional
Perencanaan nasional
adalah suatu proses penyusunan berskala nasional sebagai konsensus dan komitmen
seluruh rakyat Indonesia yng terarah, terpadu, menyeluruh untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur, memperhitungkan dan memanfaatkan sumber daya
nasional dan memperhatikan perkembangan internasional.
b. Perencanaan
Regional
Perencanaan regional
adalah pilihan antar sektor dan hubungan dan antar sektor dalam suatu wilayah
sehinnga disebut sebagai perencanaan wilayah.
c. Perencanaan
Tata Ruang
Perencanaan tata ruang
adalah perencanaan yang mengupayakan pemanfaatan fungsi kawasan tertentu,
mengembangkannya secara seimbang, baik secara ekologis, geografis, maupun
demografis.
3. Perencanaan
dari dimensi tingkatan teknis perencanaan
a. Perencanaan
makro
Perencanaan makro
adalah perencanaan tentang ekonomi dan nonekonomi secara internal dan
eksternal.
b. Perencanaan
mikro
Perencanaan mikro
pendidikan adalah perencanaan yang disusun dan disesuaikan dengan kondisi
otonomi daerah di bidang pendidikan.
c. Perencanaan
sektoral
Perencanaan sektoral
adalah kumpulan program dan kegiatan pendidikan yang mempunyai kesamaan ciri
dan tujuan.
d. Perencanaan
kawasan
Perencanaan kawasan
adalah perencanaan yang memerhatikan keadaan lingkungan kawasan tertentu
sebagai pusat kegiatan dengan keunggulan komparatif dan kompetitif tertentu.
e. Perencanaan
proyek
Perencanaan proyek
adalah perencanaan operasional yang menyangkut operasionalisasi kebijakan dan
pembangunan dalam rangka mencapai sasaran sektor dan tujuan pembangunan.
4. Perencanaan
dari dimensi jenis
a. Perencanaan
dari atas ke bawah
Perencanaan ini dibuat oleh
pimpinan dalam struktur organisasi.
b. Perencanaan
dari bawah ke atas
Perencanaan ini dibuat
oleh tenaga perencana di tingkat bawah dari struktur organisasi.
c. Perencanaan
menyerong ke samping
Perencanaan ini dibuat
oleh pejabat lain bersama-sama dengan pejabat yang berada di level bawah di
luar struktur organisasinya.
d. Perencanaan
mendatar
Perencanaan ini
biasanya dibuat pada saat membuat perencanaan lintas sektoral oleh pejabat
selevel.
e. Perencanaan
menggelinding
Perencanaan ini dibuat
oleh pejabat yang berwenang dalam bentuk perencanaan jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang.
f. Perencanaan
gabungan
Perencanaan ini dibuat
untuk mengakomodasi kepentingan pemerintah pusat dengan pemerintah
provinsi/kabupaten/kota.
G.
Macam-Macam
Pendekatan Perencanaan Pendidikan
1. Pendekatan
kebutuhan sosial
Pendekatan kebutuhan
sosial adalah pendekatan yang didasarkan atas keperluan masyarakat pada saat
ini.
2. Pendekatan
ketenagakerjaan
Pendekatan
ketenagakerjaan adalah pendekatan yang mengutamakan keterkaitan lulusan sistem
pendidikan dengan tuntutan akan kebutuhan tenaga kerja.
3. Pendekatan
keefektifan biaya
Pendekatan keefektifan
biaya menitikberatkan pada pemanfaatan biaya secermat mungkin untuk mendapatkan
hasil pendidikan yang seoptimal mungkin, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
H.
Teori-Teori
Perencanaan
1. Teori
Sinoptik
Teori
ini adalah teori terlengkap dibandingkan teori lainnya. Teori ini sudah
menggunakan model berpikir sistem dalam perencanaannya. Langkah –langkah
perencanaannya yaitu:
1. Pengenalan
masalah
2. Mengestimasi
ruang lingkup problem
3. Mengklasifikasi
kemungkinan penyelesaian
4. Menginvestigasi
problem
5. Memprediksi
alternatif
6. Mengevaluasi
kemajuan atas penyelesaian yang spesifik
2. Teori
Imkremental
Teori
ini berdasarkan pada kemampuan institusi dan kinerja personalianya.
3. Teori Transaktif
Teori ini menekankan
pada hakikat individu yang menjunjung tinggi kepentingan pribadi.
4. Teori
Advokasi
Teori
ini menekankan pada hal-hal yang bersifat umum, perbedaan individu dan daerah
diabaikan.
5. Teori
Radikal
Teori
ini menekankan pada kebebasan lembaga lokal untuk melakukan perencanaan
sendriidengan maksud agar lebih cepat memenuhi kenutuhan lokal.
4. Teori
SITAR
Teori
ini adalah gabungan dari kelima teori, karena dalam teori ini kelebihan
masing-masing teori digabungkan menjadi satu.
I.
Model-Model Perencanaan Pendidikan
- Model Komprehensif
Model ini digumakan
untuk menganalisis perubahan-perubahan dalam sistem pendidikan secara
menyeluruh.
- Model Pembiayaan dan Keefektifan Biaya
Model ini untuk
menganalisis proyek dengan kriteria efisiensi dan efektivitas.
- Model PPBS
Planning, Programming, Budgeting System atau Sistem perencanaan, pemrograman, dan
penganggaran biaya banyak digunakan di pendidikan tinggi negeri. PPBS merupakan
suatu pendekatan sistematis dan komprehensif yang berusaha menentukan tujuan,
mengembangkan program-program untuk dicapai dengan menggunakan anggaran
seefisien dan seefektif mungkin, dan mampu menggambarkan kegiatan
program jangka panjang.
- Model Target Setting
Model ini digunakan
untuk memperkirakan atau memproyeksi tingkat perkembangan dalam kurun waktu
tertentu.
J. Metode
Perencanaan
1.
Analisis sumber –cara-tujuan
Metode ini dipakai
untuk meneliti sumber-sumber dan alternatif mencapai tujuan tertentu.
2.
Analisis Masukan-Keluaran
Metode ini dipakai
untuk mengkaji faktor-faktor input pendidikan yang memengaruhi proses dan
akibatnya terhadap keluaran secara interelasi dan interdepensi.
3.
Analisis Ekonometrik
Metode ini dipakai data
empiris, statistik, dan teori ekonomidalam mengukur perubahan dalam hubungannya
dengan ekonomi.
4.
Diagram Sebab-Akibat
Metode ini dipakai
dalam perencanaan yang menggunakan sekuen hipotetik untuk mendapatkan gambaran
masa depan.
5.
Delphi
Metode ini dipakai
untuk menentukan sejumlah alternatif program,mendapatkan asumsi atau fakta yang
melandasi pertimbangan tertentu dengan mencari informasi yang dibutuhkan untuk
mencapai konsensus.
6.
Heuristik
Metode ini dipakai
untuk mendapatkan isu-isu dan mengakomodasi .pendapat yang bertentangan.
7.
Analisis Siklus Kehidupan
Metode ini dipakai
untuk mengalokasikan sumber daya dengan memerhatikan siklus kehidupan produksi
(lulusan), proyek, program, dan kegiatan pendidikan.
8.
Analisis Nilai Tambah
Metode ini dipakai
untuk mengukur keberhasilan peningkatan lulusan atau pelayanan pendidikan
sehingga diperoleh gambaran konstribusi aspek tertentu terhadap aspek lainnya.
9.
Proyeksi
Perencanaan pendidikan
menggunakan metode proyeksi yang menghasilkan metode pemecahan penduduk lima
tahunan, data persekolahan, proyeksi penduduk dan penduduk usia sekolah,
proyeksi siswa, proyeksi ruang kelas, dan proyeksi kebutuhan guru.
10. Pemecahan
Penduduk Usia 5 Tahunan menjadi Tahunan
Pemecahan penduduk usia
5 tahunan menjadi usia tahunan diperlukan dalam perencanaan pendidikan karena
penduduk menurut usia sekolah dengan data BPS sering tidak cocok.
K. Proses Perencanaan
Proses perencanaan menurut (Banghart & Trull;1973, dalam Husaini;146) tahapan perencanaan adalah sebagai
berikut:
1. Pendahuluan
2. Mengidentifikasi permasalahan pendidikan
3. Analisis area masalah perencanaan
4. Penyusunan konsep dan rencana
5. Mengevaluasi rencana
6. Menentukan rencana
7. Penerapan rencana
8. Rencana umpan balik
Sedangkan menurut (Chesswas;1973, dalam Husaini;1978) tahapan perencanaan adalah
sebagai berikut :
1. Menilai kebutuhan akan pendidikan
2. Merumuskan tujuan dan sasaran pendidikan
3. Merumuskan kebijakan dan menentukan prioritas
4. Merumuskan proyek dan program
5. Menguji kelayakan
6. Menerapkan rencana
7. Menilai dan merevisi untuk rencana yang akan datang
L.
Langkah-langkah Perencanaan
- Forecasting
Bahwa perencanaan
harus dipikirkan secara matang dengan dengan menerka-nerka hal apa yang
sekiranya mampu menjadi penghambat berjalannya suatu kegiatan dan hal apa saja
yang mampu menjadikan kegiatan berjalan lancer.
- Objectif
Bahwa setiap
kegiatan perencanaan harus dilaksanakan seobjektif mungkin dengan menerima
saran dari banyak pihak, tidak individualis atau memaksakan kehendak sendiri
karena setiap orang memiliki potensi-potensi untuk menyumbangkan ide dalam suatu
kegiatan atau pemecahan masalah
- Policy
Bahwa setiap
kegiatan pasti ada larangan-larangan atau aturan yang harus dipenuhi dan
dijauhi agar tidak dilanggar untuk menncapai kegiatan yang akan dilaksanakan
berjalan lancar dan apa yang menjadi tujuan dari kegiatan tersebut dapat
terpenuhi
- Programming
Bahwa setiap
kegiatan harus mempunyai program-program kegiatan yang jelas maka dibutuhkan
perencanaan program dalam melakukan suatu tindakan
- Procedure
Bahwa setiap
kegiatan memiliki prosedur atau kaidah-kaidah tertentu yang harus dipenuhi
secara sistematis dan konsisten
- Schedule
Bahwa setiap
kegiatan harus terlaksana dengan sistematis dan terjadwal sehingga kegiatan
dapat berjalan efektif dan efisien.
- Budgeting
Bahwa setiap
kegiatan pasti membutuhkan uang. Dan pengeluaran serta pemasukan harus diatur
dalam perencanaan untuk meminimalisir pemborosoan atau pengeluaran yang
berlebihan.
M.
Prinsip Perencanaan
Agar
perencanaan menghasilkan rencana yang baik, konsisten, dan realistis maka
kegiatan-kegiatan perencanaan perlu memerhatikan :
1. Keadaan
sekarang (tidak mulai dari nol, tapi dari sumber daya yang sudah ada)
2. Keberhasilan
dan faktor-faktor kritis keberhasilan
3. Kegagalan
masa lampau
4. Potensi,
tantangan, dan kendala yang ada
5. Kemampuan
merubah kelemahan menjadi kekuatan, dan ancaman menjadi peluang bisnis
6. Mengikutsertakan
pihak-pihak terkait
7. Memerhatikan
komitmen dan mengoordinasikan pihak-pihak terkait
8. Mempertimbangkan
efektivitas dan efisiensi, demokratis, transparan, realistis, legalistis, dan
praktis.
N.
Syarat Perencanaan yang Baik
1. Terarah pada pencapaian tujuan tertentu, lazimnya
dalam bentuk target-target yang distandartkan
2. Berangkat dari data
3. Melibatkan seluruh stake
holders dalam penyusunannya
4. Jelas, yang ebrarti bahwa rumusan-rumusan rencana
hendaknya jelas, mudah dipahami, tidak menimbulkan aneka macam penafsiran
5. Berorientasi pada masalah
6. Feasible, yang berarti bahwa perencanaan di sekolah
memang benar-benar layak dan dapat dilaksanakan
O.
Kharakteristik Perencanaan Pendidikan yang
Baik
Perencanaan
pendidikan yang baik harus memiliki kharakteristik sebagai berikut :
- Mengutamakan nilai-nilai manusiawi
- Memberi kesempatan pada semua siswa untuk mengembangkan potensi secara maksimal
- Memberi kesempatan yang merata untuk semua peserta didik
- Komprehesif dan sistematis
- Berorientasi pada pembangunan
- Mengembangkan sumber daya secermat mungkin agar tujuan dari sebuah pendidikan dapat tercapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar