(PELAKSANAAN)
Oleh
: Anna, Zulkifli, Nuril
A. Pengertian Pergerakan/ Pelaksanaan (Actuating)
Menurut George
R. Terry ada empat fungsi manajemen, yaitu Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling.(dalam
Mulyono (2008:23)). Dalam hal ini George R. Terry mengemukakan bahwa “Actuating merupakan usaha menggerakan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota–anggota
perusahaan.”
Jadi, pengertian
Actuating adalah usaha menggerakan
semua pihak yang terkait, untuk melaksanakan program dengan baik dan tepat di
bidangnya. Pelaksanaan merupakan fungsi fundamental manajemen,karena
mengusahakan agar semua pihak ikut bergerak dalam pencapaian suatu tujuan.
Memang perencanaan dan pengorganisasian adalah hal vital, tapi tidak akan ada
output yang nyata sampa kita mengimplementasikan aktivitas yang diusahakan,
maka dari itu diperlukan adanya pelaksanaan.
Hal yang perlu
diperhatikan adalah motivasi anggota atau pelaksana. Anggota atau pelaksana
dapat termotivasi jika :
1.
Merasa yakin
mampu mengerjakan
2.
Merasa bahwa
pekerjaan tersebut memberinya manfaat
3.
Tidak sedang ada
problem pribadi atau masalh mendesak lainnya
4.
Merupakan
kewajiban bagi yang bersangkutan
5.
Hubungan dalam
organisasi harmonis
Berikut adalah ciri – ciri pelaksanaan
yang baik, diantaranya:
1.
Berjalan sesuai
rencana
2.
Kegiatan
pelaksanaan terjadi secara efektif dan efisien
3.
Seluruh anggota
organisasi terlibat aktif dalam pelaksanaan
4.
Dapat
diselesaikannya setiap konflik dan masalah pelaksanaan
B. Fungsi dan Tujuan
Pelaksanaan
1)
Fungsi
Pelaksanaan
1.
Melakukan
pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (communication) . Pengarahan dan
bimbingan adalah proses menciptakan, menjaga dan memajukan organisasi melalui
setiap personil, baik secara struktural maupun fungsional, agar langkah operasi
tidak keluar dari tujuan.
2.
Pelaksanaan
adalah langkah atau usaha untuk menjalankan suatu rencana agar menjadi sesuatu
yang konkret, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab masing-masing.
2)
Tujuan
Pelaksanaan
Berikut adalah
hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan, antara lain :
1.
Motivasi
Motivasi
adalah suatu proses pencapaian tujuan yang telah mendorong seseorang untuk
terus melanjutkan tujuannya. Motivasi sangat penting bagi seorang pemimpin
untuk meningkatkan kinerja bawahan atau anggotanya karena kinerja tergantung
dari motivasi, kemampuan dan lingkungan.Motivasi adalah sebuah proses. Kita
tidak dapt mengamatinya secara langsung, tetapi secara tidak langsung melalui
tindakan-tindakan.Menurut Claser (1998) motivasi manusia meliputi Survival, belonging, power, fun dan freedom. Sedangkan menurut Charles
(2002) motivasi meliputi sex, security,
dignity, power, enjoyment dan competence.Berikut
adalah teknik – teknik yang dapat dilakukan untuk memotivasi individu lain
ataupun diri sendiri,diantaranya :
a.
Berpikiran
positif. Karena dengan pikiran positif, sel – sel dalam tubuh akan lebih aktif
bekerja dan memberikan semangat lebih pada masing-masing individu
b.
Menciptakan
perubahan yang kuat. Tiap individu harus memiliki keyakinan kuat akan apa yang
diinginkan. Gunakan kata “Saya pasti bisa” unuk memotivasi pikiran kita.
c.
Membangun harga
diri. Seseorang yang merasa memiliki harga diri tinggi, pasti akan memiliki
keyakinan pada dirinya sendiri. Dan keyakinan tersebut nantinya dapat berimbas
pada peningkatan kualitas pekerjaan.
d.
Memantapkan
pelaksanaan. Ucapkan dan atur dengan jelas apa yang akan menjadi tujuan dan
harapan.
e.
Menghilangkan
rasa lemah. Berpikirlah bahwa setiap individu memiliki kekuatan yang
berbeda-beda. Yakinlah kalau anda bisa lebih dari yang lain, karena anda tahu
anda mampu
f.
Hilangkan sikap
menunda-nunda. Karena sikap menunda – nunda menimbulkan pemikiran untuk menjadi
individu yang malas.
2.
Kepemimpinan dan
kekuasaan
Kepemimpinan dan kekuasaan
adalah cara atau proses mengarahkan orang lain untuk mencapai suatu tujuan.
Pemimpin atau penguasa harus selalu tahu saat yang tepat untuk kegiatan
pelaksanaan dan berbagai hal yang ada dalam kegiatan tersebut.
Disebutkan dalam Kemendikbud
No, 162/U/2003 peranan pemimpin pendidikan adalah sebagai Personal, Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Social, Leader,
Entrepreneur, dan Climatoryang
disingkat PEMASSLEC. Peranan pemimpin juga sebagai orang yang memiliki
Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi, dan Sosial. Menurut Kouzes
dan Posner, dari banyak sikap pemimpin, ada 4 sikap yang wajib dimiliki
pemimpin, 1) Honest (kejujuran); 2) forward looking (pandangan jauh ke
depan); 3) Inspiring (menginspirasi);
4) Competent (cakap)
Kepemimpinan
yang cocok dilaksanakan di Indonesia adalah kepemimpinan yang berdasarkan
pancasila dan juga berlandaskan pada budaya dan adat bangsa Indonesia.
3.
Pengambilan
keputusan dan penyelesaian masalah
Setiap hal pasti dihadapkan
pada berbagai keputusan dan masalah. Dalam pelaksanaan, suatu keputusan yang
diambil dapat merubah apa yang akan terjadi ke depannya. Dan setiap keputusan
pasti membawa dampak atau masalah yang nantinya juga perlu dipikirkan cara
mengatasi dan menyelesaikannya.Ada 12 model pengambilan keputusan yang biasa
digunakan, yaitu :
a.
Model Mintzberg,
Drucker dan Simon
Menurut
Mintzberg (1976) ada tiga tahap
pengambilan keputusan, yaitu 1) identifikasi 2)pengembangan 3)Pemilihan.
Menurut Drucker ( 1993) ada enam langkah pengambilan keputusan, 1)Identifikasi,
2) analisa masalah, 3)pengembangan alternatif pemecahan, 4) Pemilihan satu
pemecahan, 5) perencanaan tindakan efektif, 6) pemantauan hasil. Menurut Simon
(1997) ada tiga tahap pengambilan keputusan, yaitu 1) Kegiatan inteligen,
2)Kegiatan desain, 3) Kegiatan pemilihan.
b.
Model Rasional
Keputusan
dibedakan menjadi terprogram dan tidak terprogram. Keputusan terprogram adalah
keputusan yang digunakan berkali-kali, misal keputusan pensiun. Keputusan tidak
terprogram adalah keputusan yang diambil dalam situasi rumit atau baru, misal
penanganan bencana alam.
c.
Model Klasik
Keputusan
merupakan proses rasional ketika keputusan diambil dari alternatif terbaik.
Dibagi atas 6 langkah logis, yaitu :
a.
Identifikasi
masalah
b.
Penentuan
alternatif
c.
Penilaian
alternatif
d.
Pemilihan
alternatif
e.
Penerapan
alternatif
f.
Penialaian
keputusan
d.
Model Perilaku
Keputusan diharapkan
dapat memberikan kepuasan. Model ini mempertimbangkan dasar rasionalitas
kontekstual dan rasionalitas respektif.
e.
Model Vroom dan
Yetton
Keputusan diambl
secara rasional dan terpimpin.
f.
Model Carnegie
Keputusan diakui
jika tercipta kepuasan, keterbatasan rasionalistis dan koalisi organisasi.
g.
Model
Kepemimpinan Chung dan Megginson
Pengambilan
keputusan dilakukan secara terpimpin dan terstruktur.
h.
Model
Berdasarkan manfaat
Dasar
pemikirannya adalah 1)mutu keputusan, 2) kreativitas keputusan, 3)Penerimaan
keputusan, 4) pemahaman keputusan, 5)Pertimbangan keputusan, 6)ketepatan
keputusan.
i.
Model
berdasarkan masalah
Menurut model
ini ada tiga tendensi yang dapat merusak keputusan kelompok, yaitu pikiran
kelompok, perubahan berisiko, dan eskalasi kelompok.
j.
Model
berdasarkan lapangan
Banyak digunakan
di lembaga pendidikan, karena warga sekolah juga berhak ikut mengambil
keputusan.
k.
Model Pohon
Masalah
Suatu teknik
pemecahan masalah untuk mengidentifikasi maslah dalam keadaan tertentu. Disusun
dan diperagakan sebagai rangkaian hubungan sebab akibat.
l.
Model Strategis
Hunger dan Wheelen
Merupakan
keputusan jangka panjang. Biasanya dilakukan oleh pemerintah untuk membuat
perencanaan jangka panjang.
4.
Komunikasi
Komunikasi
adalah proes interaksi yang terjadi baik secara personal atau intrapersonal.
Komunikasi amat dibutuhkan dalam pelaksanaan karena komunikasi adalah cara
menyampaikan ide, gagasan, ataupun saran yang nantinya berguna selama
pelaksanaan berlangsung.
5.
Koordinasi
Koordinasi
yang baik antar individu dalam organisasi dibutuhkan agar tidak terjadi
perpecahan atau slah paham dalam mengartikan suatu perintah. Koordinasi juga
dibutuhkan untuk pelaksanaan yang lebih efektif dan efisien.
Ada 3 jenis koordinasi,
yaitu:
a.
Koordinasi
Vertikal
Koordinasi atasan pada
bawahan, atau bawahan kepada atasan
b.
Koordinasi
fungsional
Dilakukan oleh pihak dengan
kedudukan sama antar organisasi atau lembaga
c.
Koordinasi
Instituional
Dilakukan antara atasan atau
pemimpin dengan lembaga yang berhubungan dengan kepentingannya.
6.
Negosiasi dan
konflik
Negosiasi
adalah serangkaian diskusi antar individu maupun kelompok dengan latar belakang
berbeda untuk mencari kesepakatan. Konflik adalah suatu masalah yang timbul
dikarenakan adanya suatu hal yang tidak sesuai dengan situasi. Negosiasi sering
kali dibutuhkan untk menangani suatu konflik, baik ringan maupun berat.
7.
Keterampilan
interpersonal, konseptual dan teknik membangun kepercayaan
Ketiga
hal tersebut salaing berkaitan karena tanpa keterampilan interpersonal yang
baik, seorang individu tidak dapat menciptakan pelaksanaan yang konseptual dan
akan susah mendapat kepercayaan dari orang lain dalam organisasinya.Menurut
Robbins (2000) ada 5 kunci untuk membangun kepercayaan, 1)Integritas, 2)
kompetensi, 3)konsistensi, 4)kesetiaan, 5)keterbukaan atau transparansi.Jika
hal –hal diatas dapat dikondisikan sebagaimana mestinya, suatu pelaksanaan
pasti dapat berjalan dengan baik.
C. Pengaplikasian Actuating
dalam Pendidikan
Dalam pendidikan diperlukan adanya
pengarahan dan pemotivasian seluruh personil dalam lembaga pendidikan yang
diharapkan mampu meningkatkan kualitas kinerjanya. Kegiatan pelaksanaan
pendidikan tersebut antara lain :
1.
Pelaksanaan
manajemen kurikulum
2.
Pelaksanaan
ketenagaan pendidikan (kepegawaian)
3.
Pelaksanaan
pemenuhan sarana prasarana di lingkungan pendidikan
4.
Pelaksanaan
manajemen kemampuan peserta didik
5.
Pengarahan
kegiatan keuangan dan pembiayaan pendidikan
6.
Manajemen
administrasi perkantoran
7.
Pelaksanaan
pengadaan unit-unit penunjang pendidikan
8.
Adanya manajemen
khusus layanan pendidikan
D. Pentingnya Actuating
dalam organisasi pendidikan
Actuating atau pelaksanaan menekankan
pada berhubungan langsung dengan semua orang ang ada di sebuah organisasi.
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik akan menjadi kurang baik jika tidak
diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia
pada pelaksanaan tugas.
Pengoptimalan sumber daya manusia dapat
mengoptimalkan juga sumber daya nonmanusia, yang nantinya digunakan untuk
mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja
dibidangnya dan melaksanakan tugas sesuai dengan kewajiban dan wewenangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar