Selasa, 17 September 2013

Cinta dan Loyalitas Generasi Muda yang Perlu Dipertanyakan Kembali

Dunia sekarang ini semakin maju dan berkembang, bumi pertiwi tempat kita berpijak juga tak luput dari sentuhan arus modernisasi dan westernisasi. Globalisasi terus berdetak disetiap jantung dunia, seperti jarum jam yang selalu berputar dan akan berhenti ketika baterai yang digunakan habis. Begitu juga dengan globalisasi, yag mungkin akan berhenti ketika zaman sudah tak patut dipertahankan lagi dan berganti di zaman yang lain. Dan itulah yang sulit dipredikdi kapan arus globalisasi akan berhenti.
Meskipun arus globalisasi akan berhenti tetap saja akan menjadikan sebuah perubahan di segala sisi kehidupan. Modernisasi dan westernisasi mampu merusak apa yang telah tertanam pada umat manusia yang seharusnya berperilaku sopan, santun, ramah, jujur dan segala sifat akhlaqul karimah lainnya. Zaman yang dikata orang semakin edan, zaman yang secara tidak langsung telah mengikis moral atau karakter remaja Indonesia khususnya.
Kekosongan ruhiyah dan dekadensi moral telah merongrong manusia, ibarat bom waktu yang sesegera mungkin akan meledak eksistensinya dan meluluh lantakkan sendi-sendinya. Hingga tak diragukan lagi jika nanti kerusakan yang ditumbulkan akan jauh lebih besar daripada alat yang mengahancurkannya.
Dan haruslah kita sebagai umat muslim yang berkeyakinan Tuhan hanya satu yaitu Allah SWT yang memberi jalan untuk mencari keselamatan dari jurang petaka ini dengan kembali patuh dan menghambakan diri kepada-Nya, serta menjalankan syariat agama islam sebagai agama fitrah yang lurus dan benar.
Begitu juga kita sebagai warganegara Indonesia yang menganut ideologi terbuka pancasila dengan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang artiya kita harus percaya, yakin bahwasanya ada Tuhan yang mengatur kehidupan ini dan memberikan serangkaian aturan yang harus dijalankan agar tidak menjadi golongan yang kafir.
Islam adalah agama yang sempurna. Tertuang pada kitab Allah yang sempurna pula, yaiyu Al-Qur’an. Maka wajiblah kita sebagai muslimah dan muslimin untuk taat dan patuh terhadap Allah SWT. Karena garis-garis kesitimewaan seorang muslim terletak pada seberapa besarkah seorang mulim loyal pada Islam. Bagaimana seorang muslim menjalankan dan mengamalkan syariat-syariat islam, bertindak sesuai akhlakuk karimah dst.
Sahabat, cobalah bertanyalah pada orang lain, kepada siapa seharusnya kita memberikan loyalitas, cinta dan perbuatan kita? Dan jawaban yang paling tepat adalah kepada Allah SWT .
Bom waktu yang kusebut westernisasi dan modernisasi semakin berdetik waktunya. Dan kelak pasti akan meledak juga. Meskipun sekarang ini belum meledak, namun getaran-getaran sebelum meledak sudah terasa. Bagaimana tidak?
Tengoklah apa yang ada di sekitar kita. Bagaimana cara wanita sekarang berdandan, bagaimana cara mereka berpakaian, berbahasa dan bersikap. Bertanyalah, kepada siapa para remaja yang mengaku muslim memberikan loyalitas dan cinta mereka? Bukan pada Allah SWT, bukan pula pada orang tua mereka, melainkan pada kekasih mereka. Kekasih yang sejatinya hanyalah semu karena Allah SWT telah menyiapkan kekasih sejati untuk umatnya  di surga.
Cinta dan loyalitas yang menjadi hal terpenting dalam hidup sudah mulai mengalami pergeseran. Cinta yang seharusnya ditujukan kepada Allah SWT dan orang tua kini berganti kepada pacar. Bukanlah hal yang tabu jika sekarang ini banyak gadis yang merelakan harga diri mereka atas nama cinta dan loyalitas. Tidak sedikit pula kaum muslim yang menginjak remaja kini mulai berubah caraya bersika yang mengindahkan aturan bermasyarakat bahkan agama.
Sahabat, Rasulullah pernah bersabda, “sesungguhnya Allah tidak melihat rupa-rupa dan harta-harta kalian, tapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian“. Sebab, jika hati bersih maka organ-organ tubuh lainnya menjadi lurus dan tunduk pada apa yang diperintahkan Allah SWT. Sehingga perbuatan dapat sejalan dengan keridhaan Allah SWT.
Betapa kecewanya orang tua jika melihat anaknya menjadi nakal karena pergaulan di luar, padahal orang tua memberikan  kebebasan agar anaknya dapat leluasa berinteraksi dengan lingkungan. Dan tentunya orang tua memberikan pendidikan melalui keluarga dengan sebuah nasihat atau larangan, meskipun kadar dari masing orang tua berbeda.
Faktanya dilapangan, banyak generasi muda yang menyalahgunakannya. Betapa banyak kaum muslimin sekarang yang menghambur-hamburkan banyak uang untuk bisa membeli produk yang diinginkan agar tidak dianggap ketiggalan trend mode.
Sungguh, Allah tidak melihat dari apa yang melekat pada diri kita. Bukan mahalnya baju,kosmetik, rumah mewah, kendaraan mewah, harta yang dimilki, dll yang bersifat metarial belaka. Ingatlah, Allah SWT melihat apa yang melekat dan teratanam dalam hati dan jiwa kita, yitu aklakhul karimah atau akhlakhul mahmudah.
Sahabat, usia remaja adalah usia dimana kita menata hati dan pikiran untuk memperbanyak ilmu pengetahuan, belajar yang rajin untuk meraih mimpi. Usia dimana kita harus menjaga sikap, tingkah laku dan tutur kata agar tidak terjerumus ke dalam lubang kenistaan. Sebelum bom waktu itu meledak, haruslah kita mempertebal iman dan berusaha berada di jalan yang benar. Dengan mencintai Allah SWT dan orang tua, setia pada islam dan menjalankan syariatnya.

Tidak ada komentar: