Dunia sekarang ini semakin maju dan berkembang,
bumi pertiwi tempat kita berpijak juga tak luput dari sentuhan arus modernisasi
dan westernisasi. Globalisasi terus berdetak disetiap jantung dunia, seperti
jarum jam yang selalu berputar dan akan berhenti ketika baterai yang digunakan
habis. Begitu juga dengan globalisasi, yag mungkin akan berhenti ketika zaman
sudah tak patut dipertahankan lagi dan berganti di zaman yang lain. Dan itulah
yang sulit dipredikdi kapan arus globalisasi akan berhenti.
Meskipun arus globalisasi akan berhenti
tetap saja akan menjadikan sebuah perubahan di segala sisi kehidupan. Modernisasi
dan westernisasi mampu merusak apa yang telah tertanam pada umat manusia yang seharusnya
berperilaku sopan, santun, ramah, jujur dan segala sifat akhlaqul karimah
lainnya. Zaman yang dikata orang semakin edan,
zaman yang secara tidak langsung telah mengikis moral atau karakter remaja
Indonesia khususnya.
Kekosongan ruhiyah dan dekadensi moral
telah merongrong manusia, ibarat bom waktu yang sesegera mungkin akan meledak
eksistensinya dan meluluh lantakkan sendi-sendinya. Hingga tak diragukan lagi
jika nanti kerusakan yang ditumbulkan akan jauh lebih besar daripada alat yang
mengahancurkannya.
Dan haruslah kita sebagai umat muslim
yang berkeyakinan Tuhan hanya satu yaitu Allah SWT yang memberi jalan untuk
mencari keselamatan dari jurang petaka ini dengan kembali patuh dan
menghambakan diri kepada-Nya, serta menjalankan syariat agama islam sebagai
agama fitrah yang lurus dan benar.
Begitu juga kita sebagai warganegara
Indonesia yang menganut ideologi terbuka pancasila dengan sila pertama
Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang artiya kita harus percaya, yakin bahwasanya ada
Tuhan yang mengatur kehidupan ini dan memberikan serangkaian aturan yang harus
dijalankan agar tidak menjadi golongan yang kafir.
Islam adalah agama yang sempurna.
Tertuang pada kitab Allah yang sempurna pula, yaiyu Al-Qur’an. Maka wajiblah
kita sebagai muslimah dan muslimin untuk taat dan patuh terhadap Allah SWT.
Karena garis-garis kesitimewaan seorang muslim terletak pada seberapa besarkah
seorang mulim loyal pada Islam. Bagaimana seorang muslim menjalankan dan
mengamalkan syariat-syariat islam, bertindak sesuai akhlakuk karimah dst.
Sahabat, cobalah bertanyalah pada orang
lain, kepada siapa seharusnya kita
memberikan loyalitas, cinta dan perbuatan kita? Dan jawaban yang paling
tepat adalah kepada Allah SWT .
Bom waktu yang kusebut westernisasi dan
modernisasi semakin berdetik waktunya. Dan kelak pasti akan meledak juga.
Meskipun sekarang ini belum meledak, namun getaran-getaran sebelum meledak
sudah terasa. Bagaimana tidak?
Tengoklah apa yang ada di sekitar kita.
Bagaimana cara wanita sekarang berdandan, bagaimana cara mereka berpakaian,
berbahasa dan bersikap. Bertanyalah, kepada siapa para remaja yang mengaku
muslim memberikan loyalitas dan cinta mereka? Bukan pada Allah SWT, bukan pula
pada orang tua mereka, melainkan pada kekasih mereka. Kekasih yang sejatinya
hanyalah semu karena Allah SWT telah menyiapkan kekasih sejati untuk umatnya di surga.
Cinta dan loyalitas yang menjadi hal
terpenting dalam hidup sudah mulai mengalami pergeseran. Cinta yang seharusnya
ditujukan kepada Allah SWT dan orang tua kini berganti kepada pacar. Bukanlah
hal yang tabu jika sekarang ini banyak gadis yang merelakan harga diri mereka
atas nama cinta dan loyalitas. Tidak sedikit pula kaum muslim yang menginjak
remaja kini mulai berubah caraya bersika yang mengindahkan aturan bermasyarakat
bahkan agama.
Sahabat, Rasulullah pernah bersabda, “sesungguhnya Allah tidak melihat rupa-rupa
dan harta-harta kalian, tapi Dia melihat hati dan perbuatan kalian“. Sebab,
jika hati bersih maka organ-organ tubuh lainnya menjadi lurus dan tunduk pada
apa yang diperintahkan Allah SWT. Sehingga perbuatan dapat sejalan dengan
keridhaan Allah SWT.
Betapa kecewanya orang tua jika melihat
anaknya menjadi nakal karena pergaulan di luar, padahal orang tua memberikan kebebasan agar anaknya dapat leluasa
berinteraksi dengan lingkungan. Dan tentunya orang tua memberikan pendidikan
melalui keluarga dengan sebuah nasihat atau larangan, meskipun kadar dari
masing orang tua berbeda.
Faktanya dilapangan, banyak generasi
muda yang menyalahgunakannya. Betapa banyak kaum muslimin sekarang yang
menghambur-hamburkan banyak uang untuk bisa membeli produk yang diinginkan agar
tidak dianggap ketiggalan trend mode.
Sungguh, Allah tidak melihat dari apa
yang melekat pada diri kita. Bukan mahalnya baju,kosmetik, rumah mewah,
kendaraan mewah, harta yang dimilki, dll yang bersifat metarial belaka. Ingatlah,
Allah SWT melihat apa yang melekat dan teratanam dalam hati dan jiwa kita, yitu
aklakhul karimah atau akhlakhul mahmudah.
Sahabat, usia remaja adalah usia dimana
kita menata hati dan pikiran untuk memperbanyak ilmu pengetahuan, belajar yang
rajin untuk meraih mimpi. Usia dimana kita harus menjaga sikap, tingkah laku
dan tutur kata agar tidak terjerumus ke dalam lubang kenistaan. Sebelum bom
waktu itu meledak, haruslah kita mempertebal iman dan berusaha berada di jalan
yang benar. Dengan mencintai Allah SWT dan orang tua, setia pada islam dan
menjalankan syariatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar