A.
Perubahan
Fisik
a. Tinggi
dan Berat Badan
Di
masa kanak-kanak awal rata-rata anak bertambah 2.5 inci dan bertambah 5 hingga
7 pon setiap tahunnya. Ketika usia anak bertambah, presentase peningkatan
tinggi dan berat badan tubuh menurun setiap tahunnya (Darrah, Senthilselvan,
& Magill-Evans, 2009, dalam buku Life Span). Selama usia prasekolah, baik
anak laki-laki maupun anak perempuan terlihat lebih kurus karena tungkai mereka
bertambah tinggi. Selama usia prasekolah ini pertambahan lemak tubuh juga
emnurun secara tetap. Bayi yang gemuk sering kali terlihat lebih kurus di akhir
masa kanak-kanak awal.Anak eprempuan memiliki jaringan lemak yang lebih banyak
dibandingkan anak laki-laki, sementara dibandingkan anak perempuan, anak
laki-laki lebih banyak memiliki jaringan otot.
b. Otak
Perkembangan
otak dan berbagai bagian lain dari system saraf secara terus menerus merupakan
salah satu hal terpenting di masa kanak-kanak awal. Otak anak-anak mengalami
perubahan anatomi secara drastis antara usia 3 hingga 15 tahun. Para peneliti
telah menemukan bahwa pada usia 3 hingga 6 tahun, pertumbuhan yang paling cepat
terjadi di area lobus frontal yang melibatkan tindakan pencernaan dan
pengorganisasian, dan mempertahankan atensi terhadap tugas (Diamond, Casey,
& Munakata, 2011; Gogtay & Thompson, 2010, dalam buku Life Span).
2. Perkembangan
Motorik
a. Keterampilan
Motorik Kasar
Seorang anak prasekolahtidak lagi
berusaha keras hanya untuk berdiri tegak dan berjalan berkeliling. Ketika
anak-anak dapat melangkahkan kakinya secara lebih yakin dan bertindak dengan
tujuan tertentu dengan sendirinya anak-anak akan melakukan aktifitas bekeliling
di lingkungannya (Edward & Sarwark, 2005; Gallahue & Ozmun, 2006)
Ketika anak berusia 3 tahun anak gemar
melakukan gerakan-gerakan sederhana, seperti melompat serta berlari kedepan dan
kebelakang, pada usia 4 tahun anak-anak masih menikmati berbagai aktifitas
sejenis, namun kini mereka menjadi lebih ebrani. Ketika berusia 5 tahun, anak-anak
mengembangkan jiwa petualang yang lebih besar lagi dibandingkan mereka berusia
4 tahun.
b. Keterampilan
Motorik Halus
Anak pada usia 3 tahun, kadang-kadang
anak sudah mampu mengenali objekobjek yang paling kecil dengan menggunakan ibu
jaridan telunjuknya, meskipun masih canggung. Anak usia tiga tahun mampu
bermain puzzle sederhana. Anak usia 4 tahun, mulai memperlihatkan kemajuan yang
bersifat substansial dan ia menjadi lebih cermat. Ketika anak berusia 5 tahun,
koordinasi motorik halus anak-anak telah memperlihatkan kemajuan yang lebih
jauh lagi.Tengan, langan, dan tubuh, semuanya bergerak dibawah komando mata.
PERKEMBANGAN FISIK DAN OTAK
PADA ANAK
|
||
NO
|
UMUR 2 s/d 4 TAHUN
|
|
1
|
Otak berkembang ¾ dari
ukuran otak manusia dewasa
|
Perkembangn otak mencapai
95% dari ukuran otak manusia dewasa
|
2
|
Ukuran kepala lebih relatif
besar untuk ukuran tubuh sang anak
|
Ukuran kepala mulai mengecil
dan menyesuakand engan ukuran tubuh
|
3
|
Pertambahan lemak pada
anakmasih banyak sehingga anak terlihat gemuk
|
Pertamabahan lemak pada anak
mulai berkurang sehingga terlihat lebih kurus
|
PERKEMBANGAN SARAF MOTORIK PADA ANAK
|
UMUR
|
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR
|
PERKEMBANGANMOTORIK HALUS
|
2 s/d 4
|
Anak mulai bisa melakukan
gerakan-gerakansederhana seperti melompat serta berlari
|
Anak bisa membangun menara
yang tinggi dari balok dengan mudah walaupun bentuknyakurang setabil
|
4 s/d 7
|
Anak mulai mampu berlari
kencang dan menyukai aktifitas yang mendebarkan
|
Anak kesulitan membangun
menara dari balok karena mereka ingin menata balok dengan benar agar menara
menjadi setabil
|
3. Tidur
Para
ahli merekomendasikan agar anak-anak tidur selama 11 hingga 13 jam setiap malam
(National Sleep Foundation, AS, 2010, dalam buku Life Span). Anak-anak yang mengalami
sulit tidur merupakan hal yang biasa terjadi.Dalam penelitian terbaru menemukan
bahwa penolakan terhadap waktu tidur yang dilakukan oleh anak-anak terkait
dengan masalah perilaku atau hiperaktivitas pada anak-anak (Carvalho Boss, dkk,
2009, dalam buku Life Span).
4. Nutrisi
dan Olahraga
1. Anak
Obesitas
Kelebihan
berat badan menjadi masalah yang serius di kanak-kanak awal. Di Amerika
Serikat, terlalu banyak anak-anak ekcil yang dibesarkan dnegan makanan yang
tinggi kadar lemak. Kehidupan anak-anak yang seharusnya dipusatkan pada
berbagai aktivitas, bukan hanya makanan saja.Anak-anak tidak memeperolah
latihan fisik atau kegiatan bergerak yang memadai.
2. Olahraga
Berikut
adalah studi penelitian terbaru yang memepelajariolahraga dan aktivitas pada
kanak-kanak awal :
·
Observasi anak-anak
prasekolah usia 3-5 tahun selama bermain di luar ruangan mengungkap bahwa
anak-anak sebagian besar hanya bersantai dan kurang melakukan aktifitas luar
ruangan
·
Aktifitas fisik
anak-anak prasekolah diperkuat oelh keterlibatan anggota keluarga dalam
kegiatan berolahraga bersama dan oleh persepsi orang tua bahwa anka-anak aman
bermain diluar ruangan
·
Kurikulum aktivitas
fisik yang memadukan “bermain dna belajar” meningkatkan level aktifitas anak
usia 3 hingga 5 tahun di program prasekolah setengah hari.
5. Malnutrisi
pada Anak-Anak dari Keluarga Sosial-Ekonomi Rendah
Malnutrisi
pada anak menjadi perhatian penting karena banyak anak usia prasekolah
mengalami malnutrisi sehingga membahayakan kesehatan mereka. Salah satu
malnutrisi yang paling umum dihadapi kanak-kanak awal adalah masalah anemia
yang etrkait dengan kekurangan zat besi, yang dapat emngakibatkan kelelahan
kronis.Hal ini disebabkan karena kurangnya konsumsi sayuran hijau dan daging.
6. Penyakit
dan Kematian
Penyakit
yang paling fatal dialami usia masa kanak-kanak awal adalah ketika mereka
mengalamai cacat lahir, kanker, dan penyakit jantung. Selain itu kecelakaan
juga menjadi salah satu factor penyebab kematian pada anak-anak.Kekurangan gizi
juga dapat mempengaruhi perkembangan anak. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi
adalah kemiskinan, gelandangan, rokok, polusi udara, keracunan yang dapat
mengakibatkan gangguan fisik, kognitif, dan perilaku.
B.
Perubahan
Kognitif
1. Tahap
Praoperasional Piaget
Tahap praoperasional menurut Piaget
merupakan tahapan yang berlangsung dari usia 2-7 tahun. Dalam tahap ini,
anak-anak mulai merepresentasikan dunia dengan menggunakan kata-kata, bayangan,
dan gambar.Anak-anak membentuk konep stabil dan mulai bernalar selain itu aspek
kognitif didominasi oleh egosentrisme dan keyakinan magis.
Label praoperasional memberi penekanan
bahwa anak belum melakukan operasi (operation),
yaitu aktivitas mental yang dibalik, yang memungkinkan anak-anak untuk
membayangkan hal-hal yang dulunya hanya dapat dilakukan secara fisik. Contohnya
adalah membayangkan operasi penambahan dan pengurangan.Sedangkan pemikiran
praoperasional adalah awal dari kemampuan melakukan rekonstruksi dalam
pemikiran terhadap hal-hal yang telah dicapai dalam bentuk perilaku.Tahap
praoperasional dibagi menjadi dua subtahapan yaitu subtahap fungsi simbolik dan
subtahap fungsi intuitif.
a. Subtahap
Fungsi Simbolik (Symbolic Function Substage)
Merupakan
subtahap pertama dari pemikiran praoperasional yang terjadi antara usia 2-4
tahun. Dalam subtahap ini, anakmemperoleh kemampuan untuk membayangkan
penampilan objek yang tidak ahdir secara fisik. Anak usia 2-4 tahun menggunakan
coretan-coretan untuk mempresentasikan manusia, rumah, mobil, awan, dsb. Anak
menggunakan bahasa dan terlibat dalam permainan pura-pura.Pada subtahap ini
pemikiran anak terbatas pada egosentrisme dan animism.
Egosentrisme
(egocentrims) adalah ketidakmampuan
membedakan antara perspektif dirinya dan perspektif orang lain. Paget dan
Barbel (1969) mempelajari egosentrime pada anak kecil dengan membagi tugas
mengenai tiga gunung.Animisme (animism)
adalah keyakinan bahwa benda-benda mati memiliki kualitas yang seolah-olah
hidup dan mampu beraksi. Seorang anak
kecil memperlihatkan pemikiran animismenya ketika mengatakan, “Pohon itu mendorong
daun, sehingga daunnya jatuh,” atau “Trotoar itu membuat saya marah;trotoar itu
menyebabkan saya terjatuh”. Seorang anak kecil yang menggunakan animism sulit
membedakan antara peristiwa-peristiwa yang tepat bagi penggunaan perpektif
manusia dan bukan manusia.Hal ini dikarenakan seorang anak kecil tidak terlalu
menaruh perhatianpada realitas.Hasil gambar mereka bersifat khayalan dan
berdaya-cipta.
Untuk menguji kemampuan anak untuk melihat dari perspektif orang lain,
Piaget mendesain penelitian yang dikenal dengan the three-mountain task atau
tugas tiga gunung seperti pada gambar dibawah ini:
Dimana si anak duduk di depan meja menghadap tiga tumpukan tanah yang
berbentuk gunung dengan ukuran yang bervariasi. Kemudian sebuah boneka
ditempatkan di kursi yang berhadapan dengan sang anak. Para periset kemudian
menanyakan kepada anak tersebut apa yang dilihat oleh si boneka. Piaget
menemukan bahwa, biasanya si anak akan menjawabnya dengan mendeskripsikan
gunung tersebut dari sudut pandangnya saja. Piaget melihat hal ini sebagai
bukti bahwa anak praoperasional tidak dapat membayangkan berbagai sudut
pandangan yang berbeda.
b. Subtahap
Berpikir Intuitif
Subtahap
ebrpikir intuitif merupakan subtahap kedua dari berpikir praoperasional dan
berlangsung ketika anak berusia antara 4-7 tahun. Pada subtahap ini anak mulai
menggunakan penalaran primitive dan ingin mengetahui jawaban atas segala
pertanyaan yang ia ajukan.sebagai contoh, Tommy, seoranga nak berusia 4 tahun
dan berada pada subtahap berpikir intuitif. Meskipun ia mulai mengembangkan
ide-idenya sendiri mengenai dunia dimana ia tinggal, idenya masih sederhana,
dan ia belum terlalu baik untuk menyelesaikan masalah.Tommy mengalami keuslitan
dalam memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi namun tidak dapat dilihatnya.
Fantasinya kurang berkaitan dengan realitas.
Pada
usia 5 tahun anak-anak akan membuat orang dewasa kelelahan karena banyak
mengajukan pertanyaan “mengapa”. Pertanyaan-pertanyaan “mengapa” menunjukkan
munculnya minat terhadap penalaran dan berusaha memahami mengapa berbagai hal
berlangsung seperti adanya.Contohnya ketika anak bertanya,”Mengapa daun
jatuh?”, “Mengapa matahari bersinar”.
Oleh
Piaget subtahap ini disebut intuitif karena anak-anak kecil tampak yakin
terhadap pengetahuan dan pemahamannya meskipun mereka belum menyadari bagaimana
mereka mengetahui hal-hal yang mereka ketahui itu.Kesimpulannya, anak-anak
mengetahui sesuatu namun mengetahuinya tanpa pemikiran rasional.
Pemusatan dan
Keterbatasan Pemikiran Praoperasional
Salah
satu keterbatasan pemikiran praoperasional adalan Pemusatan (centration), yakini memusatkan atensi
pada sebuah karakteristik sehingga mengesampingkan karakteristk yang
lainnya.Pemusatan adalah gejala yang paling jelas munculpada anak-anak kecil
yang belum memiliki konservasi (conservation),
yakni kesadaran bahwa mengubah suatu objek atau suatu substansi tidak mengubah
property dasarnya.
Contohnya,orang
dewasa pasti emmahami betul bahwa jumlah cairan akan tetap sama meskipun bentuk
wadahnya berbeda-beda. Hal ini berbeda dengan anak ekcil, karena anak kecil
lebih memfokuskan pada bentuk wadah sehingga mengesampingkan karakteristik
lainny.
Dalam percobaan ini, peneliti menunjukkan dua
gelas mirip yang berlingkaran lebar dan pendek yang keduanya diisi dengan
jumlah air yang sama, dan kemudian si anak melihat peneliti menuangkan air pada
salah satu gelas yang berlingkaran lebar dan pendek tadi ke dalam satu gelas
yang berukuran kecil dan tinggi. Kemudian peneliti bertanya gelas manakah yang
mengandung air lebih banyak, kemudian si anak menunjuk ke arah gelas yang
berukuran berlingkaran kecil dan tinggi.
2. Teori
Vygotsky’s
Menurut
Vygotsky anak-anak menyusun pengetahuannya melalui inetraksi sosial. Dan mereka
menggunakan bahasa tidak hanya untuk berkomunikasi dengan yang lain namun juga
untuk merencanakan, mengarahkan dan memonitor tingkah lakunya sendiri untuk
memcahkan masalah-masalahnya. Teori ini menyatakan bahwa dalam pengasuhan orang
dewasa sebaiknya menilai dan menggunakan Zone
of Proximal Development (ZPD) kepada anak, yakni suatu jajaran tugas-tugas
yang sulit bagi anak untuk dikuasai sendiri namun dapat dipelajari melalui
bimbingan dan bantuan orang dewasa atau anak-anak lain yang lebih terampil. ZPD
ini dibagi atas batasan-batasan, yakni batasan bawah Level ketrampilan yang
mampu diraih dengan bekerja sendiri. Batas atas adalah level tanggunga jawab
tambahan yang dapat diterima anak dengan dibantu oleh instruktur yang mampu.
Selanjutnya,
teori ini juga menyarankan adanya Scaffolding.Artinya
menghadirkan orang yang lebih terampil secara bertahap mengubah level dukungan
di dalam ranglaian sesi pengajaran disesuaikan dengan level performa siswa.
Bahasa
dan Pemikiran Vygotsky berkeyakinan bahwa anak-anak yang menggunakan private speech dalam jumlah banyak
adalah anak-anak yang meiliki kompetensi sosial dibandingkan mereka yang
tidak.Bagi Vygotsky ketika anak-anak berbicara sendiri mereka sebenarnya sedang
menggunakan bahasa untuk memerintah perilakunya sendiri dan mengarahkan
dirinya.Contoh, seorang anak yang sedang mengerjakan puzzle “potongan yang
harus aku gabungkan pertama kali? Pertama-tama aku akan mencoba dengan potongan
berwarna biru. Sekarang aku mencoba potongan berwarna hijau. Oh tidak yang
hijau tidak cocok, aku akan mencobanya disini”. Para peneliti juga telah
mendukung dan menemukan pandangan Vygotsky bahwa anak-anak yang menggunakan private speech menjadi lebih menjadi
lebih perhatian dan meningkat dibandingkan mereka yang tidak.
Strategi
pengajaran Teori Vygotsky juga diterapkan dalam pendidikan. Berikut adalah
beberap cara dimana teori vygotsky dapat digunakan di dalam kelas:
1. Menilai
ZPD anak. Dapat dilakukan oleh
pengajar dengan cara yang terampil menyajikan tugas-tugas dengan kesulitan yang
bervariasi untuk menentukan level yang terbaik dalama memulai instruksi.
2. Menggunakan
ZPD dalam pengajaran.Mengajar sebaiknya
dengan mengarah pada daerah atas, supaya anak dapat melalui bantuan
serta beranjak ke level keterampilan dan pengetahuan yang lebih tinggi.
3. Menggunakan
kawan sebaya yang terampil sebagai guru. Guru bukan merupakan sumber utama
dalam belajar.
4. Menempatkan
instruksi di dalam konteks yang bermakna. Menyelesaikan rumus-rumus matematika
dengan implikasinya dunia nyata.
5. Mengubah
ruang kelas dengan ide-ide vygotsky. Menerapkan zona interaksi anak dengan
lingkungan dan menggunakan scaffolding
untuk peningkatan literasi para siswa.
Evaluasi
Terhadap Teori Vygotsky. Meskipun teori Vygotsky dianggap sebagai penyempurnaan
terhadap teori Piaget. Teori Vygotsky memiliki beberapa evaluasi, yaitu :
1. Teori
ini tidak terlalu spesifik mengenai perubahan terkait usia
2. Tidak
spesifik menjelaskan perubahan kemampuan sosio-emosi pada anak
3. Terlalu
menekankan bahasa dalam berpikir
4. Penekenan
dalam hal kolaborasi dan bimbingan tidak memungkinkan. Dampaknya beberapa anak
mungkin lebih malas dan mengharapkan bantuan ketika mereka diharapkan dapat
mengerjakan sendiri
Perbandingan Teori
Vygotsky dengan Teori Piaget
PERBEDAAN
|
VYGOTSKY
|
PIAGET
|
Konteks sosio kultural
|
Sangat ditekankan
|
Kurang ditekankan
|
Konstruktivisme
|
Konstruktivis sosial
|
Konstruktivis kognitif
|
Tahap – tahap
|
Tidak ada tahap-tahap perkembangan umum
|
Memberi penekanan yang kuat terhadap tahap-tahap (sensorimotorik,
praoperasional, operasional konkret, operasional formal)
|
Proses kunci
|
ZPD, bahasa, dialog, sejumlah perlengkapan budaya
|
Skema, asimilasi, akomodai, oprasi, konservasi, klasifikasi, penalaran
hipotesis dedukatif-deduktif.
|
Peran bahasa
|
Peran utama; bahasa memainkan peran penting dalam membentuk pikiran
|
Bahasa memiliki peraan miminal, kognisi terutama mengarahkan bahasa.
|
Pandangan mengenai pendidikan
|
Pendidikan memainkan peran penting, membantu anak0anak mempelajari
perlengkapan budaya
|
Pendidikan hanya menghaluskan ketrampilan kognitif anak yang tealh
muncul
|
Implikasi pengajaran
|
Guru sebagai fasilitator dan pembimbing; bukan sebagai pengarah;
meraih kesempatan bagi anak untuk belajar dengan guru dan kawan-kawan
sebayanya yang lebih terampil
|
Guru sebagai fasilitator dan pembimbing bukan pengarah; menyediakan
anak untuk mengeksplorasi dunia mereka dan menemukan pengetahuannya
|
3. Pemrosesan
Informasi
Selama
masa perkembanngan anak usia dini, anak meningkat dalam hal perhatian dan dalam
kecepatan serta efisiensi pengolahan informasi; dan mereka mulai membentuk
memori jangka panjang. Tetap saja, anak kecil tidak mengingat sebaik mereka
yang lebih tua.Untuk satu hal, anak keci cenderung fokus pada detail-detail
pasti dari sebuah peristiwa, yang mudah untuk dilupakan, sedangkan anak-anak
yang lebih tua dan orang dewasa umumnya berkonsentrasi pada intisari
kejadian.Karena kurangnya pengetahuan mereka mengenai kehidupan, bisa jadi
gagal untuk memperhatikan aspek-aspek penting dari suatu situasi, seperti kapan
dan di mana hal itu terjadi, mana yang dapat memicu memori mereka.
1. Proses
Dasar dan Kapasitas
Model
pengolahan informasi menggambarkan tiga tahap dalam memori, yaitu :
a. Pengodean
: proses ketika informasi disiapkan untuk disimpan di tempat penyimpanan jangka
panjang untuk kemudian dipanggil kembali. Seperti meletakkan informasi ke dalam
folder untuk dimasukkan dalam memori; melekat dalam bentuk kode, atau lebel,
mengenai sebuah informasi sehingga memudahkan untuk ditemukan jika diperlukan.
b. Penyimpana
: meletakkan folder dalam lemari arsip.
Penyimpanan informasi dalam memori digunakan untuk kemudian hari.
c. Pemanggilan
kembali : proses bagaimana informasi diakses atau dipanggil kembali dari tempat
penyimpanan memori. Pemanggilan kembali terjadi ketika informasi diperlukan;
anak kemudian mencari berkas dan membawanya ke luar.
Model
pengolahan informasi melukiskan otak yang berisi tiga “gudang penyimpanan”: memori sensoris, memori kerja, dan memori
jangka panjang.
a. Memori
Sensoris : tangki penahan sementara berbagai informasi yang akan datang.
Bagaimanapun, tanpa proses (pengodean), memori sensoris bisa lenyap dengan
cepat.
b. Memori
Kerja : sebuah tempat penyimpanan informasi sementara untuk individu yang aktif
bekerja; mencoba memahami, mengingat atau berpikir tentang sesuatu. Studi
gambaran otak menemukan bahwa memori kerja berada pada bagian korteks
prafrontal, bagian besar dari lobus frontal yanng berada persis di belakang
dahi (C.A. Nelson dkk., 2000)
Pertumbuhan
memori kerja mengizinkan berkembangnya fungsi eksekutif, kontrol kesadaran dari
pikiran, emosi, dan tindakan untuk melakukan tujuann atau memecahkan
permaasalahan.Fungsi eksekutif memungkinkan anak-anak bermain dan mencapai
tujuan yang diarahkan oleh aktivitas mental.Pikiran ini muncul di sekitar
berakhirnya masa tahun pertama infant dan terus berkembang sesuai usianya.
Perubahan fungsi-fungsieksekutif terjadi antara usia 2 dan 5 tahun membantu
anak mengembangkan dan menggunakan aturan-aturan yang kompleks untuk memecahkan
masalah/ (Zelaso dkk., 2003; Zelaso & Muller, 2002).
Berdasarkan
perluasan model yang digunakan, eksekutif sentral mengontrol proses operasi
dalam memori kerja (Baddeley, 1981, 1986, 1992, 1996, 1998). Eksekutif sentral
memesan informasi yang terkode untuk mentransfernya ke memori jangka panjang,
sebuah penyimpanan dengan kapasitas tidak terbatas secara virtual yang menahan
semua informasi dan memori jangka panjang untuk proses selanjutnya.
1) Merekognisi
dan Mengingat
Merekognisi dan mengingat adalah
jenis-jenis dari proses pemanggilan kembali. Merekognisi adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi sesuatuu yang telah dihadapi sebelumnya (sebagai contoh
mengambil sarung tangan yang hilang dari kotak temuan dan kehilangan).Mengingat
adalah kemampuan menghasilkan ulang pengetahuan dari memori.
2) Membentuk
dan Menyimpan Memori Masa Anak
a. Memori
Generik, yang dimulai saat berumur 2 tahun, menghasilkan sebuah naskah, atau
garis-garis besar peristiwa-peristiwa yang sudah familier, berulang, seperti
naik bus ke sekolah atau makan siang di rumah nenek. Hal ini membantu anak-anak
mengetahui apa yang diharapkan dan bagaimana bertindak.
b. Memori
Episodik mengacu paada kesadaran memiliki pengalaman pada peristiwa tertentu
atau episode pada waktu dan tempat yang khusus. Anak kecil mengingat lebih
jelas kejadian yang baru buat mereka. Memberikan kapasitas memori yang terbatas
pada anak kecil, memori episodik bersifat sementara. Kecuali mereka mengingat
beberapa kali (jika mereka mentransfernya ke memori generik), selama beberapa
minggu atau bulan, lalu akan lenyap (Nelson, 2005).
c. Memori
Autobiografis, jenis memori episodik, yang mengacu pada pengalaman tertentu
yang membentuk sejarah hidup seseorang. Tidak semua hal dalam memori episodik
menjadi bagian dari memori autobiografis—hanya memori-memori istimewa, memiliki
arti khusus bagi anak (Fivush & Nelson, 2004). Memori autobiografis umumnya
muncul antara usia 3 dan 4 tahun (Howe, 2003; Fivush & Nelson, 2004; Nelson
& Fivush, 2004).
Penjelasan
untuk munculnya memori autobiografis yang relatif lambat datangnya adalah bahwa
anak tidak dapat menyimpan di dalam memori peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan kehidupan mereka hingga mereka bisa mengembangkan konsep diri (Howe,
2003; Howe & Courage, 1993, 1997; Nelson & Fivush, 2004).
3) Pengaruh
Pada Daya Ingat
Faktor
yang mempengaruhi daya ingat pada anak:
a. Keunikan
dari setiap kejadian yang dialami
b. Dampak
emosional
c. Partisipasi
aktif anak
d. Kesadaran
diri
e. Komunikasi
orang dewasa dengan anak-anak tentang berbagai pengalaman berpengaruh kuat pada
memori autobiografis sebaik pada keterampilan kognitif dan bahasa.
Investigator
yang dipengaruhi oleh teori sosial budaya Vygotsky mendukung model interaksi
sosial, yang mengatakan bahwa anak memadukan susunan memori autobiografis
dengan oranng tua atau orang dewasa yang lain mereka berbagi pengalaman. Orang
tua cenderung memiliki gaya yang konsisten ketika berbicara dengan anak-anak
tentang berbagai pengalaman (Fivush & Hadenn, 2006). Ketika anak terjebak,
orang dewasa dengan gaya elaborasi yang rendah mengulangi kembali pernyataan
atau pertanyaan mereka sendiri selanjutnya. Dalam sebuah studi, anak berusia 2
½ dan 3 ½ tahun yang ibunya dilatih menggunakan teknik bicara dengan elaborasi
tinggi ketika bicara dengan anak-anak mereka, mampu memanggil kembali memori
yang lebih banyak daripada ibu yang tidak dilatih (Reese & Newcombe,
2007).Ibu cenderung berbicara sungguh-sungguh pada anak perempuan dibandingkan
pada anak laki-laki.Penemuan ini bisa menjelaskan mengapa perempuan cenderung
lebih detail, mengingat lebih jelas pengalaman masa kecil dibandingkan
laki-laki (Fivush & Haden, 2006; Nelson & Fivush, 2004).
Hubungan
antara elaborasi, bimbingan orang tua dalam mengingat dan memori autobiografis
anak telah direplikasi secara luas dan lintas budaya.Bagaimanapun, ibu pada
budaya keluarga kelas menengah Barat cenderung lebih elaboratif dibandingkan
ibu-ibu yang bukan dari budaya Barat (Fivush & haden, 2006).
C.
Perkembangan
Bahasa
1. Memahami
Fonologi dan Morfologi
Pada usia 3 tahun anak mulai dapat
mengucapkan semua bunyi vokal dan sebagian besar konsonan. Ketika anak-anak
sudah melampaui ungkapan yang terdiri dari dua kata, mereka mendemonstrasikan
pengetahuan mengenai morfologi.Anak-anak mulai menggunakan bentuk kata plural
maupun kata kepunyaan untuk benda. Beberapa bukti tebaik yang memperlihatkan
perubahan anak dalam menggunakan aturan morfologi adalah dalam overgeneralisasi
mereka terhadap aturan-aturan, seperti ketika seorang anak prasekolah
mengatakan “foot” dan bukan “feet” atau “goed” dan bukan “went”.
Pada eksperimen yang dilakukan oleh Jean Berko yaitu dengan menyajikan
kartu-kartu pada anak dan Berko membacakan kata yang ada pada kartu tersebut
dan anak diminta untuk melengkapi kata-kata yang hilang.Meskipun jawaban
anak-anak tidak sempurna, jawaban itu bukan sekedar bersifat kebetulan.Yang
mengesankan dari sudi Berko ini ialah kata-kata yang disusun utuk
eksperimen.Dengan demikian, anak-anak tidak dapat mendasarkan respons mereka
pada ingatan terhadap kata yang mereka dengar di masa lalu.Karena mereka tidak
dapat membentuk plural dari kata yang belum pernah mereka dengar sebelumnya,
maka hal ini membuktika bahwa mereka mengetahui aturan morfologi.
2. Kosakata
Pesatnya pemahaman kosakata bisa terjadi
mealui pemetaan cepat. Pemetaan cepat sendiri ialah suatu proses saat anak-anak
menyerap arti dari kata-kata bafru setelah sekali mendengarkan atau dua kali
dalam suatu percakapan. Ahli linguistik kurang yakin dengan pemetaan cepan tapi
tampaknyaanak-anak menggambar apa saja yang merek tahu tentang aturan untuk
membentuk kata, mengenai persamaan kata, konteks segera, dan subjek yang
dibahas. Pada anak usia 3 dan 4, merek mampu mengatakan ketika dua kata mengacu
pada objek dan tindakan yang sama.
3. Tata
Bahasa dan Sintaksis
Pada usia 3 tahun anak umumnya mulai
menggunakan bentuk jamak, kata ganti milik, dan masa lampau serta tahu
perbedaan antara menggunakan aku, kamu, dan kita. Anak usia 4 tahun menggunakan
kalimat yang kompleks dan menggunakan anak kalimat. Mereka juga dipengaruhi
oleh kelompoknya.Ketika anak berinteraksi dengan kelompoknya yang memiliki
ketrampilan berbahasa yang kuat, hasil ini kecil, tapi memiliki dampak positif
pada bahasa mereka sendiri. Di usia yang menginjak 5 sampai 7 tahun, perkataan
anak serring terdengar seperti orang dewasa dengan kalimat yang panjang dan
kompleks. Mereka menggunakan kata hubung, kata depan, dan artikel.
4. Pragmatik
dan Bicara Sosial
Pragmatik ialah pengetahuan praktis yang
dibutuhkan untuk menggunakan bahasa untuk tujuan komunikatif agar mengetahui
bagaimana bertanya tentang sesuatu, mengatakan sebuah cerita, atau bahan
candaan, bagaimana memulai dan
melanjutkan sebuah percakapan dan lain sebagainya. Semua aspek tersebut
merupakan bicara sosial.Bicara sosial sendiri adalah bicara yang mmeiliki
tujuan untuk bisa dipahami oleh pendengar. Kebanyakan pada anak usia 5 tahun
mereka mampu mengadaptasi apa yang mereka katakan pada apa yang diketahui
pendengarnya.
5. Percakapan
Sendiri
Percakapan sendiri ialah bicara pada
diri sendiri tanpa berkomunikasi dengan orang lain. Piaget (1962/1934) melihat
percakapan pada diri sndiri adalah sebagai tanda ketidakmatangan
kognitif.Vygotsky (1962/1934) tidak melihat bicara dengan diri sendiri sebagai
sifat egosentris.Dia melihat bentuk-bentuk komunikasi khusus; bicara dengan
diri sendiri. Percakapan diri sendiri cenderung meningkat saat anak-anak
mencoba memecahkan permasalahan atau mengerjakan tgas yang sulit, terutama
tanpa bimbingan oran dewasa. Oleh karena itu, Vygotsky mempertimbangkan
kebutuhan percakapan diri sendiri sebagai tingkat universal pada perkembangan
kognitif, sebuah studi menemukan perbedaan mendasar pada individu, saat
anak-anak menggunakan beberapa di antaranya atau tidak sama sekali.
6. Perkembangan
Bahasa yang Terlambat
Masalah
pendengaran, abnormalitas pada wajah dan kepala mugkin berasosiasi dengan
keterlambatan bahasa dan bicara, seperti kelahiran prematur; sejarah keluarga;
faktor sosial ekonomi; dan keterlambatan perkembangan yang lain. Anak- anak
dengan keterlambatan berbahasa mengkin memiliki masalahn dengan kecepatan
pemetaan, mereka perlu mendengar kata-kata baru lebih sering daripada anak-anak
lain sebelum mereka menyatukan ke dalam kosakata. Bagaimanapun, beberapa anak
dengan keterlambatan bahasa, jika tidak ditangani akan mengalami konsekuensi
perkembangan kognitif, sosial dan emosional yang lama.
7. Persiapan
Untuk Literasi
Kemunculan
literasi mengacu pada perkembangan ketrampilan anak prasekolah dalam
pengetahuan dalam pengetahuan dan sikap yang mendasari membaca dan
menulis.Ketrampilan sebelum membaca dibagi atas dua jenis yaitu kemampuan
membaca oral seperti kosakata, sintaksis, struktur bertutur, dan pemahaman
terhadap bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi; dan kemampuan bersuara
khusus yang membantu pengodean kata-kata yang dicetak. Lebih jauh, keberhasilan
literasi dan akademis anak-anak didahuluyi oleh keterampilan bebahasa,
pengetahuan fonologi dan sintaksis,identifikasi surat, serta pengetahuan
konseptual menegnai mdia cetak dan fungsinya. Tiga studi longitudinal
mengindikasikan pentingnya ketrampiulan berbahasa dan kesiapan anak memasuki
sekolah bagi anak : kesadaran fonologis, nama huruf dan pengetahuan menegnai
bunyi, serta kecepatan memberi nama pada anak usia TK berkaitan dengan
keberhasilan membaca tingkat pertama dan kedua; lingkungan rumah di masa
kanak-kanak awal mempengaruhi keterampilam berbahasa, sehingga dapat
memprediksi kesiapan anak-anak dalam memasuki sekolah; jumlah huruf yang
diketahui oleh anak-anak di masa TK sangat berkorelasi dengan prestasi membaca
di sekolah menegah atas.
8. Media
dan Kognisi
Di usia 3 tahun, anak merupakan pengguna
aktif media, mudah menaruh perhatian terhadap dialog dan cerita. Pengenalan
pertama pada televisi di tahun pertama kehidupannya mungkin diasosiasikan
dengan minimnya perkembangan kognitif, namun anak pada usia lebih dari 2 tahun
mengenal program yang memiliki kurikulum pengembangan kognitif telah
menunjukkan peningkatan kognitif. Orang tua yang membatasi waktu menonton
televisi, memilih program yang lebih baik, sesuai dengan usia, dan menonton
program tersebut dengan anak mereka dapat memaksimalkan manfaat dari media.
Tabel perkembangan bahasa pad kanak-kanak usia awal
:
No.
|
Hal yang berkembang
|
Bukti Perkembangan
|
1.
|
Memahami Fonologi dan Morfologi
|
Pada usia 3
tahun anak mulai dapat mengucapkan semua bunyi vokal dan sebagian besar
konsonan. Ketika anak-anak sudah melampaui ungkapan yang terdiri dari dua
kata, mereka mendemonstrasikan pengetahuan mengenai morfologi. Anak-anak
mulai menggunakan bentuk kata plural maupun kata kepunyaan untuk benda.
Beberapa bukti tebaik yang memperlihatkan perubahan anak dalam menggunakan
aturan morfologi adalah dalam overgeneralisasi mereka terhadap aturan-aturan,
seperti ketika seorang anak prasekolah mengatakan “foot” dan bukan “feet”
atau “goed” dan bukan “went”.
|
2.
|
Kosakata
|
Pada anak usia
3 dan 4, merek mampu mengatakan ketika dua kata mengacu pada objek dan
tindakan yang sama.
|
3.
|
Tata Bahasa dan Sintaksis
|
Di usia yang
menginjak 5 sampai 7 tahun, perkataan anak sering terdengar seperti orang
dewasa dengan kalimat yang panjang dan kompleks. Mereka menggunakan kata
hubung, kata depan, dan artikel.
|
4.
|
Pragmatik dan
Bicara Sosial
|
Bertanya
tentang sesuatu, mengatakan sebuah cerita, atau bahan candaan, bagaimana memulai dan melanjutkan sebuah
percakapan dan lain sebagainya.
|
5.
|
Percakapan
Sendiri
|
Dia melihat
bentuk-bentuk komunikasi khusus; bicara dengan diri sendiri.
|
6.
|
Perkembangan Bahasa yang Terlambat
|
Anak-anak
dengan keterlambatan berbahasa mengkin memiliki masalah dengan kecepatan
pemetaan, mereka perlu mendengar kata-kata baru lebih sering daripada
anak-anak lain sebelum mereka menyatukan ke dalam kosakata.
|
7.
|
Persiapan Untuk Literasi
|
Kemunculan
literasi mengacu pada perkembangan ketrampilan anak prasekolah dalam
pengetahuan dalam pengetahuan dan sikap yang mendasari membaca dan menulis.
|
8.
|
Media dan Kognisi
|
Di usia 3
tahun, anak merupakan pengguna aktif media, mudah menaruh perhatian terhadap
dialog dan cerita.
|
D.
Pendidikan
di Masa Kanak-Kanak Awal
Bagi para guru di program Reggio-Emilia,
anak-anak prasekolah adalah para pelajar yang aktif, mengeksplorasi dunia
bersama kawan-kawan sebaya, menyusun pengetahuan mereka mengenai dunia dalam
berkolaborasi dengan komunitasnya dibantu namun tidak diarahkan oleh para
gurunya.
1.
Tipe-tipe Prasekolah
Prasekolah
memiliki beragam tujuan dan kurikulum.Beberapa program menekankan pencapaian
akademis dan yang lainnya fokus pada perkembangan social dan emosi.
·
Taman Kanak-Kanak yang
Berpusat pada Anak
Taman kanakkanak seperti ini
menekankan pendidikan secara keseluruhan dan menaruh perhatian pada
perkembangan fisik, kognitif, dan sosialemosi anak-anak. Taman kanak-kanak yang
berpusat pada anak mempertahankan tiga prinsip:
Setiap anak mengikuti sebuah pola
perkembangan yang unik, anak-anak kecil secara terbaik belajar melalui
pengalaman langsung dengan berbagai orang dan materi, dan bermain merupakan hal
yang sangat penting bagi perkembangan anak secara total. Bereksperimen, bereksplorasi,
menemukan, mencoba, melakukan rektrukturisasi, berbicara, dan mendengarkan,
merupakan aktifitas-aktifitas yang sering ada dalam program taman kanak-kanak.
·
Metode Montessori
Adalah
model filosofi pendidikan dari Maria Montessori.Sebagai seorang dokter
perempuan yang pertama di Italia, Maria Montessori mendedikasikan dirinya untuk
menemukan metode yang baru dan lebih baik untuk mendidik anak-anak berkebutuhan
khusus.Metode Montessori didasarkan pada keyakinan bahwa intelegens alami anak
termasuk di dalamnya aspek rasionalitas, spiritual dan aspek empiris.Kurikulum
itu sendiri bersifat individual, tapi ruang lingkupnya jelas ditentukan dan
memberikan serangkaian kegiatan yang jelas. Pendekatan Montesorri terbukti
efektif, sebuah evaluasi dari system pendidikan Montessori di Milwaukee
menemukan bahwa siswa Montessori yang berusia 5 tahun memiliki persiapan yang
lebih baik untuk masuk SD dalam membaca dan matematika daripada anak yang
mengikutiti peprasekolah lain.
·
Pendekatan Reggio
Emilia
Di
akhir tahun 1940-an sebuah kelompok pendidik Italia dan para orang tua
membentuk sebuah rencana untuk memperbaiki kerusakan pada beragam kelompok
social akibat pecahnya perang, setelah perang dunia II melalui pendekatan baru
mendidik anak kecil. Tujuannya untuk meningkatkan kehidupan anak-anak dan
keluarga melalui dialog tanpa kekerasan dan debat. Mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah, dan menempa lebihdekat, hubungannya jangka panjang antar
guru dan siswanya.
2. Kompensasi
Program Prasekolah
Program
kompensasi prasekolah terbaik untuk anak-anak dengan keluarga berpenghasilan
rendah di Amerika Serikata dalah project Head Start, program pemerintah yang
diluncurkan tahun 1965. Konsisten dengan pendekatan anak secara menyeluruh,
tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan kognitif, tapi juga
meningkatkan kesehatan fisik dan memelihara rasa percaya diri dan keterampilan
sosial.Beberapa peneliti berpendapat bahwa hal ini dapat membantu menjelaskan
mengapa banyak anak yang tidak berpartisipasi dalam Head Start, di tingkat
pertama sekolah, terlihat dapat mengejar ketinggalan pada program
berpartisipasi.Sebagai contoh, pelajar dengan dua bahasa dan anak berkebutuhan
khusus yang berpartisipasi di awal program intervensi cenderung menunjukkan
peningkatan yang lebih besar dan dirawat untuk periode waktu yang
lama.Anak-anak Head Start dan program kompensasi lainnya lebih kecil
kemungkinan ditempatkan dalam pendidikan khusus atau mengulang jejang atau
tingkat serta lebih memiliki kemungkinan menyelesaikan sekolah menengah atasnya
dibandingkan anak-anak dari keluarga kelas bawah yang tidak mengikuti program
tersebut.Pada tahun 1995, Head Start dini mulai menawarkan pelayanan-pelayanan
perkembangan anak dan keluarga ke pada keluarga berpenghasilan rendah yang
memiliki infant dan toddler. Kesepakatan yang terus tumbuh diantara para
pendidikan anak usia dini, yaitu cara efektif untuk memastikan meningkatnya
pencapaian dalam intervensi dini dan program kompensasi pendidikan adalah
dengan mengelolanya melalui pendekatan PK-3 program perpanjangan sistematik
dari prataman anak-anak hingga kelas 3. Program tersebut akan :
·
Menawarkan praTK pada
semua yang berusia 3 dan 4 tahun
·
Mengharuskan sekolah
sehari penuh untuk anak TK
·
Mengkoordinasikan dan
meluruskan pengalaman-pengalaman pendidikan serta harapan-harapan dari anak
praTK hingga kelas 3 melalui serangkaian kurikulum berbasis kebutuhan
perkembangan anak dan kemampuan serta diajarkan oleh seorang yang terampil dan
professional.
3. Anak-anak
di Taman Kanak-Kanak
Taman kanak-kanak awalnya adalah
satu tahun transisi antara kebebasan yang relative dirumah dengan struktur dari
“sekolah sesungguhnya”, tetapi di Amerika Serikat saat ini taman kanak-kanak lebih menyerupai sekolah dasar.
Pendorong tren ini adalah meningkatnya jumlah orang tua tunggal dan rumah
tangga yang berpendapatan dari 2 orang. Dan pada awalnya taman kanak-kanak
dilaksanakan sehari penuh dengan pertumbuhan yang besar perihal keterampilan
membaca dan matematika dari musimgugur ke musim semi, tapi secara keseluruhan
keuntungan ini cenderung kecil ke sedang. Sumber yang mengatakan bagaimana
anak-anak memasuki taman kanak-kanak, keterampilan praliterasi serta kekayaan
bahasa yang berasal dari lingkungan rumah, memprediksi pencapaian membaca
dikelas 1, serta pembedaan individual tersebut cenderung mampu menyesuaikan
diri di taman kanak-kanak lebih mudah daripada yang menghabiskan penyesuaian
diri untuk anak taman kanak-kanak dapat di hilangkan dengan memungkinkan anak
prasekolah dan orang tua berkunjung sebelum anak memulai sekolahnya,
memperpendek waktu sekolah di awal masuk, kunjungan guru kerumah, mengadakan
sesi orientasi orang tua, serta tetap memberikan orang tua informasi yang
terjadi disekolah. Berkembangnya kemampuan fisik dan kognitif di masa anak usia
dini berdampak pada pembentukan citra diri anak, penyesuaian emosional, dan
bagaimana mereka nyaman di rumah serta dengan teman-temannya
4.
Kontroversi di dalam
Pendidikan Masa Kanak-Kanak Awal
Dua
kontroversi pendidikan di masa kanak-kanak awal meliputi :
·
Kontroversi tentang Kurikulum
Di
satu sisi orang-orang mendudkung pendidikan yang berpusat pada anak, yakni
pendekatan konstruktif, yang ditekankan oleh NAEYC, yang mengikuti
praktik-praktik yang sejalan dengan perkembangan. Di sisi lain adalah
orang-orang yang menganjurkan pendekatan akademik maupun instruksi langsung.
Dalam kenyataannya, banyak program pendidikan kanak-kanak awal yang berkualitas
tinggi melibatkan pendekatan akademik maupun kontruktivis.
Program-program
masa kanak-kanak awal yang kompeten juga sebaiknya berfokus pada perkembangan
kognitif dan perkembangan sosial-emosional, tidak hanya berfokus pada
perkembangan kognitif.
·
Pendidikan Prasekolah
yang Universal
Edward
Ziglerdankoleganya (2006) baru-baru ini berpendapat bahwa Amerika Serikat
seharusnya memiliki pendidikan prasekolah yang universal. Zigler dan koleganya
(2006) merujukpenelitian yang menunjukan program prasekolah berkualitas
menurunkan kecenderungan anak-anak tersebut akan tinggal kelas atau
putussekolah di sekolah dasar atau menengah. Mereka juga menunjukkan analisis
yang mengindikasikan bahwa prasekolah yang universal akan menghemat biaya
hingga milliaran dollar AS untuk kebutuhan remedial dan keadilan.
Para
kritikus itu terutama menekankan bahwa peneletian belum membuktikananak-anak
yang kurang beruntung tersebut meningkat sebagai hasil dari mengikuti program
prasekolah.Beberapa kritikus, terutama pendukung homeschooling, menekankan
bahwa anak-anak harus di didik oleh orang tua, bukan sekolah.Sehingga,
kontroversi terus mewarnai implementasi pendidikan prasekolah yang universal
ini.
Sekolah Montessori
Di sekolah Montessori , sebuah kelas terdiri dari siswa yang usianya berbeda (mixed-aged classroom). Kelas
Montessori dibagi menjadi kelas untuk siswa usia 3 – 6 tahun, 6 – 9 tahun, dan
9 – 12 tahun(rentang usia siswa dalam sebuah kelas masing-masing 3 tahun).
Tujuannya adalah agar siswa merasakan
menjadi yang paling muda, ditengah, dan yang paling tua.Dengan begitu, setiap
siswa memiliki pengalaman belajar bersama anak yang berbeda umur.Siswa yang tua
ikut bertanggung jawab membimbing anak-anak yang lebih muda.Yang muda ikut
belajar dari siswa yang lebih tua. Semua siswa akan punya pengalaman merasa
pernah dipimpin dan juga merasa memimpin.
Di kelas Montessori, 80 % kegiatannya adalah
belajar secara mandiri. Guru tidak mengajar di depan kelas seperti kelas
lainnya. Biasanya di sekolah Montessori, kelas terdiri dari meja-meja.Siswa
duduk di meja-meja tersebut belajar sesuatu tapi setiap meja (atau bahkan
setiap siswa) bisa mempunya kegiatan yang berbeda-beda. Di satu meja seorang
anak sedang menyusun jigsaw, tapi di meja lain mungkin ada anak yang belajar
membaca (mirip
seperti cerita Toto Chan : Gadis Cilik di Pinggir Jendela karya Tetsuko
Kuroyanagi). Guru berkeliling dari satu meja ke meja yang lain, membimbing anak
bila diperlukan. Meskipun
ada sejumlah kegiatan belajar yang perlu dipelajari anak dalam sehari (misalnya
membaca, berhitung, dan sebagainya), anak pun
bisa memilih mau belajar apa terlebih dahulu. Setelah menyelesaikan satu
kegiatan, anak bisa beralih mengerjakan kegiatan yang lain. Mau mengintip kelas Montessori? Bisa dilihat di
sini :
Montessori memungkinkan setiap anak belajar
secara mandiri karena biasanya sekolah-sekolah Montessori dilengkapi dengan
berbagai alat bantu belajar (manipulatives) yang dirancang secara
seksama sehingga memungkinkan anak belajar secara mandiri melalui berbagai
kegiatan hands-on. Berbagai
jigsaw, balok, dan alat bantu belajar lainnya disediakan bagi siswa.
Sebagai seorang pengajar matematika, saya sering
merasa alat bantu belajar Montessori keren-keren karena memungkinkan anak belajar berbagai konsep
matematika secara mandiri. Kadang
saya terinspirasiuntuk mengadopsi beberapa alat bantu belajar yang digunakan disekolah
Montessori dan membuat alat bantu belajar sendiri.
Metode dan berbagai alat bantu belajar Montessori memang
menarik.Namun, bagi saya yang
paling menarik adalah kisah dibalik berdirinya sekolah Montessori. Siapakah
Maria Montessori? Apa yang membuatnya menemukan metode Montessori? Sekolah
seperti apa yang dia dirikan? Untuk siapa sekolah tersebut didirikan?
Siapakah Maria Montessori?
Maria Montessori (1870 -1952) adalah seorang
perempuan yang memiliki berbagai minat. Meskipun tidak disetujui ayahnya, pada
usia 13 dia masuk sekolah kejuruan untuk belajar teknik. Setelah belajar teknik
selama 7 tahun, minatnya mulai berubah.Montessori mulai tertarik pada ilmu
kedokteran dan memilih untuk belajar psikiatri di University of Rome. Dia lulus
dan menjadi perempuan pertama di Italia yang lulus dari sekolah kedokteran.
Pekerjaan pertama Montessori adalah mengurus
anak-anak di sebuah rumah sakit jiwa (mental asylum). Di sana dia bertanggung jawab untuk mengurus
kesehatan anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental. Dia mengukur berat
dan tinggi badan anak-anak tersebut dan memastikan bahwa mereka tercukupi
kebutuhan gizinya.
Suatu siang, Montessori memperhatikan bahwa
anak-anak sedang memainkan roti, yang seharusnya menjadi santapan makan
siang.Mereka memainkan roti dengan menggulung-gulungnya (seperti anak memainkan
lilin mainan/play dough).Muncullah gagasan, bahwa apabila anak-anak
memiliki sesuatu untuk dimainkan (dimanipulasi) maka mereka bisa mengembangkan
keterampilan (berpikirnya).
Dia pun mulai mengembangkan berbagai alat bantu
belajar yang memungkinkan anak belajar secara mandiri. Sampai sekarang alat
bantu belajar yang dikembangkan Montessori masih sering digunakan di berbagai
sekolah (meskipun ada yang dimodifikasi). Pengalamannya belajar teknik
memudahkannya dalam mendesain dan membuat berbagai alat bantu belajar.
Montessori mengujicobakan alat-alat bantu belajar yang dibuatkan kepada
anak-anak di rumah sakit jiwa tersebut. Ternyata anak-anak mengalami
perkembangan dalam belajar.
seng-iseng Montessori mengikutsertakan beberapa
anak-anak tersebut dalam ujian negara. Ternyata kemampuan anak-anak tersebut
tak berbeda jauh, atau bahkan di atas anak-anak yang tidak memiliki kebutuhan
khusus. “Kalau metode tersebut berhasil untuk anak-anak berkebutuhan khusus,
bagaimana kalau diterapkan untuk anak-anak lain?” pikir Montessori.
Sekolah Montessori pertama di La Casa De Bambini, Roma,
Italia.
Pada awal abad ke-20, La Casa De Bambini adalah salah satu daerah
paling miskin dan kumuh di Roma, Italia. Dalam sebuah pidato DI Roma (1942), Montessori menggambarkan daerah tersebut sebagai daerah
yang diabaikan. Ribuan orang yang tidak memiliki rumah tinggal diantara
reruntuhan tembok yang ada di daerah sana. Orang-orang tersebut adalah para
pengemis, dan juga para pelaku kriminal seperti perampok dan pembunuh. Suasana di sana
tidak aman sehingga banyak orang yang takut mendekati daerah tersebut. Daerah
tersebut dijuluki sebagai the shame of Italy (daerah Italia yang memalukan).
Di daerah
yang terabaikan tersebut, pada 6 Januari 1907, Maria Montessori mendirikan
sekolah Montessori yang pertama. Montessori
percaya bahwa anak-anak di sekolah tersebut akan menjadi masa depan umat
manusia.
Perkembangan Sekolah Montessori di Italia dan di Dunia
Pada mulanya pendirian sekolah Montessori
didukung oleh Benito Mussolini, pemimpin di Italia pada saat itu. Benito Mussolini ikut mempromosikan sekolah
Montessori sehingga tahun 1924 ada banyak sekolah Montesori di berbagai daerah
di Italia. Juni
1926, Mussolini menyumbang 10,000 lire dari kantongnya sendiri untuk mendukung
Komunitas Montessori di Italia. Montessori
juga diberikan kebebasan untuk merancang dan membimbing program pelatihan guru
di Milan. Selama 6 bulan guru-guru dilatih secara intensif untuk belajar
mengenai metode Montessori.
Montessori mulai berkeliling dunia untuk
memberikan beberapa kuliah sehingga metodenya mulai dikenal luas.Tahun 1915,
misalnya Montessori diundang oleh Alexander Graham Bell, Thomas Edison untuk memberikan
kuliah di Carnegie Hall.
Antara tahun 1920-1930 Montessori banyak melakukan tur untuk
menyebarkan pandangannya. Meskipun
metode Montessori mulai dikenal di berbagai negara khususnya di Eropa dan
Amerika Serikat, di negara
asalnya – Italia,
metode Montessori mulai ditolak.
Mussolini mulai menyadari bahwa filosofi yang
dipegang oleh Montessori bertentangan dengan pandangannya.Montessori percaya
bahwa anak-anak harus belajar menjadi warga dunia.Anak-anak juga perlu diajak
untu belajar berpikir bebas, menjadi mandiri, menjadi kreatif, hidup dalam
harmoni, sekaligus mencintai kedamaian.
Mussolini sebaliknya, dia hanya ingin anak-anak
Italia belajar mengenai Italia, dan bukan mengenai dunia.Tahun 1929 pemerintah Italia mulai melarang pendirian sekolah-sekolah Montesori mulai dilarang oleh
pemerintah Italia. Tahun
1934 semua sekolah Montessori ditutup paksa oleh Mussolini.
Tahun 1936 Montessori pun meninggalkan
Italia dan menetap di Belanda. Di Belanda beberapa metode Montessori diadopsi
dan diintegrasikan di sistem sekolah publik. Di negara-negara lain, sekolah-sekolah Montessori mulai berkembang, termasuk di Indonesia.
Karena metode belajarnya yang memikat, beberapa
orang tua yang mampu rela untuk membayar mahal untuk menyekolahkan anaknya di
sekolah Montessori.Tapi sekolah Montessori sebenarnya bukansekadar mengenai metode belajar
yang menarik.Di balik pendiriansekolah
Montessori ada sejarah yang panjang. Sekolah tersebut awalnya berkembang
karenaperhatian Montessori pada semua anak-anak, khususnya mereka yang
terbelakang secara mental dan juga kekurangan secara materi. Sekolah tersebut
juga didasari oleh cita-cita Montessori mendidik anak-anak menjadi warga
dunia.Pemimpin-pemimpin yang juga menciptakan perdamaian bagi seluruh umat
manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar