Kamis, 12 Maret 2015

PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF DI MASA KANAK-KANAK AWAL - PSIKOLOGI PERKEMBANGAN


A.    Perubahan Fisik
1.      Pertumbuhan dan Perubahan Tubuh
a.       Tinggi dan Berat Badan
Di masa kanak-kanak awal rata-rata anak bertambah 2.5 inci dan bertambah 5 hingga 7 pon setiap tahunnya. Ketika usia anak bertambah, presentase peningkatan tinggi dan berat badan tubuh menurun setiap tahunnya (Darrah, Senthilselvan, & Magill-Evans, 2009, dalam buku Life Span). Selama usia prasekolah, baik anak laki-laki maupun anak perempuan terlihat lebih kurus karena tungkai mereka bertambah tinggi. Selama usia prasekolah ini pertambahan lemak tubuh juga emnurun secara tetap. Bayi yang gemuk sering kali terlihat lebih kurus di akhir masa kanak-kanak awal.Anak eprempuan memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dibandingkan anak laki-laki, sementara dibandingkan anak perempuan, anak laki-laki lebih banyak memiliki jaringan otot.
b.      Otak
Perkembangan otak dan berbagai bagian lain dari system saraf secara terus menerus merupakan salah satu hal terpenting di masa kanak-kanak awal. Otak anak-anak mengalami perubahan anatomi secara drastis antara usia 3 hingga 15 tahun. Para peneliti telah menemukan bahwa pada usia 3 hingga 6 tahun, pertumbuhan yang paling cepat terjadi di area lobus frontal yang melibatkan tindakan pencernaan dan pengorganisasian, dan mempertahankan atensi terhadap tugas (Diamond, Casey, & Munakata, 2011; Gogtay & Thompson, 2010, dalam buku Life Span).

2.      Perkembangan Motorik
a.       Keterampilan Motorik Kasar
Seorang anak prasekolahtidak lagi berusaha keras hanya untuk berdiri tegak dan berjalan berkeliling. Ketika anak-anak dapat melangkahkan kakinya secara lebih yakin dan bertindak dengan tujuan tertentu dengan sendirinya anak-anak akan melakukan aktifitas bekeliling di lingkungannya (Edward & Sarwark, 2005; Gallahue & Ozmun, 2006)
Ketika anak berusia 3 tahun anak gemar melakukan gerakan-gerakan sederhana, seperti melompat serta berlari kedepan dan kebelakang, pada usia 4 tahun anak-anak masih menikmati berbagai aktifitas sejenis, namun kini mereka menjadi lebih ebrani. Ketika berusia 5 tahun, anak-anak mengembangkan jiwa petualang yang lebih besar lagi dibandingkan mereka berusia 4 tahun.



b.      Keterampilan Motorik Halus
Anak pada usia 3 tahun, kadang-kadang anak sudah mampu mengenali objekobjek yang paling kecil dengan menggunakan ibu jaridan telunjuknya, meskipun masih canggung. Anak usia tiga tahun mampu bermain puzzle sederhana. Anak usia 4 tahun, mulai memperlihatkan kemajuan yang bersifat substansial dan ia menjadi lebih cermat. Ketika anak berusia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah memperlihatkan kemajuan yang lebih jauh lagi.Tengan, langan, dan tubuh, semuanya bergerak dibawah komando mata.


PERKEMBANGAN FISIK DAN OTAK PADA ANAK
NO
UMUR 2 s/d 4 TAHUN
UMUR 4 s/d 7 TAHUN
1
Otak berkembang ¾ dari ukuran otak manusia dewasa
Perkembangn otak mencapai 95% dari ukuran otak manusia dewasa
2
Ukuran kepala lebih relatif besar untuk ukuran tubuh sang anak
Ukuran kepala mulai mengecil dan menyesuakand engan ukuran tubuh
3
Pertambahan lemak pada anakmasih banyak sehingga anak terlihat gemuk
Pertamabahan lemak pada anak mulai berkurang sehingga terlihat lebih kurus

PERKEMBANGAN SARAF MOTORIK PADA ANAK

UMUR
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR
PERKEMBANGANMOTORIK HALUS
2 s/d 4
Anak mulai bisa melakukan gerakan-gerakansederhana seperti melompat serta berlari
Anak bisa membangun menara yang tinggi dari balok dengan mudah walaupun bentuknyakurang setabil
4 s/d 7
Anak mulai mampu berlari kencang dan menyukai aktifitas yang mendebarkan
Anak kesulitan membangun menara dari balok karena mereka ingin menata balok dengan benar agar menara menjadi setabil


3.      Tidur
Para ahli merekomendasikan agar anak-anak tidur selama 11 hingga 13 jam setiap malam (National Sleep Foundation, AS, 2010, dalam buku Life Span). Anak-anak yang mengalami sulit tidur merupakan hal yang biasa terjadi.Dalam penelitian terbaru menemukan bahwa penolakan terhadap waktu tidur yang dilakukan oleh anak-anak terkait dengan masalah perilaku atau hiperaktivitas pada anak-anak (Carvalho Boss, dkk, 2009, dalam buku Life Span).



4.      Nutrisi dan Olahraga
1.      Anak Obesitas
Kelebihan berat badan menjadi masalah yang serius di kanak-kanak awal. Di Amerika Serikat, terlalu banyak anak-anak ekcil yang dibesarkan dnegan makanan yang tinggi kadar lemak. Kehidupan anak-anak yang seharusnya dipusatkan pada berbagai aktivitas, bukan hanya makanan saja.Anak-anak tidak memeperolah latihan fisik atau kegiatan bergerak yang memadai.
2.      Olahraga
Berikut adalah studi penelitian terbaru yang memepelajariolahraga dan aktivitas pada kanak-kanak awal :
·         Observasi anak-anak prasekolah usia 3-5 tahun selama bermain di luar ruangan mengungkap bahwa anak-anak sebagian besar hanya bersantai dan kurang melakukan aktifitas luar ruangan
·         Aktifitas fisik anak-anak prasekolah diperkuat oelh keterlibatan anggota keluarga dalam kegiatan berolahraga bersama dan oleh persepsi orang tua bahwa anka-anak aman bermain diluar ruangan
·         Kurikulum aktivitas fisik yang memadukan “bermain dna belajar” meningkatkan level aktifitas anak usia 3 hingga 5 tahun di program prasekolah setengah hari.


5.      Malnutrisi pada Anak-Anak dari Keluarga Sosial-Ekonomi Rendah
Malnutrisi pada anak menjadi perhatian penting karena banyak anak usia prasekolah mengalami malnutrisi sehingga membahayakan kesehatan mereka. Salah satu malnutrisi yang paling umum dihadapi kanak-kanak awal adalah masalah anemia yang etrkait dengan kekurangan zat besi, yang dapat emngakibatkan kelelahan kronis.Hal ini disebabkan karena kurangnya konsumsi sayuran hijau dan daging.

6.      Penyakit dan Kematian
Penyakit yang paling fatal dialami usia masa kanak-kanak awal adalah ketika mereka mengalamai cacat lahir, kanker, dan penyakit jantung. Selain itu kecelakaan juga menjadi salah satu factor penyebab kematian pada anak-anak.Kekurangan gizi juga dapat mempengaruhi perkembangan anak. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi adalah kemiskinan, gelandangan, rokok, polusi udara, keracunan yang dapat mengakibatkan gangguan fisik, kognitif, dan perilaku.



B.     Perubahan Kognitif
1.      Tahap Praoperasional Piaget
Tahap praoperasional menurut Piaget merupakan tahapan yang berlangsung dari usia 2-7 tahun. Dalam tahap ini, anak-anak mulai merepresentasikan dunia dengan menggunakan kata-kata, bayangan, dan gambar.Anak-anak membentuk konep stabil dan mulai bernalar selain itu aspek kognitif didominasi oleh egosentrisme dan keyakinan magis.
Label praoperasional memberi penekanan bahwa anak belum melakukan operasi (operation), yaitu aktivitas mental yang dibalik, yang memungkinkan anak-anak untuk membayangkan hal-hal yang dulunya hanya dapat dilakukan secara fisik. Contohnya adalah membayangkan operasi penambahan dan pengurangan.Sedangkan pemikiran praoperasional adalah awal dari kemampuan melakukan rekonstruksi dalam pemikiran terhadap hal-hal yang telah dicapai dalam bentuk perilaku.Tahap praoperasional dibagi menjadi dua subtahapan yaitu subtahap fungsi simbolik dan subtahap fungsi intuitif.

a.       Subtahap Fungsi Simbolik (Symbolic Function Substage)
Merupakan subtahap pertama dari pemikiran praoperasional yang terjadi antara usia 2-4 tahun. Dalam subtahap ini, anakmemperoleh kemampuan untuk membayangkan penampilan objek yang tidak ahdir secara fisik. Anak usia 2-4 tahun menggunakan coretan-coretan untuk mempresentasikan manusia, rumah, mobil, awan, dsb. Anak menggunakan bahasa dan terlibat dalam permainan pura-pura.Pada subtahap ini pemikiran anak terbatas pada egosentrisme dan animism.
Egosentrisme (egocentrims) adalah ketidakmampuan membedakan antara perspektif dirinya dan perspektif orang lain. Paget dan Barbel (1969) mempelajari egosentrime pada anak kecil dengan membagi tugas mengenai tiga gunung.Animisme (animism) adalah keyakinan bahwa benda-benda mati memiliki kualitas yang seolah-olah hidup dan mampu beraksi.  Seorang anak kecil memperlihatkan pemikiran animismenya ketika mengatakan, “Pohon itu mendorong daun, sehingga daunnya jatuh,” atau “Trotoar itu membuat saya marah;trotoar itu menyebabkan saya terjatuh”. Seorang anak kecil yang menggunakan animism sulit membedakan antara peristiwa-peristiwa yang tepat bagi penggunaan perpektif manusia dan bukan manusia.Hal ini dikarenakan seorang anak kecil tidak terlalu menaruh perhatianpada realitas.Hasil gambar mereka bersifat khayalan dan berdaya-cipta.
Untuk menguji kemampuan anak untuk melihat dari perspektif orang lain, Piaget mendesain penelitian yang dikenal dengan the three-mountain task atau tugas tiga gunung seperti pada gambar dibawah ini: 

Dimana si anak duduk di depan meja menghadap tiga tumpukan tanah yang berbentuk gunung dengan ukuran yang bervariasi. Kemudian sebuah boneka ditempatkan di kursi yang berhadapan dengan sang anak. Para periset kemudian menanyakan kepada anak tersebut apa yang dilihat oleh si boneka. Piaget menemukan bahwa, biasanya si anak akan menjawabnya dengan mendeskripsikan gunung tersebut dari sudut pandangnya saja. Piaget melihat hal ini sebagai bukti bahwa anak praoperasional tidak dapat membayangkan berbagai sudut pandangan yang berbeda.


 






b.      Subtahap Berpikir Intuitif
Subtahap ebrpikir intuitif merupakan subtahap kedua dari berpikir praoperasional dan berlangsung ketika anak berusia antara 4-7 tahun. Pada subtahap ini anak mulai menggunakan penalaran primitive dan ingin mengetahui jawaban atas segala pertanyaan yang ia ajukan.sebagai contoh, Tommy, seoranga nak berusia 4 tahun dan berada pada subtahap berpikir intuitif. Meskipun ia mulai mengembangkan ide-idenya sendiri mengenai dunia dimana ia tinggal, idenya masih sederhana, dan ia belum terlalu baik untuk menyelesaikan masalah.Tommy mengalami keuslitan dalam memahami peristiwa-peristiwa yang terjadi namun tidak dapat dilihatnya. Fantasinya kurang berkaitan dengan realitas.
Pada usia 5 tahun anak-anak akan membuat orang dewasa kelelahan karena banyak mengajukan pertanyaan “mengapa”. Pertanyaan-pertanyaan “mengapa” menunjukkan munculnya minat terhadap penalaran dan berusaha memahami mengapa berbagai hal berlangsung seperti adanya.Contohnya ketika anak bertanya,”Mengapa daun jatuh?”, “Mengapa matahari bersinar”.
Oleh Piaget subtahap ini disebut intuitif karena anak-anak kecil tampak yakin terhadap pengetahuan dan pemahamannya meskipun mereka belum menyadari bagaimana mereka mengetahui hal-hal yang mereka ketahui itu.Kesimpulannya, anak-anak mengetahui sesuatu namun mengetahuinya tanpa pemikiran rasional.
Pemusatan dan Keterbatasan Pemikiran Praoperasional
Salah satu keterbatasan pemikiran praoperasional adalan Pemusatan (centration), yakini memusatkan atensi pada sebuah karakteristik sehingga mengesampingkan karakteristk yang lainnya.Pemusatan adalah gejala yang paling jelas munculpada anak-anak kecil yang belum memiliki konservasi (conservation), yakni kesadaran bahwa mengubah suatu objek atau suatu substansi tidak mengubah property dasarnya.
Contohnya,orang dewasa pasti emmahami betul bahwa jumlah cairan akan tetap sama meskipun bentuk wadahnya berbeda-beda. Hal ini berbeda dengan anak ekcil, karena anak kecil lebih memfokuskan pada bentuk wadah sehingga mengesampingkan karakteristik lainny.
Dalam percobaan ini, peneliti menunjukkan dua gelas mirip yang berlingkaran lebar dan pendek yang keduanya diisi dengan jumlah air yang sama, dan kemudian si anak melihat peneliti menuangkan air pada salah satu gelas yang berlingkaran lebar dan pendek tadi ke dalam satu gelas yang berukuran kecil dan tinggi. Kemudian peneliti bertanya gelas manakah yang mengandung air lebih banyak, kemudian si anak menunjuk ke arah gelas yang berukuran berlingkaran kecil dan tinggi.




2.      Teori Vygotsky’s
Menurut Vygotsky anak-anak menyusun pengetahuannya melalui inetraksi sosial. Dan mereka menggunakan bahasa tidak hanya untuk berkomunikasi dengan yang lain namun juga untuk merencanakan, mengarahkan dan memonitor tingkah lakunya sendiri untuk memcahkan masalah-masalahnya. Teori ini menyatakan bahwa dalam pengasuhan orang dewasa sebaiknya menilai dan menggunakan Zone of Proximal Development (ZPD) kepada anak, yakni suatu jajaran tugas-tugas yang sulit bagi anak untuk dikuasai sendiri namun dapat dipelajari melalui bimbingan dan bantuan orang dewasa atau anak-anak lain yang lebih terampil. ZPD ini dibagi atas batasan-batasan, yakni batasan bawah Level ketrampilan yang mampu diraih dengan bekerja sendiri. Batas atas adalah level tanggunga jawab tambahan yang dapat diterima anak dengan dibantu oleh instruktur yang mampu.
Selanjutnya, teori ini juga menyarankan adanya Scaffolding.Artinya menghadirkan orang yang lebih terampil secara bertahap mengubah level dukungan di dalam ranglaian sesi pengajaran disesuaikan dengan level performa siswa.
Bahasa dan Pemikiran Vygotsky berkeyakinan bahwa anak-anak yang menggunakan private speech dalam jumlah banyak adalah anak-anak yang meiliki kompetensi sosial dibandingkan mereka yang tidak.Bagi Vygotsky ketika anak-anak berbicara sendiri mereka sebenarnya sedang menggunakan bahasa untuk memerintah perilakunya sendiri dan mengarahkan dirinya.Contoh, seorang anak yang sedang mengerjakan puzzle “potongan yang harus aku gabungkan pertama kali? Pertama-tama aku akan mencoba dengan potongan berwarna biru. Sekarang aku mencoba potongan berwarna hijau. Oh tidak yang hijau tidak cocok, aku akan mencobanya disini”. Para peneliti juga telah mendukung dan menemukan pandangan Vygotsky bahwa anak-anak yang menggunakan private speech menjadi lebih menjadi lebih perhatian dan meningkat dibandingkan mereka yang tidak.
Strategi pengajaran Teori Vygotsky juga diterapkan dalam pendidikan. Berikut adalah beberap cara dimana teori vygotsky dapat digunakan di dalam kelas:
1.      Menilai ZPD anak. Dapat dilakukan oleh pengajar dengan cara yang terampil menyajikan tugas-tugas dengan kesulitan yang bervariasi untuk menentukan level yang terbaik dalama memulai instruksi.
2.      Menggunakan ZPD dalam pengajaran.Mengajar sebaiknya  dengan mengarah pada daerah atas, supaya anak dapat melalui bantuan serta beranjak ke level keterampilan dan pengetahuan yang lebih tinggi.
3.      Menggunakan kawan sebaya yang terampil sebagai guru. Guru bukan merupakan sumber utama dalam belajar.
4.      Menempatkan instruksi di dalam konteks yang bermakna. Menyelesaikan rumus-rumus matematika dengan implikasinya dunia nyata.
5.      Mengubah ruang kelas dengan ide-ide vygotsky. Menerapkan zona interaksi anak dengan lingkungan dan menggunakan scaffolding untuk peningkatan literasi para siswa.
Evaluasi Terhadap Teori Vygotsky. Meskipun teori Vygotsky dianggap sebagai penyempurnaan terhadap teori Piaget. Teori Vygotsky memiliki beberapa evaluasi, yaitu :
1.      Teori ini tidak terlalu spesifik mengenai perubahan terkait usia
2.      Tidak spesifik menjelaskan perubahan kemampuan sosio-emosi pada anak
3.      Terlalu menekankan bahasa dalam berpikir
4.      Penekenan dalam hal kolaborasi dan bimbingan tidak memungkinkan. Dampaknya beberapa anak mungkin lebih malas dan mengharapkan bantuan ketika mereka diharapkan dapat mengerjakan sendiri
Perbandingan Teori Vygotsky dengan Teori Piaget

PERBEDAAN
VYGOTSKY
PIAGET
Konteks sosio kultural
Sangat ditekankan
Kurang ditekankan
Konstruktivisme
Konstruktivis sosial
Konstruktivis kognitif
Tahap – tahap
Tidak ada tahap-tahap perkembangan umum
Memberi penekanan yang kuat terhadap tahap-tahap (sensorimotorik, praoperasional, operasional konkret, operasional formal)
Proses kunci
ZPD, bahasa, dialog, sejumlah perlengkapan budaya
Skema, asimilasi, akomodai, oprasi, konservasi, klasifikasi, penalaran hipotesis dedukatif-deduktif.
Peran bahasa
Peran utama; bahasa memainkan peran penting dalam membentuk pikiran
Bahasa memiliki peraan miminal, kognisi terutama mengarahkan bahasa.
Pandangan mengenai pendidikan
Pendidikan memainkan peran penting, membantu anak0anak mempelajari perlengkapan budaya
Pendidikan hanya menghaluskan ketrampilan kognitif anak yang tealh muncul
Implikasi pengajaran
Guru sebagai fasilitator dan pembimbing; bukan sebagai pengarah; meraih kesempatan bagi anak untuk belajar dengan guru dan kawan-kawan sebayanya yang lebih terampil
Guru sebagai fasilitator dan pembimbing bukan pengarah; menyediakan anak untuk mengeksplorasi dunia mereka dan menemukan pengetahuannya

3.      Pemrosesan Informasi
Selama masa perkembanngan anak usia dini, anak meningkat dalam hal perhatian dan dalam kecepatan serta efisiensi pengolahan informasi; dan mereka mulai membentuk memori jangka panjang. Tetap saja, anak kecil tidak mengingat sebaik mereka yang lebih tua.Untuk satu hal, anak keci cenderung fokus pada detail-detail pasti dari sebuah peristiwa, yang mudah untuk dilupakan, sedangkan anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa umumnya berkonsentrasi pada intisari kejadian.Karena kurangnya pengetahuan mereka mengenai kehidupan, bisa jadi gagal untuk memperhatikan aspek-aspek penting dari suatu situasi, seperti kapan dan di mana hal itu terjadi, mana yang dapat memicu memori mereka.
1.      Proses Dasar dan Kapasitas
Model pengolahan informasi menggambarkan tiga tahap dalam memori, yaitu :
a.       Pengodean : proses ketika informasi disiapkan untuk disimpan di tempat penyimpanan jangka panjang untuk kemudian dipanggil kembali. Seperti meletakkan informasi ke dalam folder untuk dimasukkan dalam memori; melekat dalam bentuk kode, atau lebel, mengenai sebuah informasi sehingga memudahkan untuk ditemukan jika diperlukan.
b.      Penyimpana : meletakkan folder dalam lemari arsip.  Penyimpanan informasi dalam memori digunakan untuk kemudian hari.
c.       Pemanggilan kembali : proses bagaimana informasi diakses atau dipanggil kembali dari tempat penyimpanan memori. Pemanggilan kembali terjadi ketika informasi diperlukan; anak kemudian mencari berkas dan membawanya ke luar.
Model pengolahan informasi melukiskan otak yang berisi tiga “gudang penyimpanan”: memori sensoris, memori kerja, dan memori jangka panjang.
a.       Memori Sensoris : tangki penahan sementara berbagai informasi yang akan datang. Bagaimanapun, tanpa proses (pengodean), memori sensoris bisa lenyap dengan cepat.
b.      Memori Kerja : sebuah tempat penyimpanan informasi sementara untuk individu yang aktif bekerja; mencoba memahami, mengingat atau berpikir tentang sesuatu. Studi gambaran otak menemukan bahwa memori kerja berada pada bagian korteks prafrontal, bagian besar dari lobus frontal yanng berada persis di belakang dahi (C.A. Nelson dkk., 2000)
Pertumbuhan memori kerja mengizinkan berkembangnya fungsi eksekutif, kontrol kesadaran dari pikiran, emosi, dan tindakan untuk melakukan tujuann atau memecahkan permaasalahan.Fungsi eksekutif memungkinkan anak-anak bermain dan mencapai tujuan yang diarahkan oleh aktivitas mental.Pikiran ini muncul di sekitar berakhirnya masa tahun pertama infant dan terus berkembang sesuai usianya. Perubahan fungsi-fungsieksekutif terjadi antara usia 2 dan 5 tahun membantu anak mengembangkan dan menggunakan aturan-aturan yang kompleks untuk memecahkan masalah/ (Zelaso dkk., 2003; Zelaso & Muller, 2002).
Berdasarkan perluasan model yang digunakan, eksekutif sentral mengontrol proses operasi dalam memori kerja (Baddeley, 1981, 1986, 1992, 1996, 1998). Eksekutif sentral memesan informasi yang terkode untuk mentransfernya ke memori jangka panjang, sebuah penyimpanan dengan kapasitas tidak terbatas secara virtual yang menahan semua informasi dan memori jangka panjang untuk proses selanjutnya.
1)      Merekognisi dan Mengingat
Merekognisi dan mengingat adalah jenis-jenis dari proses pemanggilan kembali. Merekognisi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi sesuatuu yang telah dihadapi sebelumnya (sebagai contoh mengambil sarung tangan yang hilang dari kotak temuan dan kehilangan).Mengingat adalah kemampuan menghasilkan ulang pengetahuan dari memori.

2)      Membentuk dan Menyimpan Memori Masa Anak
a.       Memori Generik, yang dimulai saat berumur 2 tahun, menghasilkan sebuah naskah, atau garis-garis besar peristiwa-peristiwa yang sudah familier, berulang, seperti naik bus ke sekolah atau makan siang di rumah nenek. Hal ini membantu anak-anak mengetahui apa yang diharapkan dan bagaimana bertindak.
b.      Memori Episodik mengacu paada kesadaran memiliki pengalaman pada peristiwa tertentu atau episode pada waktu dan tempat yang khusus. Anak kecil mengingat lebih jelas kejadian yang baru buat mereka. Memberikan kapasitas memori yang terbatas pada anak kecil, memori episodik bersifat sementara. Kecuali mereka mengingat beberapa kali (jika mereka mentransfernya ke memori generik), selama beberapa minggu atau bulan, lalu akan lenyap (Nelson, 2005).
c.       Memori Autobiografis, jenis memori episodik, yang mengacu pada pengalaman tertentu yang membentuk sejarah hidup seseorang. Tidak semua hal dalam memori episodik menjadi bagian dari memori autobiografis—hanya memori-memori istimewa, memiliki arti khusus bagi anak (Fivush & Nelson, 2004). Memori autobiografis umumnya muncul antara usia 3 dan 4 tahun (Howe, 2003; Fivush & Nelson, 2004; Nelson & Fivush, 2004).
Penjelasan untuk munculnya memori autobiografis yang relatif lambat datangnya adalah bahwa anak tidak dapat menyimpan di dalam memori peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan mereka hingga mereka bisa mengembangkan konsep diri (Howe, 2003; Howe & Courage, 1993, 1997; Nelson & Fivush, 2004).
3)      Pengaruh Pada Daya Ingat
Faktor yang mempengaruhi daya ingat pada anak:
a.       Keunikan dari setiap kejadian yang dialami
b.      Dampak emosional
c.       Partisipasi aktif anak
d.      Kesadaran diri
e.       Komunikasi orang dewasa dengan anak-anak tentang berbagai pengalaman berpengaruh kuat pada memori autobiografis sebaik pada keterampilan kognitif dan bahasa.
Investigator yang dipengaruhi oleh teori sosial budaya Vygotsky mendukung model interaksi sosial, yang mengatakan bahwa anak memadukan susunan memori autobiografis dengan oranng tua atau orang dewasa yang lain mereka berbagi pengalaman. Orang tua cenderung memiliki gaya yang konsisten ketika berbicara dengan anak-anak tentang berbagai pengalaman (Fivush & Hadenn, 2006). Ketika anak terjebak, orang dewasa dengan gaya elaborasi yang rendah mengulangi kembali pernyataan atau pertanyaan mereka sendiri selanjutnya. Dalam sebuah studi, anak berusia 2 ½ dan 3 ½ tahun yang ibunya dilatih menggunakan teknik bicara dengan elaborasi tinggi ketika bicara dengan anak-anak mereka, mampu memanggil kembali memori yang lebih banyak daripada ibu yang tidak dilatih (Reese & Newcombe, 2007).Ibu cenderung berbicara sungguh-sungguh pada anak perempuan dibandingkan pada anak laki-laki.Penemuan ini bisa menjelaskan mengapa perempuan cenderung lebih detail, mengingat lebih jelas pengalaman masa kecil dibandingkan laki-laki (Fivush & Haden, 2006; Nelson & Fivush, 2004).
Hubungan antara elaborasi, bimbingan orang tua dalam mengingat dan memori autobiografis anak telah direplikasi secara luas dan lintas budaya.Bagaimanapun, ibu pada budaya keluarga kelas menengah Barat cenderung lebih elaboratif dibandingkan ibu-ibu yang bukan dari budaya Barat (Fivush & haden, 2006).
C.    Perkembangan Bahasa
1.      Memahami Fonologi dan Morfologi
Pada usia 3 tahun anak mulai dapat mengucapkan semua bunyi vokal dan sebagian besar konsonan. Ketika anak-anak sudah melampaui ungkapan yang terdiri dari dua kata, mereka mendemonstrasikan pengetahuan mengenai morfologi.Anak-anak mulai menggunakan bentuk kata plural maupun kata kepunyaan untuk benda. Beberapa bukti tebaik yang memperlihatkan perubahan anak dalam menggunakan aturan morfologi adalah dalam overgeneralisasi mereka terhadap aturan-aturan, seperti ketika seorang anak prasekolah mengatakan “foot” dan bukan “feet” atau “goed” dan bukan “went”. Pada eksperimen yang dilakukan oleh Jean Berko yaitu dengan menyajikan kartu-kartu pada anak dan Berko membacakan kata yang ada pada kartu tersebut dan anak diminta untuk melengkapi kata-kata yang hilang.Meskipun jawaban anak-anak tidak sempurna, jawaban itu bukan sekedar bersifat kebetulan.Yang mengesankan dari sudi Berko ini ialah kata-kata yang disusun utuk eksperimen.Dengan demikian, anak-anak tidak dapat mendasarkan respons mereka pada ingatan terhadap kata yang mereka dengar di masa lalu.Karena mereka tidak dapat membentuk plural dari kata yang belum pernah mereka dengar sebelumnya, maka hal ini membuktika bahwa mereka mengetahui aturan morfologi.

2.      Kosakata
Pesatnya pemahaman kosakata bisa terjadi mealui pemetaan cepat. Pemetaan cepat sendiri ialah suatu proses saat anak-anak menyerap arti dari kata-kata bafru setelah sekali mendengarkan atau dua kali dalam suatu percakapan. Ahli linguistik kurang yakin dengan pemetaan cepan tapi tampaknyaanak-anak menggambar apa saja yang merek tahu tentang aturan untuk membentuk kata, mengenai persamaan kata, konteks segera, dan subjek yang dibahas. Pada anak usia 3 dan 4, merek mampu mengatakan ketika dua kata mengacu pada objek dan tindakan yang sama.

3.      Tata Bahasa dan Sintaksis
Pada usia 3 tahun anak umumnya mulai menggunakan bentuk jamak, kata ganti milik, dan masa lampau serta tahu perbedaan antara menggunakan aku, kamu, dan kita. Anak usia 4 tahun menggunakan kalimat yang kompleks dan menggunakan anak kalimat. Mereka juga dipengaruhi oleh kelompoknya.Ketika anak berinteraksi dengan kelompoknya yang memiliki ketrampilan berbahasa yang kuat, hasil ini kecil, tapi memiliki dampak positif pada bahasa mereka sendiri. Di usia yang menginjak 5 sampai 7 tahun, perkataan anak serring terdengar seperti orang dewasa dengan kalimat yang panjang dan kompleks. Mereka menggunakan kata hubung, kata depan, dan artikel.

4.      Pragmatik dan Bicara Sosial
Pragmatik ialah pengetahuan praktis yang dibutuhkan untuk menggunakan bahasa untuk tujuan komunikatif agar mengetahui bagaimana bertanya tentang sesuatu, mengatakan sebuah cerita, atau bahan candaan,  bagaimana memulai dan melanjutkan sebuah percakapan dan lain sebagainya. Semua aspek tersebut merupakan bicara sosial.Bicara sosial sendiri adalah bicara yang mmeiliki tujuan untuk bisa dipahami oleh pendengar. Kebanyakan pada anak usia 5 tahun mereka mampu mengadaptasi apa yang mereka katakan pada apa yang diketahui pendengarnya.

5.      Percakapan Sendiri
Percakapan sendiri ialah bicara pada diri sendiri tanpa berkomunikasi dengan orang lain. Piaget (1962/1934) melihat percakapan pada diri sndiri adalah sebagai tanda ketidakmatangan kognitif.Vygotsky (1962/1934) tidak melihat bicara dengan diri sendiri sebagai sifat egosentris.Dia melihat bentuk-bentuk komunikasi khusus; bicara dengan diri sendiri. Percakapan diri sendiri cenderung meningkat saat anak-anak mencoba memecahkan permasalahan atau mengerjakan tgas yang sulit, terutama tanpa bimbingan oran dewasa. Oleh karena itu, Vygotsky mempertimbangkan kebutuhan percakapan diri sendiri sebagai tingkat universal pada perkembangan kognitif, sebuah studi menemukan perbedaan mendasar pada individu, saat anak-anak menggunakan beberapa di antaranya atau tidak sama sekali.

6.      Perkembangan Bahasa yang Terlambat
Masalah pendengaran, abnormalitas pada wajah dan kepala mugkin berasosiasi dengan keterlambatan bahasa dan bicara, seperti kelahiran prematur; sejarah keluarga; faktor sosial ekonomi; dan keterlambatan perkembangan yang lain. Anak- anak dengan keterlambatan berbahasa mengkin memiliki masalahn dengan kecepatan pemetaan, mereka perlu mendengar kata-kata baru lebih sering daripada anak-anak lain sebelum mereka menyatukan ke dalam kosakata. Bagaimanapun, beberapa anak dengan keterlambatan bahasa, jika tidak ditangani akan mengalami konsekuensi perkembangan kognitif, sosial dan emosional yang lama.

7.      Persiapan Untuk Literasi
Kemunculan literasi mengacu pada perkembangan ketrampilan anak prasekolah dalam pengetahuan dalam pengetahuan dan sikap yang mendasari membaca dan menulis.Ketrampilan sebelum membaca dibagi atas dua jenis yaitu kemampuan membaca oral seperti kosakata, sintaksis, struktur bertutur, dan pemahaman terhadap bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi; dan kemampuan bersuara khusus yang membantu pengodean kata-kata yang dicetak. Lebih jauh, keberhasilan literasi dan akademis anak-anak didahuluyi oleh keterampilan bebahasa, pengetahuan fonologi dan sintaksis,identifikasi surat, serta pengetahuan konseptual menegnai mdia cetak dan fungsinya. Tiga studi longitudinal mengindikasikan pentingnya ketrampiulan berbahasa dan kesiapan anak memasuki sekolah bagi anak : kesadaran fonologis, nama huruf dan pengetahuan menegnai bunyi, serta kecepatan memberi nama pada anak usia TK berkaitan dengan keberhasilan membaca tingkat pertama dan kedua; lingkungan rumah di masa kanak-kanak awal mempengaruhi keterampilam berbahasa, sehingga dapat memprediksi kesiapan anak-anak dalam memasuki sekolah; jumlah huruf yang diketahui oleh anak-anak di masa TK sangat berkorelasi dengan prestasi membaca di sekolah menegah atas.

8.      Media dan Kognisi
Di usia 3 tahun, anak merupakan pengguna aktif media, mudah menaruh perhatian terhadap dialog dan cerita. Pengenalan pertama pada televisi di tahun pertama kehidupannya mungkin diasosiasikan dengan minimnya perkembangan kognitif, namun anak pada usia lebih dari 2 tahun mengenal program yang memiliki kurikulum pengembangan kognitif telah menunjukkan peningkatan kognitif. Orang tua yang membatasi waktu menonton televisi, memilih program yang lebih baik, sesuai dengan usia, dan menonton program tersebut dengan anak mereka dapat memaksimalkan manfaat dari media.




Tabel perkembangan bahasa pad kanak-kanak usia awal :
No.
Hal yang berkembang
Bukti Perkembangan
1.
Memahami Fonologi dan Morfologi
Pada usia 3 tahun anak mulai dapat mengucapkan semua bunyi vokal dan sebagian besar konsonan. Ketika anak-anak sudah melampaui ungkapan yang terdiri dari dua kata, mereka mendemonstrasikan pengetahuan mengenai morfologi. Anak-anak mulai menggunakan bentuk kata plural maupun kata kepunyaan untuk benda. Beberapa bukti tebaik yang memperlihatkan perubahan anak dalam menggunakan aturan morfologi adalah dalam overgeneralisasi mereka terhadap aturan-aturan, seperti ketika seorang anak prasekolah mengatakan “foot” dan bukan “feet” atau “goed” dan bukan “went”.
2.
Kosakata
Pada anak usia 3 dan 4, merek mampu mengatakan ketika dua kata mengacu pada objek dan tindakan yang sama.
3.
Tata Bahasa dan Sintaksis
Di usia yang menginjak 5 sampai 7 tahun, perkataan anak sering terdengar seperti orang dewasa dengan kalimat yang panjang dan kompleks. Mereka menggunakan kata hubung, kata depan, dan artikel.
4.
Pragmatik dan Bicara Sosial
Bertanya tentang sesuatu, mengatakan sebuah cerita, atau bahan candaan,  bagaimana memulai dan melanjutkan sebuah percakapan dan lain sebagainya.
5.
Percakapan Sendiri
Dia melihat bentuk-bentuk komunikasi khusus; bicara dengan diri sendiri.
6.
Perkembangan Bahasa yang Terlambat
Anak-anak dengan keterlambatan berbahasa mengkin memiliki masalah dengan kecepatan pemetaan, mereka perlu mendengar kata-kata baru lebih sering daripada anak-anak lain sebelum mereka menyatukan ke dalam kosakata.
7.
Persiapan Untuk Literasi
Kemunculan literasi mengacu pada perkembangan ketrampilan anak prasekolah dalam pengetahuan dalam pengetahuan dan sikap yang mendasari membaca dan menulis.
8.
Media dan Kognisi
Di usia 3 tahun, anak merupakan pengguna aktif media, mudah menaruh perhatian terhadap dialog dan cerita.

D.    Pendidikan di Masa Kanak-Kanak Awal
Bagi para guru di program Reggio-Emilia, anak-anak prasekolah adalah para pelajar yang aktif, mengeksplorasi dunia bersama kawan-kawan sebaya, menyusun pengetahuan mereka mengenai dunia dalam berkolaborasi dengan komunitasnya dibantu namun tidak diarahkan oleh para gurunya.

1.      Tipe-tipe Prasekolah
Prasekolah memiliki beragam tujuan dan kurikulum.Beberapa program menekankan pencapaian akademis dan yang lainnya fokus pada perkembangan social dan emosi.
·        Taman Kanak-Kanak yang Berpusat pada Anak
Taman kanakkanak seperti ini menekankan pendidikan secara keseluruhan dan menaruh perhatian pada perkembangan fisik, kognitif, dan sosialemosi anak-anak. Taman kanak-kanak yang berpusat pada anak mempertahankan tiga prinsip:
Setiap anak mengikuti sebuah pola perkembangan yang unik, anak-anak kecil secara terbaik belajar melalui pengalaman langsung dengan berbagai orang dan materi, dan bermain merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan anak secara total. Bereksperimen, bereksplorasi, menemukan, mencoba, melakukan rektrukturisasi, berbicara, dan mendengarkan, merupakan aktifitas-aktifitas yang sering ada dalam program taman kanak-kanak.
·        Metode Montessori
Adalah model filosofi pendidikan dari Maria Montessori.Sebagai seorang dokter perempuan yang pertama di Italia, Maria Montessori mendedikasikan dirinya untuk menemukan metode yang baru dan lebih baik untuk mendidik anak-anak berkebutuhan khusus.Metode Montessori didasarkan pada keyakinan bahwa intelegens alami anak termasuk di dalamnya aspek rasionalitas, spiritual dan aspek empiris.Kurikulum itu sendiri bersifat individual, tapi ruang lingkupnya jelas ditentukan dan memberikan serangkaian kegiatan yang jelas. Pendekatan Montesorri terbukti efektif, sebuah evaluasi dari system pendidikan Montessori di Milwaukee menemukan bahwa siswa Montessori yang berusia 5 tahun memiliki persiapan yang lebih baik untuk masuk SD dalam membaca dan matematika daripada anak yang mengikutiti peprasekolah lain.

·        Pendekatan Reggio Emilia
Di akhir tahun 1940-an sebuah kelompok pendidik Italia dan para orang tua membentuk sebuah rencana untuk memperbaiki kerusakan pada beragam kelompok social akibat pecahnya perang, setelah perang dunia II melalui pendekatan baru mendidik anak kecil. Tujuannya untuk meningkatkan kehidupan anak-anak dan keluarga melalui dialog tanpa kekerasan dan debat. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, dan menempa lebihdekat, hubungannya jangka panjang antar guru dan siswanya.

2.      Kompensasi Program Prasekolah
Program kompensasi prasekolah terbaik untuk anak-anak dengan keluarga berpenghasilan rendah di Amerika Serikata dalah project Head Start, program pemerintah yang diluncurkan tahun 1965. Konsisten dengan pendekatan anak secara menyeluruh, tujuannya tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan kognitif, tapi juga meningkatkan kesehatan fisik dan memelihara rasa percaya diri dan keterampilan sosial.Beberapa peneliti berpendapat bahwa hal ini dapat membantu menjelaskan mengapa banyak anak yang tidak berpartisipasi dalam Head Start, di tingkat pertama sekolah, terlihat dapat mengejar ketinggalan pada program berpartisipasi.Sebagai contoh, pelajar dengan dua bahasa dan anak berkebutuhan khusus yang berpartisipasi di awal program intervensi cenderung menunjukkan peningkatan yang lebih besar dan dirawat untuk periode waktu yang lama.Anak-anak Head Start dan program kompensasi lainnya lebih kecil kemungkinan ditempatkan dalam pendidikan khusus atau mengulang jejang atau tingkat serta lebih memiliki kemungkinan menyelesaikan sekolah menengah atasnya dibandingkan anak-anak dari keluarga kelas bawah yang tidak mengikuti program tersebut.Pada tahun 1995, Head Start dini mulai menawarkan pelayanan-pelayanan perkembangan anak dan keluarga ke pada keluarga berpenghasilan rendah yang memiliki infant dan toddler. Kesepakatan yang terus tumbuh diantara para pendidikan anak usia dini, yaitu cara efektif untuk memastikan meningkatnya pencapaian dalam intervensi dini dan program kompensasi pendidikan adalah dengan mengelolanya melalui pendekatan PK-3 program perpanjangan sistematik dari prataman anak-anak hingga kelas 3. Program tersebut akan :
·        Menawarkan praTK pada semua yang berusia 3 dan 4 tahun
·        Mengharuskan sekolah sehari penuh untuk anak TK
·        Mengkoordinasikan dan meluruskan pengalaman-pengalaman pendidikan serta harapan-harapan dari anak praTK hingga kelas 3 melalui serangkaian kurikulum berbasis kebutuhan perkembangan anak dan kemampuan serta diajarkan oleh seorang yang terampil dan professional.

3.      Anak-anak di Taman Kanak-Kanak
Taman kanak-kanak awalnya adalah satu tahun transisi antara kebebasan yang relative dirumah dengan struktur dari “sekolah sesungguhnya”, tetapi di Amerika Serikat saat ini taman  kanak-kanak lebih menyerupai sekolah dasar. Pendorong tren ini adalah meningkatnya jumlah orang tua tunggal dan rumah tangga yang berpendapatan dari 2 orang. Dan pada awalnya taman kanak-kanak dilaksanakan sehari penuh dengan pertumbuhan yang besar perihal keterampilan membaca dan matematika dari musimgugur ke musim semi, tapi secara keseluruhan keuntungan ini cenderung kecil ke sedang. Sumber yang mengatakan bagaimana anak-anak memasuki taman kanak-kanak, keterampilan praliterasi serta kekayaan bahasa yang berasal dari lingkungan rumah, memprediksi pencapaian membaca dikelas 1, serta pembedaan individual tersebut cenderung mampu menyesuaikan diri di taman kanak-kanak lebih mudah daripada yang menghabiskan penyesuaian diri untuk anak taman kanak-kanak dapat di hilangkan dengan memungkinkan anak prasekolah dan orang tua berkunjung sebelum anak memulai sekolahnya, memperpendek waktu sekolah di awal masuk, kunjungan guru kerumah, mengadakan sesi orientasi orang tua, serta tetap memberikan orang tua informasi yang terjadi disekolah. Berkembangnya kemampuan fisik dan kognitif di masa anak usia dini berdampak pada pembentukan citra diri anak, penyesuaian emosional, dan bagaimana mereka nyaman di rumah serta dengan teman-temannya
4.      Kontroversi di dalam Pendidikan Masa Kanak-Kanak Awal
Dua kontroversi pendidikan di masa kanak-kanak awal meliputi :
·         Kontroversi tentang Kurikulum
Di satu sisi orang-orang mendudkung pendidikan yang berpusat pada anak, yakni pendekatan konstruktif, yang ditekankan oleh NAEYC, yang mengikuti praktik-praktik yang sejalan dengan perkembangan. Di sisi lain adalah orang-orang yang menganjurkan pendekatan akademik maupun instruksi langsung. Dalam kenyataannya, banyak program pendidikan kanak-kanak awal yang berkualitas tinggi melibatkan pendekatan akademik maupun kontruktivis.
Program-program masa kanak-kanak awal yang kompeten juga sebaiknya berfokus pada perkembangan kognitif dan perkembangan sosial-emosional, tidak hanya berfokus pada perkembangan kognitif.


·         Pendidikan Prasekolah yang Universal
Edward Ziglerdankoleganya (2006) baru-baru ini berpendapat bahwa Amerika Serikat seharusnya memiliki pendidikan prasekolah yang universal. Zigler dan koleganya (2006) merujukpenelitian yang menunjukan program prasekolah berkualitas menurunkan kecenderungan anak-anak tersebut akan tinggal kelas atau putussekolah di sekolah dasar atau menengah. Mereka juga menunjukkan analisis yang mengindikasikan bahwa prasekolah yang universal akan menghemat biaya hingga milliaran dollar AS untuk kebutuhan remedial dan keadilan.
Para kritikus itu terutama menekankan bahwa peneletian belum membuktikananak-anak yang kurang beruntung tersebut meningkat sebagai hasil dari mengikuti program prasekolah.Beberapa kritikus, terutama pendukung homeschooling, menekankan bahwa anak-anak harus di didik oleh orang tua, bukan sekolah.Sehingga, kontroversi terus mewarnai implementasi pendidikan prasekolah yang universal ini.
Sekolah Montessori
Di sekolah Montessori , sebuah kelas terdiri dari siswa yang usianya berbeda (mixed-aged classroom). Kelas Montessori dibagi menjadi kelas untuk siswa usia 3 – 6 tahun, 6 – 9 tahun, dan 9 – 12 tahun(rentang usia siswa dalam sebuah kelas masing-masing 3 tahun). Tujuannya adalah agar siswa merasakan menjadi yang paling muda, ditengah, dan yang paling tua.Dengan begitu, setiap siswa memiliki pengalaman belajar bersama anak yang berbeda umur.Siswa yang tua ikut bertanggung jawab membimbing anak-anak yang lebih muda.Yang muda ikut belajar dari siswa yang lebih tua. Semua siswa akan punya pengalaman merasa pernah dipimpin dan juga merasa memimpin.
Di kelas Montessori, 80 % kegiatannya adalah belajar secara mandiri. Guru tidak mengajar di depan kelas seperti kelas lainnya. Biasanya di sekolah Montessori, kelas terdiri dari meja-meja.Siswa duduk di meja-meja tersebut belajar sesuatu tapi setiap meja (atau bahkan setiap siswa) bisa mempunya kegiatan yang berbeda-beda. Di satu meja seorang anak sedang menyusun jigsaw, tapi di meja lain mungkin ada anak yang belajar membaca (mirip seperti cerita Toto Chan : Gadis Cilik di Pinggir Jendela karya Tetsuko Kuroyanagi). Guru berkeliling dari satu meja ke meja yang lain, membimbing anak bila diperlukan. Meskipun ada sejumlah kegiatan belajar yang perlu dipelajari anak dalam sehari (misalnya membaca, berhitung, dan sebagainya), anak pun bisa memilih mau belajar apa terlebih dahulu. Setelah menyelesaikan satu kegiatan, anak bisa beralih mengerjakan kegiatan yang lain. Mau mengintip kelas Montessori? Bisa dilihat di sini :
Montessori memungkinkan setiap anak belajar secara mandiri karena biasanya sekolah-sekolah Montessori dilengkapi dengan berbagai alat bantu belajar (manipulatives) yang dirancang secara seksama sehingga memungkinkan anak belajar secara mandiri melalui berbagai kegiatan hands-on. Berbagai jigsaw, balok, dan alat bantu belajar lainnya disediakan bagi siswa.
Sebagai seorang pengajar matematika, saya sering merasa alat bantu belajar Montessori keren-keren karena memungkinkan anak belajar berbagai konsep matematika secara mandiri. Kadang saya terinspirasiuntuk mengadopsi beberapa alat bantu belajar yang digunakan disekolah Montessori dan membuat alat bantu belajar sendiri.
Metode dan berbagai alat bantu belajar Montessori memang menarik.Namun, bagi saya yang paling menarik adalah kisah dibalik berdirinya sekolah Montessori. Siapakah Maria Montessori? Apa yang membuatnya menemukan metode Montessori? Sekolah seperti apa yang dia dirikan? Untuk siapa sekolah tersebut didirikan?
Siapakah Maria Montessori?
Maria Montessori (1870 -1952) adalah seorang perempuan yang memiliki berbagai minat. Meskipun tidak disetujui ayahnya, pada usia 13 dia masuk sekolah kejuruan untuk belajar teknik. Setelah belajar teknik selama 7 tahun, minatnya mulai berubah.Montessori mulai tertarik pada ilmu kedokteran dan memilih untuk belajar psikiatri di University of Rome. Dia lulus dan menjadi perempuan pertama di Italia yang lulus dari sekolah kedokteran.
Pekerjaan pertama Montessori adalah mengurus anak-anak di sebuah rumah sakit jiwa (mental asylum). Di sana dia bertanggung jawab untuk mengurus kesehatan anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental. Dia mengukur berat dan tinggi badan anak-anak tersebut dan memastikan bahwa mereka tercukupi kebutuhan gizinya.
Suatu siang, Montessori memperhatikan bahwa anak-anak sedang memainkan roti, yang seharusnya menjadi santapan makan siang.Mereka memainkan roti dengan menggulung-gulungnya (seperti anak memainkan lilin mainan/play dough).Muncullah gagasan, bahwa apabila anak-anak memiliki sesuatu untuk dimainkan (dimanipulasi) maka mereka bisa mengembangkan keterampilan (berpikirnya).
Dia pun mulai mengembangkan berbagai alat bantu belajar yang memungkinkan anak belajar secara mandiri. Sampai sekarang alat bantu belajar yang dikembangkan Montessori masih sering digunakan di berbagai sekolah (meskipun ada yang dimodifikasi). Pengalamannya belajar teknik memudahkannya dalam mendesain dan membuat berbagai alat bantu belajar. Montessori mengujicobakan alat-alat bantu belajar yang dibuatkan kepada anak-anak di rumah sakit jiwa tersebut. Ternyata anak-anak mengalami perkembangan dalam belajar.
seng-iseng Montessori mengikutsertakan beberapa anak-anak tersebut dalam ujian negara. Ternyata kemampuan anak-anak tersebut tak berbeda jauh, atau bahkan di atas anak-anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus. “Kalau metode tersebut berhasil untuk anak-anak berkebutuhan khusus, bagaimana kalau diterapkan untuk anak-anak lain?” pikir Montessori.
Sekolah Montessori pertama di La Casa De Bambini, Roma,  Italia.
Pada awal abad  ke-20, La Casa De Bambini adalah salah satu daerah paling miskin dan kumuh di Roma, Italia. Dalam sebuah pidato DI Roma (1942), Montessori menggambarkan daerah tersebut sebagai daerah yang diabaikan. Ribuan orang yang tidak memiliki rumah tinggal diantara reruntuhan tembok yang ada di daerah sana. Orang-orang tersebut adalah para pengemis, dan juga para pelaku kriminal seperti perampok dan pembunuh. Suasana di sana tidak aman sehingga banyak orang yang takut mendekati daerah tersebut. Daerah tersebut dijuluki sebagai the shame of Italy (daerah Italia yang memalukan).
Di daerah yang terabaikan tersebut, pada 6 Januari 1907, Maria Montessori mendirikan sekolah Montessori yang pertama. Montessori percaya bahwa anak-anak di sekolah tersebut akan menjadi masa depan umat manusia.
Perkembangan Sekolah Montessori di Italia dan di Dunia
Pada mulanya pendirian sekolah Montessori didukung oleh Benito Mussolini, pemimpin di Italia pada saat itu. Benito Mussolini ikut mempromosikan sekolah Montessori sehingga tahun 1924 ada banyak sekolah Montesori di berbagai daerah di Italia. Juni 1926, Mussolini menyumbang 10,000 lire dari kantongnya sendiri untuk mendukung Komunitas Montessori di Italia. Montessori juga diberikan kebebasan untuk merancang dan membimbing program pelatihan guru di Milan. Selama 6 bulan guru-guru dilatih secara intensif untuk belajar mengenai metode Montessori.
Montessori mulai berkeliling dunia untuk memberikan beberapa kuliah sehingga metodenya mulai dikenal luas.Tahun 1915, misalnya Montessori diundang oleh Alexander Graham Bell, Thomas Edison untuk memberikan kuliah di Carnegie Hall.
Antara tahun 1920-1930 Montessori banyak melakukan tur untuk menyebarkan pandangannya. Meskipun metode Montessori mulai dikenal di berbagai negara khususnya di Eropa dan Amerika Serikat, di negara asalnya – Italia, metode Montessori mulai ditolak.
Mussolini mulai menyadari bahwa filosofi yang dipegang oleh Montessori bertentangan dengan pandangannya.Montessori percaya bahwa anak-anak harus belajar menjadi warga dunia.Anak-anak juga perlu diajak untu belajar berpikir bebas, menjadi mandiri, menjadi kreatif, hidup dalam harmoni, sekaligus mencintai kedamaian.
Mussolini sebaliknya, dia hanya ingin anak-anak Italia belajar mengenai Italia, dan bukan mengenai dunia.Tahun 1929 pemerintah Italia mulai melarang pendirian sekolah-sekolah Montesori mulai dilarang oleh pemerintah Italia. Tahun 1934 semua sekolah Montessori ditutup paksa oleh Mussolini.
Tahun 1936  Montessori pun meninggalkan Italia dan menetap di Belanda. Di Belanda beberapa metode Montessori diadopsi dan diintegrasikan di sistem sekolah publik. Di negara-negara lain, sekolah-sekolah Montessori mulai berkembang, termasuk di Indonesia.
Karena metode belajarnya yang memikat, beberapa orang tua yang mampu rela untuk membayar mahal untuk menyekolahkan anaknya di sekolah Montessori.Tapi sekolah Montessori sebenarnya bukansekadar mengenai metode belajar yang menarik.Di balik pendiriansekolah Montessori ada sejarah yang panjang. Sekolah tersebut awalnya  berkembang karenaperhatian Montessori pada semua anak-anak, khususnya mereka yang terbelakang secara mental dan juga kekurangan secara materi. Sekolah tersebut juga didasari oleh cita-cita Montessori mendidik anak-anak menjadi warga dunia.Pemimpin-pemimpin yang juga menciptakan perdamaian bagi seluruh umat manusia.