Jumat, 14 September 2012

Resensi Putra Salju Karya Salman El-Bahri



PUTUS ASA, Tidak!
Salman el-Bahri dalam bukunya yang berjudul Putra Salju menyuguhkan kepada para penikmat buku untuk merasakan racikan kata-kata yang disajikan menjadi sebuah cerita motivasi. Dalam bukunya Putra Salju, Salman el-Bahri bercerita tentang perjuangan hidup Putra Salju yang bernama asli Baharudin. Nama Putra Salju sendiri merupakan nama yang diberikan oleh Kepala Desa di desa tempat Putra Salju tinggal. Yaitu Desa Parit Tiga, Sabantan Besar daerah sungai Guntung di Pulau Kalimantan, pemberian nama tersebut dikarenakan Putra Salju berhasil menyelamatkan dokumen desa saat terjadi banjir besar di Parit Tiga.
Daerah dimana Putra Salju tinggal merupakan daerah terpencil yang masih jauh dari sentuhan tehnologi. Ada media elektronik seperti televisi, namun hanya beberapa saja yang memilikinya. Hiburan masyarakat khas desa seperti dangdut pun hanya bisa disuguhkan saat-saat tertentu saja, seperti ketika ada penduduk desa Parit Tiga atau desa tetangga yang sedang mempunyai hajat lalu menampilkan musik dangdut sebagai hiburan.
Tak hanya dari sisi hiburan saja, bahkan untuk berbelanja atu menjual hasil kebun, Putra Salju dan penduduk Parit Tiga untuk pergi ke pasar membutuhkan waktu setengah jam lamanya dan itupun harus mendayung melintasi sungai Guntung karena perahu merupakan transportasi utama yang menghubungkan antara Parit Tiga dan Sabantan Besar
Putra Salju bukanlah seorang anak yang terlahir dari keluarga yang kaya. Melainkan Putra Salju lahir dari keluarga yang miskin. Ayahnya sebagai penjual jagung dan ibunya sebagai penjual sayuran. Bahkan, untuk membeli peralatan sekolah seperti sepatu, Putra Salju harus bekerja sendiri mencari uang . Namun, Putra Salju terlahir dari rahim seorang ibu yang mempunyai impian besar terhadap masa depan Putra Salju nantinya. Putra Salju tumbuh dari didikan seorang Ayah yang menginginkan kelak Putra Saju bisa menjadi seorang Ilmuwan seperti Bacharuddin Jusuf Habibie. Sedangkan sang ibu menginginkan agar kelak Putra Salju menjadi pengusaha sukses sesukses Muhammad Jusuf Kalla serta menikah dengan gadis Bugis untuk mempertahankan kemurnian asalnya.
            Putra Salju seperti anak berusia belasan tahun lainnya yang menyukai petualangan dan selalu ingin tahu tentang apa yang ada di sekitarnya. Lewat tokoh Putra Salju ini Salman El-Bachri mengajarkan pada kita agar tidak mudah percaya begitu saja pada suatu kebiasaan yang memang telah lama dilakukan. Kerana bisa saja kebiasaan tersebut hanya bersifat fiktif belaka, namun masyarakat terlalu mengagung-agungkan sehingga terkesan mistis.  Walaupun Putra Salju umurnya masih belasan tahun Putra Salju memiliki inisiatif yang cukup cerdas untuk mendapatkan jawaban dari apa yang ingin diketahuinya secara jelas.
Usaha Putra Salju untuk menjadi yang terbaik untuk masa depannya tentu saja membutuhkan pengorbanan yang tak sedikit dan tak mudah. Putra Salju yang tinggal di daerah terpencil jauh dari akses tehnologi dan masih minimnya pendidikan harus berjuang keras untuk bisa meneruskan pendidikannya. Hingga akhirnya Putra Salju merantau ke Pulau Jawa dan memutuskan untuk menempuh pendidikan Agama Islam secara mendalam di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Ponorogo.
Di Ponorogo itulah Putra Salju menjatuhkan pilihan hatinya pada seorang gadis yang bernama Dewi. Dewi bukanlah gadis bugis, melainkan gadis jawa asli. Hal tersebut menjadikan ibu Putra Salju menjadi ragu untuk menerima Dewi menjadi menantunya. Tapi Putra Salju tak patah arang agar ibunya mau menerima Dewi.
Salman el-Bachri menceritakan seolah-olah ini adalah kisah nyata dan akan membuat pembaca yang membaca novel ini akan beranggapan bahwa Novel Putra salju merupakan novel yang ceritanya diadaptasi dari sebuah pengalaman perjalanan hidup seseorang. Tapi bukan, novel ini hanyalah karangan fiktif belaka. Namun Salman el-Bachri bisa menyuguhkannya secara nyata.
Membaca novel ini secara tidak langsung mengajak kita untuk belajar tentang budaya adat masyarakat bugis, cara berbahasa masyarakat Bugis, cara masyarakat Bugis menyelesaikan suatu permasalahan, cara masyarakat Bugis mempertahankan ideologi lokalnya dll.
Putra Salju merupakan bacaan ringan yang sangat cocok untuk dibaca para pelajar, karena Putra Salju juga mengajarkan kita betapa kerasnya perjalanan hidup menusia untuk meraih mimpinya untuk membahagiakan orang tua. Bagaimana cara untuk menentukan pasangan dengan baik sesuai dengan agama islam yang telah mengajarkan kita agar tidak berbuat zina.
Novel ini juga menjawab bagaimana seseorang harus berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, tentang pendidikan, tentang agama, tantang komunikasi terhadap sesama, tentang tokoh idola dan pentingnya menolak kata PUTUS ASA.

Tidak ada komentar: