Cinta dan loyalitas Indonesia citizen alias warga negara Indonesia sepertinya memang harus
dipertanyakan kembali. Generasi muda kini mulai hilang jiwa nasionalismenya bukan
kemajuan tehnologi atau pengetahuan melainkan akibat terjadinya arus
globalisasi dan masuknya budaya-budaya asing atau westernisasi yang secara
perlahan-lahan telah memasuki sendi-sendi kehidupan maayarakat Indonesia.
Hal ini
membuat Pakdhe Karwo, Guberur Jawa Timur berkeinginan agar generasi penerus
bangsa utamanya pemuda-pemudi Jawa Timur untuk lebih mencintai Indonesia.
Komunitas yang disebut Komunitas Pegiat Kebangsaan dibentuk sebagi wadah untuk
para generasi muda Jawa Timur untuk aktif dalam wawasan kebangsaan.
Wawasan kebangsaan
bukanlah wawasan yang bersifat teori semata. Disini dalam acara yang diadakan
oleh Dinas Provinsi Jawa Timur dan Surabaya Juang kami diajari bagaimana
caranya memiliki jiwa nasionalisme agar lebih mencintai Indonesia dan loyal
terhadap Indonesia.
Kegiatan Komunitas Pegiat Kebangsaan
diadakan selama empat kali di empat titik wilayah Jawa Timur. Yang pertama di
Wilayah I Bakorwil Madiun, kedua di Wilayah II Bakorwil Bojonegoro, ketiga di Bakorwil
III Wilayah Malang dan yang terakhir di Bakorwil IV Wilayah Pamekasan. Disetiap
bakorwil rata-rata diikuti oleh 8-10 wilayah yang terdiri dari kabupaten atau
kota madya. Dan setiap bakorwil diikuti oleh hampir 200 pelajar SMA sederajat
terbaik dari masing-masing sekolah atau sekitar 22 anak terbaik perwakilan dari
kabupaten atau kotamadya.
Dan puncak
acaranya adalah pada tanggal 30 April-1 Mei 2013, hampir 850 siswa terbaik di
Jawa Timur akan diberangkatkan ke Surabaya. Pada tanggal 1 Mei, pelajar SMA
sederajat yang tergabung sebagai pegiat kebangsaan dan sebelumnya telah
mengikuti kegiatan di wilayah bakorwil masing-masing selama 3 hari 2 malam akan
bertemu dengan Pakdhe Karwo di Gedung Grahadi untuk berbincang-bincang secara
langsung. Selain itu para pegiat kebangsaan akan diajak untuk mengunjungi Hotel
Yamato atau Hotel Majapahit yang menjadi saksi bisu perobekan bendera di zaman
penjajahan. Selain gedung grahadi tempat bertemu dengan Pakdhe Karwo dan Hotel
Majapahit, para pegiat juga akan diajak untuk mengunjungi bekas kediaman Hos
Cokroaminoto dan beberapa tempat bersejarah lainnya di Surabaya.
Hal ini
dimaksudkan agar sebagi generasi penerus bangsa mengetahui sejarah-sejarah
terdahulu dan memiliki wawasan luas tentang kebangsaan, karena tanpa sejarah
apa yang bisa diceritakan dan dengan sejarah lah kita dapat belajar untuk merencanakan
masa depan. Tak hanya wawasan sejarah saja, dengan adanya Komunitas Pegiat
Kebangsaan atau akrab disebut KPK diharapkan mental, karakter dan sikap
generasi muda bangsa Indonesia dapat sesuai dengan norma dan nilai yang ada di
masyarakat, dapat tumbuh jiwa nasionalismenya sehingga Indonesia kelak akan
dipimpin oleh generasi-generasi yang benar-benar mempunyai good leadership untuk meciptakan good government.
Beruntung sekali, Bojonegoro kota
kecil tempatku dilahirkan dan menuntut
ilmu menjadi tuan rumah diadakannya GELAR
SENI “ PADANG REMBULAN “ dan DEKLARASI KOMUNITAS PEGIAT KEBANGSAAN untuk
Wilayah II Bakorwil Bojonegoro. Ada sekitar 176 pelajar terbaik SMA sederajat dari 8
kabupaten atau kotamadya. Yaitu Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban,
Kabupaten Lamongan, Kabupaten Mojokerto, Kabupate Jombang, Kabupaten Kediri,
Kota Kediri dan Kota Lamongan.
Di Bojonegoro pelajar yang telah terpilih dan
tergabung menjadi komunitas pegiat kebangsaan diajak untuk mengunjungi Kahyangan
Api, Petro Cina, Exxon Mobil dan menyaksikan pementasan Padang Bulan di
Aloon-Aloon Kabupaten Bojonegoro.
Jum’at 5 April 2013 pukul 10.00 WIB peserta sudah
mulai check in di hotel
masing-masing. Ada 2 hotel yang dipergunakan yaitu Hotel Wisma Djaja dan Hotel
Wina. Sorenya pukul 16.00 dimulai acara pertama yaitu mengikuti diskusi
kebangsaan di Kahyangan Api hingga pukul 22.00 WIB. Di Kahyangan Api ada 4
orang yang memberi materi yaitu juru kunci Kahyangan Api, sesepuh warga Samin,
Dosen Univeritas Airlangga dan Dosen Universitas 17 Agustus Surabaya.
Keesokan
harinya pegiat diajak berkunjung ke Petro Cina yang bertempat di desa Sukowati
Kecamatan Bojonegoro. Di Petro Cina para pegiat diberi penjelasan tentang
minyak dan gas dan bagaimana cara pengambilannya di dalam perut bumi. Setelah
mengunjungi Petro Cina lanjut ke acara kedua yaitu ke Aula Bakorwil Bojonegoro
untuk menyimak materi dari Exxon Mobil.
Setelah materi selesai baru kami diajak untuk mengunjungi tempat
pengeboran minyak Exxon Mobil di Desa Gayam Kecamatan Kalitidu.
Malamnya
usai maghrib sekitar pukul 18.00 WIB para egiat diajak untuk menyaksikan Gelar
Seni Padang Rembulan sekaligus Deklarasi Komunitas Pegiat Kebangsaan yang
dibuka oleh sekretaris daerah Provinsi Jawa Timur. Gelar seni Padang Rembulan
diikuti oleh anak didik dan guru pendidik kesenian yang terpilih dari kota
madya dan kabupaten se-Bakorwil Bojonegoro. Dalam gelar seni Padang rembulan
acara yang paling spektakuler adalah dengan adanya sajian teater yang dupadukan
dengan sendratari dan sindhenan dengan judul Sang Mahapatih. Dengan tokoh utama
yaitu Patih Gajah mada, Gayatri dan Tri Buwana Tungga Dewi dengan berlatar Kerajaan
Majapahit.
Diharapkan agar komunitas pegiat ini dapat
berlanjut sampai nanti, entah mengadakan studi kebangsaan atau acara apapun
yang berhubungan dengan kebangsaan sebagai wujud nyata untuk menggerakkan
generasi muda Indonesia untuk menciptakan good
leadership to make good government.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar