Selasa, 10 September 2013

Komunitas Pegiat Kebangsaan Sonsong Generasi Muda Berwawasan Kebangsaan



Cinta dan loyalitas Indonesia citizen alias warga negara Indonesia sepertinya memang harus dipertanyakan kembali. Generasi muda kini mulai hilang jiwa nasionalismenya bukan kemajuan tehnologi atau pengetahuan melainkan akibat terjadinya arus globalisasi dan masuknya budaya-budaya asing atau westernisasi yang secara perlahan-lahan telah memasuki sendi-sendi kehidupan maayarakat Indonesia.
            Hal ini membuat Pakdhe Karwo, Guberur Jawa Timur berkeinginan agar generasi penerus bangsa utamanya pemuda-pemudi Jawa Timur untuk lebih mencintai Indonesia. Komunitas yang disebut Komunitas Pegiat Kebangsaan dibentuk sebagi wadah untuk para generasi muda Jawa Timur untuk aktif dalam wawasan kebangsaan.
            Wawasan kebangsaan bukanlah wawasan yang bersifat teori semata. Disini dalam acara yang diadakan oleh Dinas Provinsi Jawa Timur dan Surabaya Juang kami diajari bagaimana caranya memiliki jiwa nasionalisme agar lebih mencintai Indonesia dan loyal terhadap Indonesia.        
Kegiatan Komunitas Pegiat Kebangsaan diadakan selama empat kali di empat titik wilayah Jawa Timur. Yang pertama di Wilayah I Bakorwil Madiun, kedua di Wilayah II Bakorwil Bojonegoro, ketiga di Bakorwil III Wilayah Malang dan yang terakhir di Bakorwil IV Wilayah Pamekasan. Disetiap bakorwil rata-rata diikuti oleh 8-10 wilayah yang terdiri dari kabupaten atau kota madya. Dan setiap bakorwil diikuti oleh hampir 200 pelajar SMA sederajat terbaik dari masing-masing sekolah atau sekitar 22 anak terbaik perwakilan dari kabupaten atau kotamadya.
            Dan puncak acaranya adalah pada tanggal 30 April-1 Mei 2013, hampir 850 siswa terbaik di Jawa Timur akan diberangkatkan ke Surabaya. Pada tanggal 1 Mei, pelajar SMA sederajat yang tergabung sebagai pegiat kebangsaan dan sebelumnya telah mengikuti kegiatan di wilayah bakorwil masing-masing selama 3 hari 2 malam akan bertemu dengan Pakdhe Karwo di Gedung Grahadi untuk berbincang-bincang secara langsung. Selain itu para pegiat kebangsaan akan diajak untuk mengunjungi Hotel Yamato atau Hotel Majapahit yang menjadi saksi bisu perobekan bendera di zaman penjajahan. Selain gedung grahadi tempat bertemu dengan Pakdhe Karwo dan Hotel Majapahit, para pegiat juga akan diajak untuk mengunjungi bekas kediaman Hos Cokroaminoto dan beberapa tempat bersejarah lainnya di Surabaya.
            Hal ini dimaksudkan agar sebagi generasi penerus bangsa mengetahui sejarah-sejarah terdahulu dan memiliki wawasan luas tentang kebangsaan, karena tanpa sejarah apa yang bisa diceritakan dan dengan sejarah lah kita dapat belajar untuk merencanakan masa depan. Tak hanya wawasan sejarah saja, dengan adanya Komunitas Pegiat Kebangsaan atau akrab disebut KPK diharapkan mental, karakter dan sikap generasi muda bangsa Indonesia dapat sesuai dengan norma dan nilai yang ada di masyarakat, dapat tumbuh jiwa nasionalismenya sehingga Indonesia kelak akan dipimpin oleh generasi-generasi yang benar-benar mempunyai good leadership untuk meciptakan good government.
            Beruntung sekali, Bojonegoro kota kecil tempatku  dilahirkan dan menuntut ilmu menjadi tuan rumah diadakannya GELAR SENI “ PADANG REMBULAN “ dan DEKLARASI KOMUNITAS PEGIAT KEBANGSAAN untuk Wilayah II Bakorwil Bojonegoro. Ada sekitar 176  pelajar terbaik SMA sederajat dari 8 kabupaten atau kotamadya. Yaitu Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Tuban, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Mojokerto, Kabupate Jombang, Kabupaten Kediri, Kota Kediri dan Kota Lamongan.  
Di Bojonegoro pelajar yang telah terpilih dan tergabung menjadi komunitas pegiat kebangsaan diajak untuk mengunjungi Kahyangan Api, Petro Cina, Exxon Mobil dan menyaksikan pementasan Padang Bulan di Aloon-Aloon Kabupaten Bojonegoro.
Jum’at 5 April 2013 pukul 10.00 WIB peserta sudah mulai check in di hotel masing-masing. Ada 2 hotel yang dipergunakan yaitu Hotel Wisma Djaja dan Hotel Wina. Sorenya pukul 16.00 dimulai acara pertama yaitu mengikuti diskusi kebangsaan di Kahyangan Api hingga pukul 22.00 WIB. Di Kahyangan Api ada 4 orang yang memberi materi yaitu juru kunci Kahyangan Api, sesepuh warga Samin, Dosen Univeritas Airlangga dan Dosen Universitas 17 Agustus Surabaya.
            Keesokan harinya pegiat diajak berkunjung ke Petro Cina yang bertempat di desa Sukowati Kecamatan Bojonegoro. Di Petro Cina para pegiat diberi penjelasan tentang minyak dan gas dan bagaimana cara pengambilannya di dalam perut bumi. Setelah mengunjungi Petro Cina lanjut ke acara kedua yaitu ke Aula Bakorwil Bojonegoro untuk menyimak materi dari Exxon Mobil.  Setelah materi selesai baru kami diajak untuk mengunjungi tempat pengeboran minyak Exxon Mobil di Desa Gayam Kecamatan Kalitidu.
            Malamnya usai maghrib sekitar pukul 18.00 WIB para egiat diajak untuk menyaksikan Gelar Seni Padang Rembulan sekaligus Deklarasi Komunitas Pegiat Kebangsaan yang dibuka oleh sekretaris daerah Provinsi Jawa Timur. Gelar seni Padang Rembulan diikuti oleh anak didik dan guru pendidik kesenian yang terpilih dari kota madya dan kabupaten se-Bakorwil Bojonegoro. Dalam gelar seni Padang rembulan acara yang paling spektakuler adalah dengan adanya sajian teater yang dupadukan dengan sendratari dan sindhenan dengan judul Sang Mahapatih. Dengan tokoh utama yaitu Patih Gajah mada, Gayatri dan Tri Buwana Tungga Dewi dengan berlatar Kerajaan Majapahit.
             Diharapkan agar komunitas pegiat ini dapat berlanjut sampai nanti, entah mengadakan studi kebangsaan atau acara apapun yang berhubungan dengan kebangsaan sebagai wujud nyata untuk menggerakkan generasi muda Indonesia untuk menciptakan good leadership to make good government.

Tidak ada komentar: