Sabtu, 30 Juni 2012

Gagal Lagi

Tuhan, izinkan aku menangis. kapan aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku? hari ini aku gagal dan sampai kapan lagi aku akan mengalami kegagalan??
kapan aku bisa menjadi penulis yang terkenal?
Tuhan, sesungguhnya aku iri pada mereka, mereka telah memetik semua jerih payah mereka. kapan giliranku? aku sudah menghabiskan banyak uang untuk pergi ke warnet, mengeti mengetik dan mengetik. Tuhan, aku sudah menyusahkan orang tuaku, aku memberi mereka harapan kosong, aku tak bisa memenuhi janji mereka. kapan aku bisa pulang dengan membawa piala kemenangan? kapan aku bisa pulang dengan membawa pesan kemenangan?
Tuhan, izinkanlah aku menunjukkkan jika aku bisa kepada orang tuaku dan mereka yang telah mendukungku untuk meraih mimpi yang aku pendam ini.
Tuhan, aku sangat iri pada dia. sangat, kenapa selalu dia yang selalu dipuji, dibanggakan dan dianggap. kenapa aku tidak? bahkan tidak pernah.
Tuhan, aku tau Dirimu tak pernah tidur, aku yakin Dirimu mendengar semua doaku, melihat semua kerja kerasku.
kapan Tuhan aku bisa memetik kerja kerasku ini?
Tuhan, aku benci dengan keadaan ini, aku tak suka posisi seperti ini. Tuhan, maafkan aku jika telah mendurhakaiMu. maafkan aku,
Tuhan, kenapa Engkau memberikan ketidakadilan ini? kenapa? Tuhan apa yang telah Kau rencanakan di balik kegagalanku ini?
sungguh, aku merasa terjatuh dan tak semangat lagi.

Rabu, 27 Juni 2012

Aliran Realisme Merupakan Modal Dasar Seni Rupa

Pak Yuli : Aliran Realisme Merupakan Modal Dasar Seni Rupa
Senin, 09 Januari 2012

Tak hanya dibidang prestasi non akademik olahraga ataupun akademik saja bakat yang dimiliki oleh siswa-siswi SMAdaBo, dunia seni banyak diminati oleh para siswa-siswi, tak hanya seni suara, seni tari, seni teater ataupun seni rupa. Buktinya setelah pementasan seni drama yang ditampilkan tim teater Gerindra SMAdaBO dan pameran fotografi beberapa waktu lalu. Kemarin, pada 9 Januari 2012, SMAdaBO menggelar pameran lukisan yang ditempatkan di sepanjang koridor sekolah, dan pada hari itu bertepatan saat penerimaan rapot juga, sehingga tak hanya Bapak atau Ibu Guru dan siswa-siswi saja yang dapat menikmati indahya lukisan tersebut, para orang tua siswa dari kelas X,XI,XII dapat turut serta merasakan keindahan lukisan tersebut. Suatu kebanggan tersendiri bagi anak-anak kelas XII, karena lukisan tersebut merupakan karya-karya mereka.
Pengadaan lukisan tersebut merupakan bagian dari tugas akhir sekolah untuk para siswa-siswi kelas XII yang tak lama lagi akan meninggalkan sekolah ini untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. “ Aliran realisme yaitu benda baik tumbuhan, hewan, buah maupun makhluk hidup, dan aliran tersebut merupakan modal dasar seni rupa lukis”, ungkap Pak Yuli guru kesenian kelas XII yang diwawancari tim junior ZigZag kemarin saat tim tanya mengapa anak-anak kelas XII membuat lukisan yang bertemakan tentang benda-benda yang ada disekitar kita, kok tidak abstrak yang sekarang ini lebih dikenal indah.
Beliau bangga atas karya-karya kelas XII ini, tapi beliau juga menyayangkan karena sampai saat ini belum pernah diadakan lomba lukisan di tingkat Kabupaten.Padahal jika ada, SMAdaBO cukup menjajikan untuk unjuk kebolehan dengan mengirimkan salah satu siswa ataupun siswinya untuk mengikuti acara tersebut, mengingat karya-karya mereka bagus dan tak diragukan lagi kualitasnya, tak hanya itu sebelum memasuki pelajaran seni rupa kelas XII, saat kelas XI mereka sudah diajarkan membuat sketsa gambar untuk bekal melukis di kelas XII nantinya. Memang melukis itu memerlukan kesabaran dan banyak usaha untuk menghasilkan sebuah lukisan yang indah, sama halnya seperti kehidupan yang harus terus berusaha agar dapat meraih apa yang kita inginkan, karena kita pasti bisa meraihnya, pesan dari Pak Yuli untuk para siswa-siswi SMAdaBO.


SMAdaBO “Dibuang Sayang” : Pameran Pendidikan 2012
Rabu, 14 Januari 2012

Sabtu, 14 Januari 2012. Project Based Learning atau lebih sering disebut Pameran Life Skill yang diselenggarakan di SMAN 3 Bojonegoro dengan para peserta kurang lebih 15 sekolah, juga dimeriahkan oleh sekolah kita ini. Acara yang berlangsung pada tanggal 14-15 januari tersebut dibuka oleh Bapak Bupati Suyoto pada pukul 11 siang. Dalam acara tersebut Smada menampilkan produk yang berupa olahan dari kotoran ternak, yang diolah menjadi pupuk organik, pupuk cair, dan biogas.Produk tersebut merupakan hasil karya siswa-siswi kelas X1-X3. Dalam pembuatan karya tersebut, merupakan perpaduan dari 3 mapel yaitu Mulok Bahasa Inggris, Biologi, dan Fisika. Dan tentunya dalam pameran tersebut Smada juga menampilkan film dokumenter pembuatan pupuk dalam dua bahasa, yaitu Inggris dan Indonesia. Karena pameran tersebut merupakan kerjasama antara Dinas Pendidikan dengan Mobil Cepu Limited, Sampoerna Foundation, dll. Hal tersebut menurut Bu Wiwik selaku penggagas tema tersebut agar nantinya jika siswa-siswi tersebut setelah lulus dari Smada mereka tidak hanya mendapatkan pelajaran yang modelnya monoton seperti teori saja sehingga kurang memberikan pengalaman yang berarti, dengan hal ini tentunya agar kelak mereka dapat mengintegrasikan hal tersebut dalam kehidupan mereka nantinya. Karena manfaat dari pembuatan berbagai macam pupuk dari kotoran ternak tersebut banyak sekali salah satunya dapat menambah nilai jual dari kotoran tersebut sehingga memberikan pendapatan yang lebih. Antusiasme dari para siswa-siswi dari kelas X-XII sangat tinggi sekali. Secara bergiliran tiap kelas, mereka bergantian mengunjungi pameran pendidikan tersebut. Dari banyak pengunjung yang mengunjungi stand Smada, kebanyakan mereka menanyakan mengapa kok menampilkan produk dari olahan ternak. Yang pasti Smada slalu ingin menunjukkan hal yang berbeda dari lainya, termasuk dalam ajang pameran pendidikan ini. Karena dengan menampilkan produk olahan kotoran ternak, sedikit banyak akan memberikan pengaruh terhadap anak-anak Smada sendiri. Karena nantinya mereka menjadi lebih tahu bagaimana caranya untuk meminimalisir dampak negatif dalam berternak, selain itu mereka dapat menjadi partisipan dalam menggerakkan lingkungan yang bersih yang bebas dari polusi tanah dan limbah yang dapat merusak kelancaran ekosistem. Smada, a great place to be smart !!!

Rabu, 20 Juni 2012

Cerpen Pertama



 Merah Jambu di Lereng Pandan

Cinta yang benar-benar cinta, tak pernah memandang siapa dirinya dan darimana dia.

Sudah dua tahun aku menjalani masa latihan kerja sebagai guru sementara di sebuah sekolah yang teletak di lereng Gunung Pandan Tepatnya di SMPN 2 Gondang, yang akrab disebut SMP Krondonan. Bukan Pegunungan yang dikelilingi oleh indahnya pohon cemara ataupun pohon pinus. Melainkan pegunungan yang dikelilingi oleh tanaman jagung dan pohon jati. Sungguh berat rasanya menjalani kehidupan di kaki gunung yang tandus dengan warga yang tak banyak ini. Itupun jarak satu kampung dengan kampung lainnya cukup jauh. Tak khayal jika murid-muridku harus berjalan kaki selama satu jam untuk sampai di sekolah dengan menyebrangi sungai-sungai yang melintasi kaki gunung ini. Ditambah lagi dengan jaringan komunikasi yang sulit. Yang membuatku tak bisa leluasa untuk berkomunikasi dengan keluarga di kota. Sungguh keadaan yang berbeda ketika aku masih SMA dulu yang bisa berpergian kemana-mana dengan mengendarai motor atau kendaraan umum. Ya, di desa dan di kota sangat jauh berbeda. Apalagi desa ini terletak di lereng pengunungan dan berada di balik pengunungan-pengunungan yang lain. Atau biasa disebut dengan Pegunungan Kendheng yang tingginya hanya 897 meter.
Ku lalui semua ini sebagai ujian untuk meraih mimpiku. Mimpi untuk menjadi seorang guru. Meskipun disini sepi, tapi masih ada Bu Heny yang setia menampungku untuk ditinggal dirumahnya selama dua tahun ini. Dan dialah orang terdekatku disini, orang yang sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri. Bu Heny selalu menemaniku ketika kerinduan akan keluarga dan teman-teman di kota menyelimuti hatiku. Bu Heny juga yang menasehatiku ketika masalah asmara menderaku. Asmara yang kurasakan bersama seorang lelaki asli Desa Krondonan ini.
Awal pertemuan dengan lelaki yang membuatku jatuh cinta itu ketika aku baru beberapa hari tinggal di Desa Krondonan ini dan ingin sekali pergi ke air terjun Kedung Gupit yang letaknya tak jauh dari tempatku mengajar. Hari ini hari minggu dan pagi ini aku memutuskan untuk pergi ke air terjun sendiri. Dengan berbekal petunjuk dari Bu Heny agar aku menyusuri jalan setapak belakang sekolah dan menyebrangi dua sungai agar sampai di air terjun itu. Dan tak lupa juga pesan dari Bu Heny agar aku berhati-hati di jalan. Perjalanan tak terlalu jauh, butuh waktu sekitar 20 menit agar bisa sampai di air terjun itu. Dan jalannya, sungguh menantang sekali. Berkali kali naik turun batu yang cukup besar agar bisa sampai di air terjun itu.  Aku langsung tersenyum bahagia ketika aku melihat air turun dari atas bebatuan setinggi enam meter membasahi tubuh anak-anak kecil yang sedang bermain air. Aku melihat hanya ada seorang pemuda yang menemani anak-anak kecil kecil itu bermain. Namanya Pandu. dia tersenyum padaku, dan kubalas senyumnya dengan sedikit ragu. Lalu dia menghampiriku dan mengajakku berkenalan ketika aku sedang memfoto air terjun itu. Gaya bicaranya, khas logat orang desa. Dia mengajakku mendekati air terjun itu.
“Baru ya mbak disini. Kenalkan aku Pandu “
“ Sari “
“ Orang mana mbak, sepertinya mbak bukan orang sini. Orang kota ya? Ada perlu apa ke desa ini? “
“ SuraRaya mas, saya jadi guru “
“ Pasti ngajar di SMP Krondonan ya, wah muridnya pasti seneng punya guru dari kota yang cantik kayak gini “
“ Bisa saja mas, masnya ngapain disini “
“ Saya ya setiap hari disini, kerja. Nanem brambang sama jagung. Sawah saya ada di dekat sungai yang mbak lewati tadi “
“ Oh, orang asli sini ya? “
“ Iya mbak, saya lahir dan besar disini. Itu, anak yang sedang bermain air disana yang paling kecil sendiri namanya Satriyo. Dia adik saya. “
Aku melihat seseorang yang ditunjuk Pandu. Anak yang bertubuh kecil tubuhnya hitam mungkin terlalu banyak terbakar matahari. Sama seperti Pandu. Tapi paras Pandu manis.
“ Boleh panggil Sari saja kalau mau. Jangan panggil mbak “. Ucapku, dan dia mengiyakan.
Itulah awal perkenalanku dengan Pandu. Lelaki yang tak terasa sudah dua tahun mengisi hatiku. Dan hampir setiap hari aku mengabiskan waktu soreku bersamanya di bawah temaram senja sore, di kaki Gunung Pandan. Selalu muncul kebahagiaan ketika aku bersamanya. Dan tempat yang paling indah, diatas batu setinggi satu meter yang berada di halaman tempatku mengajar. Duduk bersamanya, mendengar cerita-cerita tentang dirinya dan tentangku yang kuceritakan padanya. Aku menyukai saat seperti itu, apalagi ketika senja atau pagi hari. Memandang indah bentangan Pengunungan Kendheng yang menarik hati. Bersama kicauan burung dan hembusan angin yang membuat pepohonan bak penari yang begitu gemulai.
Aku dan Pandu lahir di kehidupan yang berbeda, dia pemuda desa yang mampu membuatku terbius akan indahnya dunia merah jambu. Ya, dunia cinta. Cinta yang benar-benar cinta. Aku tak pernah memandang siapa dirinya dan darimana dia. Sama halnya seperti perasaan dia terhadapku. Dia tak pernah mempermasalahkan aku yang berasal dari kota yang terkadang sifat manjaku bisa muncul begitu saja. Dia mampu memahamiku.
Aku mengukir cerita indah bersamanya setiap minggu pagi. Kami bersama-sama pergi ke air terjun untuk mengantarkan adiknya mandi dan bermain. Bahkan tak jarang pula aku menemaninya di sawah ketika dia menanam bawang merah dan jagung. Kenangan terindah yang mampu membuatku sadar akan pentingnya sebuah kesederhanaan ketika tiga bulan setelah berteman dengannya aku yang biasa menemnaninya kini tak bisa menemaninya untuk pergi ke ar terjun itu. Ada urusan sekolah yang mengharuskan aku pergi ke kecamatan. Tapi aku berjanji pada diriku untuk menemuinya di sawah setelah urusanku selesai. Aku tak mengabarinya, dia tak punya HP. Meskipun aku terus memaksanya agar dia membeli HP. Tapi dia tetap bersikeras tak mau membeli HP.
Siang itu, saat semua urusanku sudah selesai aku bergegas untuk pulang dan ganti pakaian lalu pergi menemuinya di sawah. Aku membawakan dua bungkus es dawet untuk sekedar oleh-oleh buat dia dan adiknya. Karna ku tahu dia pasti sangat lelah dan haus seharian terpanggang sinar matahari. Benar saja, ketika aku sampai di sawahnya dia sedang makan dengan lahapnya dibawah pohon jati dengan bersandar pada batu besar yang berada ditengah rimbunnya pohon jagung dan adiknya sedang bermain ketapel tak jauh dari tempatnya istirahat.
“ Makan apa? Sepertinya kamu sedang lapar sekali?”. Tanyaku, dan aku tau dia kaget sekali karna tak menyadari kedatanganku. “ Maaf tadi tak sempet ke air terjun, aku harus ke kecamatan “.
“ Ndak apa-apa. Nasi jagung. Kamu mau?
Aneh. Nasi jagung? Makanan apa itu? Bu Heny saja tak bernah bercerita padaku apa itu nasi jagung. Batinku dalam hati.
“ Siapa yang masak? Kamu suka ya?
“ Aku sendiri yang masak. Enak, kamu harus coba. Ini juga ada oseng-oseng kacang panjang buatanku. Mantap sekali Sar. Pedas dan Gurih “
“ Memangnya Ibu kamu dimana? “
            “Ibuku sudah tenang di pesarean
            “ Maksudmu, sudah meninggal ? “
            “ Iya, tiga tahun yang lalu. Waktu itu aku dan adikku sedang bermain di air terjun dan ibuku mencariku disana. Waktu itu habis hujan jadi jalannya licin dan ibuku terpeleset sewaktu menaiki batu dan memanggilku “
            “ Maaf, aku tak bermaksud menyinggung masa lalumu. Oh iya ini aku bawakan es dawet buat kamu dan Satriyo katanya ini yang selalu kamu cari jika kamu pergi kekecamatan? “
            “ Makasih ya “. Lalu dia memanggil adiknya dan memberikannya satu bungkus es dawet. Adiknya lalu pergi lagi, sibuk dengan urusannya. Mengetapel burung-burung yang hinggap di pohon jati.
            Dia melanjutkan makannya, dan aku termangu. Membatin dalam benakku betapa sulit lika-liku kehidupan yang pernah dia alami. Dia laki-laki yang begitu tegar meskipun telah kehilangan orang yang telah melahirkannya. Dia tak pernah membenci batu dekat air terjun yang secara tidak langsung telah merenggut nyawa ibunya. Bahkan dia bersama adiknya hampir setiap hari mengunjungi temapt itu. Sedangkan aku? Aku yang lebih memilih mengajar di tempat ini hanya karna ingin melupakan masalah cintaku dengan pria yang mengisi hatiku sewaktu masih di SuraRaya dulu. Betapa bodohnya aku! Kenapa aku tak bisa hidup mandiri dan berpikir dewasa meskipun aku sudah berada disini. Jauh dari semua masa laluku di SuraRaya. Kenapa aku masih terus mengingat pria yang telah mengecewakanku begitu dalam. Bukankah aku disini sudah bersama pria yang telah membuat aku jatuh cinta. Aku tau Pandu juga memncintaiku, meskipun dia tak pernah mengucapkan I love you atau yang lainnya padaku. Tapi aku mampu membaca gerak-geriknya. Aku mampu melihat raut wajahnya setiap kami bertemu. Juga setiap perkataanya padaku.
            “ Kamu bisa masak? “ Tanya Pandu padaku yang seketika membuyarkan lamunanku .
            “ Bisa, masak nasi putih. “
            “ Cobalah masak nasi jagung. Lihatlah jagung-jagung disini banyak yang masih nempel di pohonnya sampi menguning. Artinya tak banyak dimanfaatkan. Kamu bisa membuatkan untuk murid-muridmu juga dan mengajaknya berkumpul bersama-sama waktu hari minggu atau liburan  sambil makan masakanmu. “
            “ Ide yang bagus. Bolehlah aku belajar di Bu Heny “
            Pandu banyak mengajarkan tentang kebahagiaan yang terlahir dari sebuh kesaderhanaan padaku. Dari pertemuan itulah aku mulai belajar memasak pada Bu Heny. Bu Heny dengan sabar mengajariku cara memasak walaupun lebih banyak masakanku yang terbuang sia-sia karna rasanya yang hancur.  Dan terbukti, aku bahagia setiap hari minggu atau liburan. Karna tak hanya Pandu saja yang menemaniku menghabiskan waktu liburanku. Tapi banyak muridku yang ikut berkumpul di halaman sekolah sambil makan masakan yang sebelumnya aku buat dengan susah payah.
            Aku benar-benar bahagia bersamanya. Dia mampu membuatku melupakan semua kenangan pahit sebelum aku memilih mengajar disini. Aku merasakan setiap hari itu indah. Lebih lagi jika sedang menghabiskan waktu bersamanya dan mendengar ceritanya.
Tapi hari ini ada yang berbeda, aku berada di keadaan yang sulit ku lukiskan dengan kata-kata. Di lereng Gunung Pandan, di halaman sekolah yang biasanya kugunakan bersama pandu untuk bercerita ketika sore atau malam hari, kini berubah menjadi saksi pilu akan kisahku bersama Pandu.
Hari-hari yang sebelumnya indah kini jadi tak indah lagi semenjak seminggu lalu. Saat Aryan menemuiku di halaman sekolah ketika aku, Pandu dan murid-muridku sedang berkumpul bersama-sama. Aryan mengajakku untuk kembali ke SuraRaya. Tentunya bukan hanya kembali saja. Tapi dia mengajakku untuk kembali menjadi pacarnya. Dia mengajakku untuk menghabiskan liburan kenaikan kelas dan liburan lebaran di SuraRaya. Padahal aku sudah berniat akan kembali ke SuraRaya dua hari sebelum lebaran. Pandu mengetahui kejadian itu, aku tahu dia pasti kaget sekali. Aku tak pernah menceritakan kepadanya masa laluku. Termasuk tentang Aryan. Bahkan ketika Aryan mengajakku kembali ke SuraRaya bersamanya Aryan juga mengatakan bahwa dia sudah mendapat izin dari orang tuaku untuk bertunangan denganku. Aku tak pernah menyangka jika Aryan akan mengunjungiku lagi. Aku pikir semuanya sudah selesesai ketika aku memutuskan untuk mengabdi di lereng gunung ini.
Kejadian itu sudah berlangsung seminggu lalu tapi Pandu tak pernah berbicara padaku walau sepatah katapun. Dan ketika aku berusaha menemuinya, dia seperti menghindar dariku. Aku tak tahan dengan keadaan seperti ini. Aku memutuskan akan membicarakan semuanya dengan Pandu. Lewat Satriyo aku menyuruh Pandu untuk menemuiku di halaman sekolah nanti sore. 
Sore itu, menjadi sore terburuk yang pernah kulalui. Senja semakin tenggelam. Dan sekarang garis-garis di langit tampak membongkar awan. Namun tak ada satupun bintang yang bersinar. Dan rembulan hanya memancarkan sinar redupnya. Sama redupnya dengan hati dua insan yang tengah memandang langit malam ini. Pandu duduk disampingku, sorot mata Pandu begitu tajam, bukan padaku sorot matanya ditujukan. Tapi aku mampu membaca sorot matanya. Tajam, dan bermakna kebencian. Sore yang hening, tak terucap kata sedikitpun dari dirinya ataupun dariku. Aku takut untuk memulai pembicaraan yang sebenarnya ku tak tau harus memulai dari mana. Mulutku mengucapkan kata maaf saja tak kuasa. Seperti terkunci rapat-rapat. Karna Pandu terlalu baik padaku. Kebaikan yang seharusnya kubalas dengan kebaikan, bukannya dengan kekecewaan. Mata Pandu terlihat sayu dan aku melihat setetes air mata turun dari balik gelapnya malam. Aku melihatnya. Sangat jelas. Dia menangis. Tangisan pertama yang aku lihat saat bersamanya. Jantungku berdegup semakin kencang. Sebuah penyesalan dan rasa takut menyelimuti hatiku. Dan air mataku turun semakin derasnya. Rapuh jiwaku ketika Pandu memutuskan untuk benar-benar meninggalkan dan membiarkanku bersama lelaki lain.
Ya, Pandu benar-benar meninggalkanku di malam ini. Dan semuanya berakhir sudah bersama angin malam. Hatiku ingin memberontak, aku tak ingin ditinggalkanya. Aku ingin terus bersamanya. Sekarang aku sendiri, hanya ditemani oleh angin malam yang menjadi saksi bisu akan kandasnya dunia merah jambuku bersama Pandu. Bintang dan bulan terlihat acuh hingga dia hanya memancarkan sedikit sinarnya. Seolah-olah turut serta menhakimiku atas kebodohanku ini. Hatiku hancur, jiwaku tak bertenaga. Namun aku tetap duduk di lapangan ini tak bersama Padu lagi. Pandu sudah meninggalkanku! Aku membiarkan hujan membasahi tubuhku. Hingga akhirnya aku tak kuasa lagi menopang tubuhku. Tubuhku terasa melayang, tubuhku tak merasakan dingin lagi walaupun pakaianku basah terkena hujan.
Aku merasakan seseorang membopongku pergi meninggalkan halaman itu. Ditempatkannya aku ke dalam sebuah ruangan yang hangat. Dan ketika kusadari esok harinya itu adalah kamarku di rumah Bu Heny. Pakaianku sudah tak basah lagi. Tapi aku merasakan jika tubuhku masih lemah, kepalaku pusing, rambutku acak-acakan dan mataku sembab. Saat kutanya pada Bu Heny siapa yang membawaku kemari Bu Heny menjawab dengan tenangnya “ Seseorang yang sering kau ceritakan pada Ibu, Pandu nduk “ .
“ Dimana dia sekarang? “
Wes to nduk, jajal dilalekne wae gus Pandu. Pandu pergi sama adiknya tadi pagi ke Kalimantan ikut Bapaknya yang jadi buruh di tambang batu-bara. Oh ya, tadi pagi juga orang tuamu telfon ibu untuk menjemputmu kalau liburan sudah tiba “
Aku tersentak dengan ucapan Bu Heny. Tubuhku semakin lemas dan otakku semakin kosong. Terus memikirkan dunia merah jambuku di lereng Pandan ini.


Selasa, 05 Juni 2012

Contoh-Contoh Teks Pidato karya Yeni Ayu Wulandari


“ Mari Wujudkan Generasi Bangsa yang Cerdas dengan Mengembangkan Pendidikan Karakter “

Assalamualaikum wr.wb
Selamat pagi,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kita semua bisa berkumpul disini dalam keadaan sehat walafiat. Ucapan terimakasih saya aturkan kepada semuanya karena sudah berkenan hadir pada acara pagi hari ini. Yang terhormat Bapak Bupati, Bapak Kepala Dinas Pendidikan, Bapak Ibu Guru SMA, SMK Sederajat dan teman-teman yang berbahagia.  Sungguh suatu kebahagiaan bagi saya karena bisa mewakili teman-teman semua untuk berbicara di podium yang istimewa ini. Di momen yang istimewa dan bersama orang-orang yang istimewa pula.
Langsung saja, terimakasih atas kesempatanya sehingga saya bisa menyampaikan opini saya mengenai bagaimana cara mewujudkan generasi bangsa yang cerdas dengan mengembangkan pendidikan karakter. Apa sih yang disebut pendidikan berkarekter? Saya rasa teman-teman semua tau apa itu pendidikan dan apa itu karakter. Sedikit saya uraikan, pendidikan karakter adalah salah satu upaya dalam rangka membangun karakter peserta didik (anak bangsa) untuk menjadi lebih baik. Tentunya baik pada semua hal yang menyangkut budi pekerti, tabiat, paragai, serta cara berpikirnya. Lalu bagaimana dengan pendidikan karakter sekarang ini? Jika kita telusuri lebih dalam, implementasi dari pendidikan karakter masih sangat kurang. Sekarang ini marak sekali tindakan anarkisme yang dilakukan oleh para pelajar. Sebut saja tawuran yang bisa merugikan tak hanya diri sendiri melainkan juga lingkungan sekitar. Perlakuan tersebut banyak terekspos di media masa baik elektronik maupun cetak sehingga dapat terlihat dengan jelas bahwa perilaku pelajar sekarang ini jauh dari norma yang berlaku dari masyarakat. Jauh dari harapan agar bisa menjadi generasi bangsa yang baik.
Pendidikan karakter bukanlah suatu mata pelajaran yang harus dipelajari, melainkan sesuatu yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Disini, penyampaian pendidikan karakter untuk sampai kepada siswa butuh pendekatan khusus agar lebih ‘mengena’ dalam diri para pelajar khususnya. Yang saya maksud pendidikan dalam arti khusus adalah para pelajar dapat mengimplementasikan pelajaran yang dipelajarinya dengan tidak hanya terbatas pada isilah titik-titik dibawah ini usai materi selesai. Tapi para pelajar dapat juga diajarakan aktivitas diluar materi tersebut tapi yang masih ada kaitannya dengan materi yang dipelajari tentunya. Misalnya, ketika belajar matematika mengenai jual-beli siswa tidak hanya bisa mengisi soal-soal yang berkaitan dengan jual beli, tapi bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan hal tersebut siswa tidak akan mendapatkan nilai saja, tapi mendapatkan pengalaman baru. Percuma kalau nilainya memuaskan tapi pengalaman nihil. Menurut saya, belajar dari sebuah kejadian atau pengalaman lebih berarti daripada belajar dari sebuah pelajaran yang hanya isilah titik-titik dibawah ini.
Dan intinya adalah amalan dari apa yang telah dipelajari adalah hal yang utama. Pelajaran yang dimaksud adalah pelajaran yang mencakup kebaikan, hukum, norma yang benar atu salah yang harus diterapkan. Sehingga penerapan pendidikan karakter bisa lebih optimal dan mampu menumbuhkan generasi bangsa yang cerdas yang berkarakter sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.
Sekian dari apa yang dapat saya sampaikan, saya mohon maaf apabila ada perkataan yang kurang berkenan di hati saudara-saudara semua. Terimakasih atas perhatiannya.
Wassalamualaikum wr.wb




“ Membaca Meningkatkan Daya Ingat dan Stabilitas Belajar “

Assalamualaikum wr.wb
Selamat siang,
Pertama-tama marilah kita ucapkan syukur kapada  Tuhan Yang Maha Esa. Atas karuniaNya sehingga kita semua bisa menghadiri acara kali ini dalam keadaan yang sehat. Terimakasih atas kehadiran teman-teman semua dalam acara seminar dengan tema “ Membaca Meningkatkan Daya Ingat dan Stabilitas Belajar “. Yang terhormat Bapak Kepala Yayasan, Pengurus Yayasan, serta hadirin yang berbahagia. Kesempatan emas bagi saya untuk dapat berbicara disini, terimakasih atas kesempatannya untuk mewakili teman-teman semua. Seminar kali ini bertujuan untuk meningkatkan minat membaca di kalangan pelajar agar para pelajar menyukai membaca sehingga bisa meningkatkan daya ingat dan stabilitas belajar.
Mengapa mebaca dapat meningkatkan daya ingat? Membaca, merupakan hal yang mudah. Bukanlah hal yang sulit. Membaca bisa dilakukan oleh semua orang. Membaca juga dapat dilakukan dimana saja. Jika kita lihat antara membaca dan menonton, pasti menonton lebih dominan daripada membaca. Ya, menonton televisi lebih banyak disukai daripada membaca koran. Padahal, membaca bisa meningkatkatkan daya ingat daripada menonton. Dengan membaca berarti kita memahami satu persatu kata sampai bisa memahaminya dan menyimpulkannya dalam sebuah cerita. Membaca sebenarnya adalah hal yang menyenangkan, bahkan sangat menyenangkan apabila seseorang sudah benar-benar menyukai membaca. Dengan membaca, pikiran menjadi terdorong untuk menciptakan animasi dalam benak kita agar kita bisa memhami apa yang kita baca. Dan hal tersebut lebih bisa terekamlebih lama dalam memori otak kita daripada menonton. Dengan membaca kita bisa lebih tau proses penggambaran suatu cerita lebih dalam dan lebih luas daripada menonton.


Dan mengapa membaca bisa meningkatkan dalam stabilitas belajar? Orang yang suka membaca pasti punya informasi yang lebih. Misalnya bagi para pelajar ataupun mahasiswa, dengan kesenangan membaca sesorang tidak hanya mendapatkan pengetahuan mengenai pelajaran yang mereka pelajari saja. Tetapi mereka juga bisa mendapatkan banyak ilmu mengenai hal-hal lain disekitar mereka. Sehingga informasi yang mereka serap lebih banyak daripada terpaku pada materi yang itu-itu saja.
Jika sehari saja kita meluangkan waktu dengan membaca hal kecil saja, misalkan saja membaca koran pada pagi hari. Pagi itu anda sudah mendapatkan satu poin plus akan pengetahuan atau hal-hal yang terjadi di luar lingkungan. Dan saya tegaskan sekali lagi, membaca dapat meningkatkan ketajaman daya ingat karena otak kita terus dipaksa untuk mencerna kata dan beranimasi dalam menggambarkan kejadian. Jika kita bandingkan dengan banyaknya media elektronik dan media cetak, lebih banyak media elektronik. Jika mencari informasi menggunakan media elektronik pasti butuh listrik, butuh barang elektroniknya, dan butuh banyak hal pokoknya, biaya lebih mahal kan dan tayangan dalam media elektronik hanya sekali saja, jadi mau tidak mau bisa atau tidak ketika melihat suatu berita otak akan dipaksa dengan cepat untuk mencernanya, padahal kita belum memahami betul berita itu.  Lalu dengan media cetak, media cetak lebih bertahan lama, bisa dibaca berulang-ulang apabila belum mengerti, sehingga kita bisa memahami lebih dalam. Dan biayanya lebih murah. Kita bisa patungan dengan temanuntuk membeli koran atu majalah setelah itu bergantian membacanya. Atau jika media cetak itu sudah usang. Kita bisa memberikannya pada orang lain agar orang lain bisa membacanya.
Ya, sekian dari apa yang bisa saya sampaikan. Saya mohon maaf apabila ada kata yang salah. Terimakasih
Wassalamualaikum wr.wb


MENINGKATKAN MINAT UNTUK MENGUNJUNGI PERPUSTAKAAN

Assalamualaikum wr.wb
Salam sejahtera
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Kuasa atas limpahan karuniaNya sehingga kita semua dapat bertemu dan berkumpul di aula ini dengan keadaan yang berbahagia.yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak Ibu Guru serta staf Karyawan TU, serta teman-teman yang berbahagia. Sungguh suatu kebahagiaan yang teramat mendalam bagi saya karena telah ditunjuk untuk mewakili teman-teman kelas X dalam menyampaikan unek-unek tentang perpustakaan seperti apa yang diidam-idamkan para siswa pada hari perpustakaan yang jatuh pada hari ini.
Terimakasih kesempatannya. Tujuan saya dalam kesempatan kali ini ingin menyampaikan seperti apa sih perpusatakaan yang sebenarnya diinginkan oleh para siswa-siswi agar perpustakaan bisa ramai dikunjungi. Langsung sja, berbicara mengenai perpustakaan sekolah kita, saya sungguh sangat bangga sekali sebenarnya. Banyak buku-buku terbitan dibawah tahun 2000 ada disekolah ini. Mungkin presentasenya, untuk buku dibawah terbitan tahun 2000 ada 60% dan yang diatas tahun 2000 ada 40%. Mengapa saya bangga? Berarti perpustakaan ini merupakan perpustakaan yang menyimpan sejarah-sejarah masa lampau. Baik mengenai tokoh, cerita, dll yang dikarang oleh banyak sastrawan yang terkenal di era 70-80an. Itu jika berbicara mengenai koleksi buku-bukunya. Berbicara mengenai pelayanannya, cukup membanggakan karena sekarang ini perpustakaan kita dilengkapi dengan 4 buah computer yang dilengkapi dengan WIFI yang bisa digunakan kapan saja saat jam perpustakaan buka tentunya. Lalu bagaimana dengan infrastrukturnya? Menurut saya letak perpustakaan tersebut kurang strategis. Jauh dari kelas-kelas. Sehingga muncul rasa malas untuk mengunjungi perpustakaan dan membaca buku-bukunya. Buku-buku di perpustakaan ini cara penataannya juga kurang menarik.

Lalu bagaimana cara menumbuhakan minat membaca atau minat mengunjungi perpustakaan agar perpustakaannya jadi lebih hidup? Ya tentu saja dengan meningkatkan fasilitas dan pelayanannya. Memang, buku di perpustakaan lebih banyak buku lamanya. Tapi tak semua orang menyukai buku lama. Apalagi buku lama itu bahasa dalam ceritanya ada yang mudah dipahami dan ada yang sulit juga. Oleh karena itu perlu pembaharuan isi buku dalam perpustakaan sekolah kita. Jika dilihat minat membaca para remaja mesti mereka menyukai buku motivasi, buku curhat, buku novel, atau bahkan komik. Dan perpustakaan kita masih minim buku tersebut. Terlalu banyak buku mata pelajaran yang sebenarnya kurang bisa berguna karena peminatnya sedikit. Bagaimana jika setiap bulan ada pembaharuan buku. Bagus sekali jika ada 5-10 buku baru tiap bulannya untuk menambah koleksi perpustakaan kita.
Saya rasa, cukup sekian paparan pidato yang data saya sampaikan. Saya memohon maaf apabila ada kesalahan kata. Terimakasih sebanyak-banyaknya.
Wassalamualaikum wr.wb