Tuhan, izinkan aku menangis. kapan aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku? hari ini aku gagal dan sampai kapan lagi aku akan mengalami kegagalan??
kapan aku bisa menjadi penulis yang terkenal?
Tuhan, sesungguhnya aku iri pada mereka, mereka telah memetik semua jerih payah mereka. kapan giliranku? aku sudah menghabiskan banyak uang untuk pergi ke warnet, mengeti mengetik dan mengetik. Tuhan, aku sudah menyusahkan orang tuaku, aku memberi mereka harapan kosong, aku tak bisa memenuhi janji mereka. kapan aku bisa pulang dengan membawa piala kemenangan? kapan aku bisa pulang dengan membawa pesan kemenangan?
Tuhan, izinkanlah aku menunjukkkan jika aku bisa kepada orang tuaku dan mereka yang telah mendukungku untuk meraih mimpi yang aku pendam ini.
Tuhan, aku sangat iri pada dia. sangat, kenapa selalu dia yang selalu dipuji, dibanggakan dan dianggap. kenapa aku tidak? bahkan tidak pernah.
Tuhan, aku tau Dirimu tak pernah tidur, aku yakin Dirimu mendengar semua doaku, melihat semua kerja kerasku.
kapan Tuhan aku bisa memetik kerja kerasku ini?
Tuhan, aku benci dengan keadaan ini, aku tak suka posisi seperti ini. Tuhan, maafkan aku jika telah mendurhakaiMu. maafkan aku,
Tuhan, kenapa Engkau memberikan ketidakadilan ini? kenapa? Tuhan apa yang telah Kau rencanakan di balik kegagalanku ini?
sungguh, aku merasa terjatuh dan tak semangat lagi.
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah (Rumah Kaca, h. 352)” Pramoedya Ananta Toer
Sabtu, 30 Juni 2012
Rabu, 27 Juni 2012
Aliran Realisme Merupakan Modal Dasar Seni Rupa
Pak Yuli : Aliran Realisme Merupakan Modal Dasar Seni Rupa
Senin, 09 Januari 2012
Senin, 09 Januari 2012
Tak hanya dibidang prestasi non akademik olahraga ataupun akademik
saja bakat yang dimiliki oleh siswa-siswi SMAdaBo, dunia seni banyak
diminati oleh para siswa-siswi, tak hanya seni suara, seni tari, seni
teater ataupun seni rupa. Buktinya setelah pementasan seni drama yang
ditampilkan tim teater Gerindra SMAdaBO dan pameran fotografi beberapa
waktu lalu. Kemarin, pada 9 Januari 2012, SMAdaBO menggelar pameran
lukisan yang ditempatkan di sepanjang koridor sekolah, dan pada hari itu
bertepatan saat penerimaan rapot juga, sehingga tak hanya Bapak atau
Ibu Guru dan siswa-siswi saja yang dapat menikmati indahya lukisan
tersebut, para orang tua siswa dari kelas X,XI,XII dapat turut serta
merasakan keindahan lukisan tersebut. Suatu kebanggan tersendiri bagi
anak-anak kelas XII, karena lukisan tersebut merupakan karya-karya
mereka.
Pengadaan lukisan tersebut merupakan bagian dari tugas akhir sekolah untuk para siswa-siswi kelas XII yang tak lama lagi akan meninggalkan sekolah ini untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. “ Aliran realisme yaitu benda baik tumbuhan, hewan, buah maupun makhluk hidup, dan aliran tersebut merupakan modal dasar seni rupa lukis”, ungkap Pak Yuli guru kesenian kelas XII yang diwawancari tim junior ZigZag kemarin saat tim tanya mengapa anak-anak kelas XII membuat lukisan yang bertemakan tentang benda-benda yang ada disekitar kita, kok tidak abstrak yang sekarang ini lebih dikenal indah.
Beliau bangga atas karya-karya kelas XII ini, tapi beliau juga menyayangkan karena sampai saat ini belum pernah diadakan lomba lukisan di tingkat Kabupaten.Padahal jika ada, SMAdaBO cukup menjajikan untuk unjuk kebolehan dengan mengirimkan salah satu siswa ataupun siswinya untuk mengikuti acara tersebut, mengingat karya-karya mereka bagus dan tak diragukan lagi kualitasnya, tak hanya itu sebelum memasuki pelajaran seni rupa kelas XII, saat kelas XI mereka sudah diajarkan membuat sketsa gambar untuk bekal melukis di kelas XII nantinya. Memang melukis itu memerlukan kesabaran dan banyak usaha untuk menghasilkan sebuah lukisan yang indah, sama halnya seperti kehidupan yang harus terus berusaha agar dapat meraih apa yang kita inginkan, karena kita pasti bisa meraihnya, pesan dari Pak Yuli untuk para siswa-siswi SMAdaBO.
Pengadaan lukisan tersebut merupakan bagian dari tugas akhir sekolah untuk para siswa-siswi kelas XII yang tak lama lagi akan meninggalkan sekolah ini untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. “ Aliran realisme yaitu benda baik tumbuhan, hewan, buah maupun makhluk hidup, dan aliran tersebut merupakan modal dasar seni rupa lukis”, ungkap Pak Yuli guru kesenian kelas XII yang diwawancari tim junior ZigZag kemarin saat tim tanya mengapa anak-anak kelas XII membuat lukisan yang bertemakan tentang benda-benda yang ada disekitar kita, kok tidak abstrak yang sekarang ini lebih dikenal indah.
Beliau bangga atas karya-karya kelas XII ini, tapi beliau juga menyayangkan karena sampai saat ini belum pernah diadakan lomba lukisan di tingkat Kabupaten.Padahal jika ada, SMAdaBO cukup menjajikan untuk unjuk kebolehan dengan mengirimkan salah satu siswa ataupun siswinya untuk mengikuti acara tersebut, mengingat karya-karya mereka bagus dan tak diragukan lagi kualitasnya, tak hanya itu sebelum memasuki pelajaran seni rupa kelas XII, saat kelas XI mereka sudah diajarkan membuat sketsa gambar untuk bekal melukis di kelas XII nantinya. Memang melukis itu memerlukan kesabaran dan banyak usaha untuk menghasilkan sebuah lukisan yang indah, sama halnya seperti kehidupan yang harus terus berusaha agar dapat meraih apa yang kita inginkan, karena kita pasti bisa meraihnya, pesan dari Pak Yuli untuk para siswa-siswi SMAdaBO.
SMAdaBO “Dibuang Sayang” : Pameran Pendidikan 2012
Rabu, 14 Januari 2012
Rabu, 14 Januari 2012
Sabtu, 14 Januari 2012. Project Based Learning atau lebih sering
disebut Pameran Life Skill yang diselenggarakan di SMAN 3 Bojonegoro
dengan para peserta kurang lebih 15 sekolah, juga dimeriahkan oleh
sekolah kita ini. Acara yang berlangsung pada tanggal 14-15 januari
tersebut dibuka oleh Bapak Bupati Suyoto pada pukul 11 siang. Dalam
acara tersebut Smada menampilkan produk yang berupa olahan dari kotoran
ternak, yang diolah menjadi pupuk organik, pupuk cair, dan biogas.Produk
tersebut merupakan hasil karya siswa-siswi kelas X1-X3. Dalam pembuatan
karya tersebut, merupakan perpaduan dari 3 mapel yaitu Mulok Bahasa
Inggris, Biologi, dan Fisika. Dan tentunya dalam pameran tersebut Smada
juga menampilkan film dokumenter pembuatan pupuk dalam dua bahasa, yaitu
Inggris dan Indonesia. Karena pameran tersebut merupakan kerjasama
antara Dinas Pendidikan dengan Mobil Cepu Limited, Sampoerna Foundation,
dll. Hal tersebut menurut Bu Wiwik selaku penggagas tema tersebut agar
nantinya jika siswa-siswi tersebut setelah lulus dari Smada mereka tidak
hanya mendapatkan pelajaran yang modelnya monoton seperti teori saja
sehingga kurang memberikan pengalaman yang berarti, dengan hal ini
tentunya agar kelak mereka dapat mengintegrasikan hal tersebut dalam
kehidupan mereka nantinya. Karena manfaat dari pembuatan berbagai macam
pupuk dari kotoran ternak tersebut banyak sekali salah satunya dapat
menambah nilai jual dari kotoran tersebut sehingga memberikan pendapatan
yang lebih. Antusiasme dari para siswa-siswi dari kelas X-XII sangat
tinggi sekali. Secara bergiliran tiap kelas, mereka bergantian
mengunjungi pameran pendidikan tersebut. Dari banyak pengunjung yang
mengunjungi stand Smada, kebanyakan mereka menanyakan mengapa kok
menampilkan produk dari olahan ternak. Yang pasti Smada slalu ingin
menunjukkan hal yang berbeda dari lainya, termasuk dalam ajang pameran
pendidikan ini. Karena dengan menampilkan produk olahan kotoran ternak,
sedikit banyak akan memberikan pengaruh terhadap anak-anak Smada
sendiri. Karena nantinya mereka menjadi lebih tahu bagaimana caranya
untuk meminimalisir dampak negatif dalam berternak, selain itu mereka
dapat menjadi partisipan dalam menggerakkan lingkungan yang bersih yang
bebas dari polusi tanah dan limbah yang dapat merusak kelancaran
ekosistem. Smada, a great place to be smart !!!
Rabu, 20 Juni 2012
Cerpen Pertama
Merah Jambu di Lereng Pandan
Cinta yang benar-benar cinta, tak pernah memandang siapa dirinya dan darimana dia.
Sudah dua
tahun aku menjalani masa latihan kerja sebagai guru sementara di sebuah sekolah
yang teletak di lereng Gunung Pandan Tepatnya di SMPN 2 Gondang, yang akrab
disebut SMP Krondonan. Bukan Pegunungan yang dikelilingi oleh indahnya pohon
cemara ataupun pohon pinus. Melainkan pegunungan yang dikelilingi oleh tanaman
jagung dan pohon jati. Sungguh berat rasanya menjalani kehidupan di kaki gunung
yang tandus dengan warga yang tak banyak ini. Itupun jarak satu kampung dengan
kampung lainnya cukup jauh. Tak khayal jika murid-muridku harus berjalan kaki
selama satu jam untuk sampai di sekolah dengan menyebrangi sungai-sungai yang
melintasi kaki gunung ini. Ditambah lagi dengan jaringan komunikasi yang sulit.
Yang membuatku tak bisa leluasa untuk berkomunikasi dengan keluarga di kota.
Sungguh keadaan yang berbeda ketika aku masih SMA dulu yang bisa berpergian
kemana-mana dengan mengendarai motor atau kendaraan umum. Ya, di desa dan di
kota sangat jauh berbeda. Apalagi desa ini terletak di lereng pengunungan dan
berada di balik pengunungan-pengunungan yang lain. Atau biasa disebut dengan
Pegunungan Kendheng yang tingginya hanya 897 meter.
Ku lalui
semua ini sebagai ujian untuk meraih mimpiku. Mimpi untuk menjadi seorang guru.
Meskipun disini sepi, tapi masih ada Bu Heny yang setia menampungku untuk
ditinggal dirumahnya selama dua tahun ini. Dan dialah orang terdekatku disini,
orang yang sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri. Bu Heny selalu menemaniku
ketika kerinduan akan keluarga dan teman-teman di kota menyelimuti hatiku. Bu
Heny juga yang menasehatiku ketika masalah asmara menderaku. Asmara yang
kurasakan bersama seorang lelaki asli Desa Krondonan ini.
Awal
pertemuan dengan lelaki yang membuatku jatuh cinta itu ketika aku baru beberapa
hari tinggal di Desa Krondonan ini dan ingin sekali pergi ke air terjun Kedung
Gupit yang letaknya tak jauh dari tempatku mengajar. Hari ini hari minggu dan
pagi ini aku memutuskan untuk pergi ke air terjun sendiri. Dengan berbekal
petunjuk dari Bu Heny agar aku menyusuri jalan setapak belakang sekolah dan
menyebrangi dua sungai agar sampai di air terjun itu. Dan tak lupa juga pesan
dari Bu Heny agar aku berhati-hati di jalan. Perjalanan tak terlalu jauh, butuh
waktu sekitar 20 menit agar bisa sampai di air terjun itu. Dan jalannya,
sungguh menantang sekali. Berkali kali naik turun batu yang cukup besar agar
bisa sampai di air terjun itu. Aku
langsung tersenyum bahagia ketika aku melihat air turun dari atas bebatuan
setinggi enam meter membasahi tubuh anak-anak kecil yang sedang bermain air.
Aku melihat hanya ada seorang pemuda yang menemani anak-anak kecil kecil itu
bermain. Namanya Pandu. dia tersenyum padaku, dan kubalas senyumnya dengan
sedikit ragu. Lalu dia menghampiriku dan mengajakku berkenalan ketika aku
sedang memfoto air terjun itu. Gaya bicaranya, khas logat orang desa. Dia
mengajakku mendekati air terjun itu.
“Baru ya
mbak disini. Kenalkan aku Pandu “
“ Sari “
“ Orang
mana mbak, sepertinya mbak bukan orang sini. Orang kota ya? Ada perlu apa ke
desa ini? “
“ SuraRaya
mas, saya jadi guru “
“ Pasti
ngajar di SMP Krondonan ya, wah muridnya pasti seneng punya guru dari kota yang
cantik kayak gini “
“ Bisa saja
mas, masnya ngapain disini “
“ Saya ya
setiap hari disini, kerja. Nanem brambang
sama jagung. Sawah saya ada di dekat sungai yang mbak lewati tadi “
“ Oh, orang
asli sini ya? “
“ Iya mbak,
saya lahir dan besar disini. Itu, anak yang sedang bermain air disana yang
paling kecil sendiri namanya Satriyo. Dia adik saya. “
Aku melihat
seseorang yang ditunjuk Pandu. Anak yang bertubuh kecil tubuhnya hitam mungkin
terlalu banyak terbakar matahari. Sama seperti Pandu. Tapi paras Pandu manis.
“ Boleh
panggil Sari saja kalau mau. Jangan panggil mbak “. Ucapku, dan dia mengiyakan.
Itulah awal
perkenalanku dengan Pandu. Lelaki yang tak terasa sudah dua tahun mengisi
hatiku. Dan hampir setiap hari aku mengabiskan waktu soreku bersamanya di bawah
temaram senja sore, di kaki Gunung Pandan. Selalu muncul kebahagiaan ketika aku
bersamanya. Dan tempat yang paling indah, diatas batu setinggi satu meter yang
berada di halaman tempatku mengajar. Duduk bersamanya, mendengar cerita-cerita
tentang dirinya dan tentangku yang kuceritakan padanya. Aku menyukai saat
seperti itu, apalagi ketika senja atau pagi hari. Memandang indah bentangan
Pengunungan Kendheng yang menarik hati. Bersama kicauan burung dan hembusan
angin yang membuat pepohonan bak penari yang begitu gemulai.
Aku dan
Pandu lahir di kehidupan yang berbeda, dia pemuda desa yang mampu membuatku
terbius akan indahnya dunia merah jambu. Ya, dunia cinta. Cinta yang
benar-benar cinta. Aku tak pernah memandang siapa dirinya dan darimana dia.
Sama halnya seperti perasaan dia terhadapku. Dia tak pernah mempermasalahkan
aku yang berasal dari kota yang terkadang sifat manjaku bisa muncul begitu
saja. Dia mampu memahamiku.
Aku
mengukir cerita indah bersamanya setiap minggu pagi. Kami bersama-sama pergi ke
air terjun untuk mengantarkan adiknya mandi dan bermain. Bahkan tak jarang pula
aku menemaninya di sawah ketika dia menanam bawang merah dan jagung. Kenangan
terindah yang mampu membuatku sadar akan pentingnya sebuah kesederhanaan ketika
tiga bulan setelah berteman dengannya aku yang biasa menemnaninya kini tak bisa
menemaninya untuk pergi ke ar terjun itu. Ada urusan sekolah yang mengharuskan
aku pergi ke kecamatan. Tapi aku berjanji pada diriku untuk menemuinya di sawah
setelah urusanku selesai. Aku tak mengabarinya, dia tak punya HP. Meskipun aku
terus memaksanya agar dia membeli HP. Tapi dia tetap bersikeras tak mau membeli
HP.
Siang itu,
saat semua urusanku sudah selesai aku bergegas untuk pulang dan ganti pakaian
lalu pergi menemuinya di sawah. Aku membawakan dua bungkus es dawet untuk
sekedar oleh-oleh buat dia dan adiknya. Karna ku tahu dia pasti sangat lelah
dan haus seharian terpanggang sinar matahari. Benar saja, ketika aku sampai di
sawahnya dia sedang makan dengan lahapnya dibawah pohon jati dengan bersandar
pada batu besar yang berada ditengah rimbunnya pohon jagung dan adiknya sedang
bermain ketapel tak jauh dari tempatnya istirahat.
“ Makan
apa? Sepertinya kamu sedang lapar sekali?”. Tanyaku, dan aku tau dia kaget
sekali karna tak menyadari kedatanganku. “ Maaf tadi tak sempet ke air terjun,
aku harus ke kecamatan “.
“ Ndak
apa-apa. Nasi jagung. Kamu mau?
Aneh. Nasi jagung? Makanan apa itu? Bu Heny saja tak
bernah bercerita padaku apa itu nasi jagung. Batinku dalam hati.
“ Siapa
yang masak? Kamu suka ya?
“ Aku
sendiri yang masak. Enak, kamu harus coba. Ini juga ada oseng-oseng kacang
panjang buatanku. Mantap sekali Sar. Pedas dan Gurih “
“ Memangnya
Ibu kamu dimana? “
“Ibuku sudah
tenang di pesarean“
“ Maksudmu, sudah meninggal ? “
“ Maksudmu, sudah meninggal ? “
“
Iya, tiga tahun yang lalu. Waktu itu aku dan adikku sedang bermain di air
terjun dan ibuku mencariku disana. Waktu itu habis hujan jadi jalannya licin
dan ibuku terpeleset sewaktu menaiki batu dan memanggilku “
“
Maaf, aku tak bermaksud menyinggung masa lalumu. Oh iya ini aku bawakan es
dawet buat kamu dan Satriyo katanya ini yang selalu kamu cari jika kamu pergi
kekecamatan? “
“
Makasih ya “. Lalu dia memanggil adiknya dan memberikannya satu bungkus es
dawet. Adiknya lalu pergi lagi, sibuk dengan urusannya. Mengetapel
burung-burung yang hinggap di pohon jati.
Dia
melanjutkan makannya, dan aku termangu. Membatin dalam benakku betapa sulit
lika-liku kehidupan yang pernah dia alami. Dia laki-laki yang begitu tegar
meskipun telah kehilangan orang yang telah melahirkannya. Dia tak pernah
membenci batu dekat air terjun yang secara tidak langsung telah merenggut nyawa
ibunya. Bahkan dia bersama adiknya hampir setiap hari mengunjungi temapt itu.
Sedangkan aku? Aku yang lebih memilih mengajar di tempat ini hanya karna ingin
melupakan masalah cintaku dengan pria yang mengisi hatiku sewaktu masih di SuraRaya
dulu. Betapa bodohnya aku! Kenapa aku tak bisa hidup mandiri dan berpikir
dewasa meskipun aku sudah berada disini. Jauh dari semua masa laluku di SuraRaya.
Kenapa aku masih terus mengingat pria yang telah mengecewakanku begitu dalam.
Bukankah aku disini sudah bersama pria yang telah membuat aku jatuh cinta. Aku
tau Pandu juga memncintaiku, meskipun dia tak pernah mengucapkan I love you atau yang lainnya padaku.
Tapi aku mampu membaca gerak-geriknya. Aku mampu melihat raut wajahnya setiap
kami bertemu. Juga setiap perkataanya padaku.
“
Kamu bisa masak? “ Tanya Pandu padaku yang seketika membuyarkan lamunanku .
“
Bisa, masak nasi putih. “
“
Cobalah masak nasi jagung. Lihatlah jagung-jagung disini banyak yang masih
nempel di pohonnya sampi menguning. Artinya tak banyak dimanfaatkan. Kamu bisa
membuatkan untuk murid-muridmu juga dan mengajaknya berkumpul bersama-sama
waktu hari minggu atau liburan sambil
makan masakanmu. “
“
Ide yang bagus. Bolehlah aku belajar di Bu Heny “
Pandu
banyak mengajarkan tentang kebahagiaan yang terlahir dari sebuh kesaderhanaan
padaku. Dari pertemuan itulah aku mulai belajar memasak pada Bu Heny. Bu Heny
dengan sabar mengajariku cara memasak walaupun lebih banyak masakanku yang
terbuang sia-sia karna rasanya yang hancur.
Dan terbukti, aku bahagia setiap hari minggu atau liburan. Karna tak
hanya Pandu saja yang menemaniku menghabiskan waktu liburanku. Tapi banyak
muridku yang ikut berkumpul di halaman sekolah sambil makan masakan yang
sebelumnya aku buat dengan susah payah.
Aku
benar-benar bahagia bersamanya. Dia mampu membuatku melupakan semua kenangan
pahit sebelum aku memilih mengajar disini. Aku merasakan setiap hari itu indah.
Lebih lagi jika sedang menghabiskan waktu bersamanya dan mendengar ceritanya.
Tapi hari
ini ada yang berbeda, aku berada di keadaan yang sulit ku lukiskan dengan
kata-kata. Di lereng Gunung Pandan, di halaman sekolah yang biasanya kugunakan
bersama pandu untuk bercerita ketika sore atau malam hari, kini berubah menjadi
saksi pilu akan kisahku bersama Pandu.
Hari-hari
yang sebelumnya indah kini jadi tak indah lagi semenjak seminggu lalu. Saat
Aryan menemuiku di halaman sekolah ketika aku, Pandu dan murid-muridku sedang
berkumpul bersama-sama. Aryan mengajakku untuk kembali ke SuraRaya. Tentunya
bukan hanya kembali saja. Tapi dia mengajakku untuk kembali menjadi pacarnya.
Dia mengajakku untuk menghabiskan liburan kenaikan kelas dan liburan lebaran di
SuraRaya. Padahal aku sudah berniat akan kembali ke SuraRaya dua hari sebelum
lebaran. Pandu mengetahui kejadian itu, aku tahu dia pasti kaget sekali. Aku
tak pernah menceritakan kepadanya masa laluku. Termasuk tentang Aryan. Bahkan
ketika Aryan mengajakku kembali ke SuraRaya bersamanya Aryan juga mengatakan
bahwa dia sudah mendapat izin dari orang tuaku untuk bertunangan denganku. Aku
tak pernah menyangka jika Aryan akan mengunjungiku lagi. Aku pikir semuanya
sudah selesesai ketika aku memutuskan untuk mengabdi di lereng gunung ini.
Kejadian
itu sudah berlangsung seminggu lalu tapi Pandu tak pernah berbicara padaku
walau sepatah katapun. Dan ketika aku berusaha menemuinya, dia seperti
menghindar dariku. Aku tak tahan dengan keadaan seperti ini. Aku memutuskan
akan membicarakan semuanya dengan Pandu. Lewat Satriyo aku menyuruh Pandu untuk
menemuiku di halaman sekolah nanti sore.
Sore itu,
menjadi sore terburuk yang pernah kulalui. Senja semakin tenggelam. Dan
sekarang garis-garis di langit tampak membongkar awan. Namun tak ada satupun
bintang yang bersinar. Dan rembulan hanya memancarkan sinar redupnya. Sama
redupnya dengan hati dua insan yang tengah memandang langit malam ini. Pandu
duduk disampingku, sorot mata Pandu begitu tajam, bukan padaku sorot matanya
ditujukan. Tapi aku mampu membaca sorot matanya. Tajam, dan bermakna kebencian.
Sore yang hening, tak terucap kata sedikitpun dari dirinya ataupun dariku. Aku
takut untuk memulai pembicaraan yang sebenarnya ku tak tau harus memulai dari
mana. Mulutku mengucapkan kata maaf saja tak kuasa. Seperti terkunci
rapat-rapat. Karna Pandu terlalu baik padaku. Kebaikan yang seharusnya kubalas
dengan kebaikan, bukannya dengan kekecewaan. Mata Pandu terlihat sayu dan aku
melihat setetes air mata turun dari balik gelapnya malam. Aku melihatnya.
Sangat jelas. Dia menangis. Tangisan pertama yang aku lihat saat bersamanya.
Jantungku berdegup semakin kencang. Sebuah penyesalan dan rasa takut
menyelimuti hatiku. Dan air mataku turun semakin derasnya. Rapuh jiwaku ketika
Pandu memutuskan untuk benar-benar meninggalkan dan membiarkanku bersama lelaki
lain.
Ya, Pandu
benar-benar meninggalkanku di malam ini. Dan semuanya berakhir sudah bersama
angin malam. Hatiku ingin memberontak, aku tak ingin ditinggalkanya. Aku ingin
terus bersamanya. Sekarang aku sendiri, hanya ditemani oleh angin malam yang
menjadi saksi bisu akan kandasnya dunia merah jambuku bersama Pandu. Bintang
dan bulan terlihat acuh hingga dia hanya memancarkan sedikit sinarnya.
Seolah-olah turut serta menhakimiku atas kebodohanku ini. Hatiku hancur, jiwaku
tak bertenaga. Namun aku tetap duduk di lapangan ini tak bersama Padu lagi.
Pandu sudah meninggalkanku! Aku membiarkan hujan membasahi tubuhku. Hingga
akhirnya aku tak kuasa lagi menopang tubuhku. Tubuhku terasa melayang, tubuhku
tak merasakan dingin lagi walaupun pakaianku basah terkena hujan.
Aku
merasakan seseorang membopongku pergi meninggalkan halaman itu. Ditempatkannya
aku ke dalam sebuah ruangan yang hangat. Dan ketika kusadari esok harinya itu
adalah kamarku di rumah Bu Heny. Pakaianku sudah tak basah lagi. Tapi aku
merasakan jika tubuhku masih lemah, kepalaku pusing, rambutku acak-acakan dan
mataku sembab. Saat kutanya pada Bu Heny siapa yang membawaku kemari Bu Heny
menjawab dengan tenangnya “ Seseorang yang sering kau ceritakan pada Ibu, Pandu nduk “ .
“ Dimana
dia sekarang? “
“ Wes to nduk, jajal dilalekne wae gus Pandu. Pandu pergi sama adiknya tadi
pagi ke Kalimantan ikut Bapaknya yang jadi buruh di tambang batu-bara. Oh ya,
tadi pagi juga orang tuamu telfon ibu untuk menjemputmu kalau liburan sudah
tiba “
Aku
tersentak dengan ucapan Bu Heny. Tubuhku semakin lemas dan otakku semakin
kosong. Terus memikirkan dunia merah jambuku di lereng Pandan ini.
Selasa, 05 Juni 2012
Contoh-Contoh Teks Pidato karya Yeni Ayu Wulandari
“ Mari Wujudkan Generasi Bangsa yang Cerdas dengan Mengembangkan
Pendidikan Karakter “
Assalamualaikum
wr.wb
Selamat pagi,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga kita semua bisa berkumpul disini dalam keadaan sehat
walafiat. Ucapan terimakasih saya aturkan kepada semuanya karena sudah berkenan
hadir pada acara pagi hari ini. Yang terhormat Bapak Bupati, Bapak Kepala Dinas
Pendidikan, Bapak Ibu Guru SMA, SMK Sederajat dan teman-teman yang
berbahagia. Sungguh suatu kebahagiaan
bagi saya karena bisa mewakili teman-teman semua untuk berbicara di podium yang
istimewa ini. Di momen yang istimewa dan bersama orang-orang yang istimewa
pula.
Langsung saja, terimakasih atas kesempatanya sehingga saya bisa
menyampaikan opini saya mengenai bagaimana cara mewujudkan generasi bangsa yang
cerdas dengan mengembangkan pendidikan karakter. Apa sih yang disebut
pendidikan berkarekter? Saya rasa teman-teman semua tau apa itu pendidikan dan
apa itu karakter. Sedikit saya uraikan, pendidikan karakter adalah salah satu
upaya dalam rangka membangun karakter peserta didik (anak bangsa) untuk menjadi
lebih baik. Tentunya baik pada semua hal yang menyangkut budi pekerti, tabiat,
paragai, serta cara berpikirnya. Lalu bagaimana dengan pendidikan karakter
sekarang ini? Jika kita telusuri lebih dalam, implementasi dari pendidikan
karakter masih sangat kurang. Sekarang ini marak sekali tindakan anarkisme yang
dilakukan oleh para pelajar. Sebut saja tawuran yang bisa merugikan tak hanya
diri sendiri melainkan juga lingkungan sekitar. Perlakuan tersebut banyak
terekspos di media masa baik elektronik maupun cetak sehingga dapat terlihat
dengan jelas bahwa perilaku pelajar sekarang ini jauh dari norma yang berlaku
dari masyarakat. Jauh dari harapan agar bisa menjadi generasi bangsa yang baik.
Pendidikan karakter bukanlah suatu mata pelajaran yang harus dipelajari,
melainkan sesuatu yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Disini,
penyampaian pendidikan karakter untuk sampai kepada siswa butuh pendekatan
khusus agar lebih ‘mengena’ dalam diri para pelajar khususnya. Yang saya maksud
pendidikan dalam arti khusus adalah para pelajar dapat mengimplementasikan
pelajaran yang dipelajarinya dengan tidak hanya terbatas pada isilah
titik-titik dibawah ini usai materi selesai. Tapi para pelajar dapat juga
diajarakan aktivitas diluar materi tersebut tapi yang masih ada kaitannya dengan
materi yang dipelajari tentunya. Misalnya, ketika belajar matematika mengenai
jual-beli siswa tidak hanya bisa mengisi soal-soal yang berkaitan dengan jual
beli, tapi bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan hal
tersebut siswa tidak akan mendapatkan nilai saja, tapi mendapatkan pengalaman
baru. Percuma kalau nilainya memuaskan tapi pengalaman nihil. Menurut saya,
belajar dari sebuah kejadian atau pengalaman lebih berarti daripada belajar
dari sebuah pelajaran yang hanya isilah titik-titik dibawah ini.
Dan intinya adalah amalan dari apa yang telah dipelajari adalah hal yang
utama. Pelajaran yang dimaksud adalah pelajaran yang mencakup kebaikan, hukum,
norma yang benar atu salah yang harus diterapkan. Sehingga penerapan pendidikan
karakter bisa lebih optimal dan mampu menumbuhkan generasi bangsa yang cerdas
yang berkarakter sesuai dengan norma yang ada di masyarakat.
Sekian dari apa yang dapat saya sampaikan, saya mohon maaf apabila ada
perkataan yang kurang berkenan di hati saudara-saudara semua. Terimakasih atas
perhatiannya.
Wassalamualaikum wr.wb
“ Membaca Meningkatkan Daya Ingat
dan Stabilitas Belajar “
Assalamualaikum wr.wb
Selamat siang,
Pertama-tama marilah kita ucapkan syukur kapada Tuhan Yang Maha Esa. Atas karuniaNya sehingga
kita semua bisa menghadiri acara kali ini dalam keadaan yang sehat. Terimakasih
atas kehadiran teman-teman semua dalam acara seminar dengan tema “ Membaca
Meningkatkan Daya Ingat dan Stabilitas Belajar “. Yang terhormat Bapak Kepala
Yayasan, Pengurus Yayasan, serta hadirin yang berbahagia. Kesempatan emas bagi
saya untuk dapat berbicara disini, terimakasih atas kesempatannya untuk
mewakili teman-teman semua. Seminar kali ini bertujuan untuk meningkatkan minat
membaca di kalangan pelajar agar para pelajar menyukai membaca sehingga bisa
meningkatkan daya ingat dan stabilitas belajar.
Mengapa mebaca dapat meningkatkan daya ingat? Membaca,
merupakan hal yang mudah. Bukanlah hal yang sulit. Membaca bisa dilakukan oleh
semua orang. Membaca juga dapat dilakukan dimana saja. Jika kita lihat antara
membaca dan menonton, pasti menonton lebih dominan daripada membaca. Ya,
menonton televisi lebih banyak disukai daripada membaca koran. Padahal, membaca
bisa meningkatkatkan daya ingat daripada menonton. Dengan membaca berarti kita
memahami satu persatu kata sampai bisa memahaminya dan menyimpulkannya dalam
sebuah cerita. Membaca sebenarnya adalah hal yang menyenangkan, bahkan sangat
menyenangkan apabila seseorang sudah benar-benar menyukai membaca. Dengan
membaca, pikiran menjadi terdorong untuk menciptakan animasi dalam benak kita
agar kita bisa memhami apa yang kita baca. Dan hal tersebut lebih bisa
terekamlebih lama dalam memori otak kita daripada menonton. Dengan membaca kita
bisa lebih tau proses penggambaran suatu cerita lebih dalam dan lebih luas
daripada menonton.
Dan mengapa membaca bisa meningkatkan dalam stabilitas
belajar? Orang yang suka membaca pasti punya informasi yang lebih. Misalnya
bagi para pelajar ataupun mahasiswa, dengan kesenangan membaca sesorang tidak
hanya mendapatkan pengetahuan mengenai pelajaran yang mereka pelajari saja.
Tetapi mereka juga bisa mendapatkan banyak ilmu mengenai hal-hal lain disekitar
mereka. Sehingga informasi yang mereka serap lebih banyak daripada terpaku pada
materi yang itu-itu saja.
Jika sehari saja kita meluangkan waktu dengan membaca hal
kecil saja, misalkan saja membaca koran pada pagi hari. Pagi itu anda sudah
mendapatkan satu poin plus akan pengetahuan atau hal-hal yang terjadi di luar
lingkungan. Dan saya tegaskan sekali lagi, membaca dapat meningkatkan ketajaman
daya ingat karena otak kita terus dipaksa untuk mencerna kata dan beranimasi
dalam menggambarkan kejadian. Jika kita bandingkan dengan banyaknya media
elektronik dan media cetak, lebih banyak media elektronik. Jika mencari
informasi menggunakan media elektronik pasti butuh listrik, butuh barang
elektroniknya, dan butuh banyak hal pokoknya, biaya lebih mahal kan dan
tayangan dalam media elektronik hanya sekali saja, jadi mau tidak mau bisa atau
tidak ketika melihat suatu berita otak akan dipaksa dengan cepat untuk
mencernanya, padahal kita belum memahami betul berita itu. Lalu dengan media cetak, media cetak lebih
bertahan lama, bisa dibaca berulang-ulang apabila belum mengerti, sehingga kita
bisa memahami lebih dalam. Dan biayanya lebih murah. Kita bisa patungan dengan
temanuntuk membeli koran atu majalah setelah itu bergantian membacanya. Atau
jika media cetak itu sudah usang. Kita bisa memberikannya pada orang lain agar
orang lain bisa membacanya.
Ya, sekian dari apa yang bisa saya sampaikan. Saya mohon
maaf apabila ada kata yang salah. Terimakasih
Wassalamualaikum wr.wb
MENINGKATKAN
MINAT UNTUK MENGUNJUNGI PERPUSTAKAAN
Assalamualaikum wr.wb
Salam sejahtera
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
maha Kuasa atas limpahan karuniaNya sehingga kita semua dapat bertemu dan
berkumpul di aula ini dengan keadaan yang berbahagia.yang terhormat Bapak
Kepala Sekolah, Bapak Ibu Guru serta staf Karyawan TU, serta teman-teman yang
berbahagia. Sungguh suatu kebahagiaan yang teramat mendalam bagi saya karena
telah ditunjuk untuk mewakili teman-teman kelas X dalam menyampaikan unek-unek tentang
perpustakaan seperti apa yang diidam-idamkan para siswa pada hari perpustakaan
yang jatuh pada hari ini.
Terimakasih kesempatannya. Tujuan
saya dalam kesempatan kali ini ingin menyampaikan seperti apa sih perpusatakaan
yang sebenarnya diinginkan oleh para siswa-siswi agar perpustakaan bisa ramai
dikunjungi. Langsung sja, berbicara mengenai perpustakaan sekolah kita, saya
sungguh sangat bangga sekali sebenarnya. Banyak buku-buku terbitan dibawah
tahun 2000 ada disekolah ini. Mungkin presentasenya, untuk buku dibawah
terbitan tahun 2000 ada 60% dan yang diatas tahun 2000 ada 40%. Mengapa saya
bangga? Berarti perpustakaan ini merupakan perpustakaan yang menyimpan
sejarah-sejarah masa lampau. Baik mengenai tokoh, cerita, dll yang dikarang
oleh banyak sastrawan yang terkenal di era 70-80an. Itu jika berbicara mengenai
koleksi buku-bukunya. Berbicara mengenai pelayanannya, cukup membanggakan
karena sekarang ini perpustakaan kita dilengkapi dengan 4 buah computer yang
dilengkapi dengan WIFI yang bisa digunakan kapan saja saat jam perpustakaan
buka tentunya. Lalu bagaimana dengan infrastrukturnya? Menurut saya letak
perpustakaan tersebut kurang strategis. Jauh dari kelas-kelas. Sehingga muncul
rasa malas untuk mengunjungi perpustakaan dan membaca buku-bukunya. Buku-buku
di perpustakaan ini cara penataannya juga kurang menarik.
Lalu bagaimana cara menumbuhakan
minat membaca atau minat mengunjungi perpustakaan agar perpustakaannya jadi
lebih hidup? Ya tentu saja dengan meningkatkan fasilitas dan pelayanannya.
Memang, buku di perpustakaan lebih banyak buku lamanya. Tapi tak semua orang
menyukai buku lama. Apalagi buku lama itu bahasa dalam ceritanya ada yang mudah
dipahami dan ada yang sulit juga. Oleh karena itu perlu pembaharuan isi buku
dalam perpustakaan sekolah kita. Jika dilihat minat membaca para remaja mesti
mereka menyukai buku motivasi, buku curhat, buku novel, atau bahkan komik. Dan
perpustakaan kita masih minim buku tersebut. Terlalu banyak buku mata pelajaran
yang sebenarnya kurang bisa berguna karena peminatnya sedikit. Bagaimana jika
setiap bulan ada pembaharuan buku. Bagus sekali jika ada 5-10 buku baru tiap
bulannya untuk menambah koleksi perpustakaan kita.
Saya rasa, cukup sekian paparan
pidato yang data saya sampaikan. Saya memohon maaf apabila ada kesalahan kata.
Terimakasih sebanyak-banyaknya.
Wassalamualaikum wr.wb
Langganan:
Postingan (Atom)