Sabtu, 21 Desember 2013

Berwirausaha dan Bergembira Bersama di Gala Band dan Gala Kreasi Kuliner saat Momen Penerimaan Rapot di SMAN 2 Bojonegoro

Penerimaan raport menjadi momok yang cukup menegangkan sehingga membuat sebagian pelajar menjadi tak karuan perasaannya, pasalnya di hari penerimaan rapot itulah mereka mengetahui hasil dari proses belajar di sekolah selama enam semester. Bagi yang mendapatkan nilai baik tentu akan sumringah, sedangkan yang nilainya pas-pasan bahkan dibawah standart pasti bersedih hatinya karena harus bersiap diri mendengarkan petuah dari orang tua untuk meningkatkan intensitas waktu belajar.


Ada suasana berbeda saat momen penerimaan rapot di SMAN 2 Bojonegoro semester ini. Karena perasaan deg-degan saat penerimaan rapot berubah menjadi suasana yang penuh dengan kesibukan. Hari terakhir  bersekolah si semester satu, OSIS/MPK SMAN 2 Bojonegoro mengadakan acara yang sebelumnya memang menjadi agenda tahunan, yakni GALA BAND dan GALA KREASI KULINER.
Tahun lalu Gala Kreasi Kuliner terkenal dengan Pesta Rombong. Diganti menjadi GKK karena tahun ini setiap stand tidak diperkenankan menggunakan rombong, melainkan setiap kelas/stand hanya diperbolehkan menjual produk kreasi kuliner mereka di meja yang mereka hias.
Tahun ini kemeriahan bertambah daripada tahun kemarin dikarenakan bersamaan dengan penerimaan rapot sehingga para orang tua wali murid dapat turut serta meramaikan acara. Di Gala Kreasi Kuliner setiap kelas dapat menampilkan ide uniknya dengan menghias stand sekreatif mungkin, membuat menu kreasi kuliner dan menjajakannya di stand lain, bapak ibu guru atau orang tua yang sedang mengambil raport.
Sedangkan Gala Band merupakan kompetisi band intern sekolah, dengan mengusung tema bebas alias Show Your Self With Your Music ada 12 grup band yang berkompetisi dalam ajang tahunan ini. Ketua panitia Gala Band (Arin Tri XI IPS 3) mengungkapkan bahwa Gala Band merupakan ajang untuk menampilkan bakat bermain musik untuk siswa-siswi SMAN 2 Bojonegoro. Jurinya pun juga dari luar sekolah, ada Mas Topan, Mas Toha dan Mas Fermon. Aspek yang dinilai untuk menjadi juara adalah komposisi lagu yang dibawakan, harmonisasi lagu dan ekspresi pemain.
Sedangkan ketua panitia Gala Kreasi Kuliner (Atik Febriani XI IPS 3) mengungkapkan bahwa GKS merupakan ajang kreatifitas siswa-siswi SMAN 2 Bojonegoro untuk berwirausaha, beradu kreatifitas dalam membuat produk kuliner yang layak dijual dan kekompakan kelas dalam menghias stand. Hal ini terlihat dari kemarin siang (Jum’at) setelah tenda stand didirikan banyak siswa berdatangan untuk menghias stand mereka bahkan sampai pukul 21.30 lapangan basket SMAN 2 Bojonegoro masih diramaikan oleh siswa-siswinya yang lembur menghias stand. Aspek yang dinilai dari Gala Kreasi Kuliner adalah kekompakan, kebersihan, kreatifitas, dan kemampuan menjual makanan yang dilihat dari seberapa banyak kupon yang dapat dikumpulkan.

Ada kelas dengan tema unik di Gala Kreasi Kuliner tahun ini. XII IPS 1 yang mendapatkan juara 2  mengusung tema Prosesi Mantenan Jawa dengan menampilkan serangkain prosesi mantenan adat jawa dimulai dari ijab kobul, temu manten, injak telur, sungkeman, dan dhaharan tamu undangan. Jadi tak sekedar mengkreasikan menu kuliner, siswa-siswi kelas ini mampu bermain peran untuk menampilkan serangkaian prosesi mantenan dan MC mantenan pun mampu melogatkan tata cara prosesi mantenan dengan bahasa krama inggil fasih. Dekorasi stand pun dibuat semaksimal mungkin untuk menciptakan kesan dekor mantenan dimulai dari siswa-siswinya yang membuat anyaman kembang mayang, dekorasi padhe-padhe dan dekorasi gerbang manten sendiri hingga larut malam dan me-make up manten juga dilakukan oleh siswa-siswi sendiri paginya. Kelas-kelas lain juga tak kalah seru ada yang mengusung tema sea games, candy land, milk land, birthday party, pedesaan, vintage,  new year, bengkel, horor, dolanan jowo, dll.(YN)

Senin, 16 Desember 2013

Komunitas Pegiat Kebangsaan

Komunitas Pegiat Kebangsaan merupakan komunitas yang terdiri dari pelajar aktif dari sekolah menengah atas baik SMA, SMK, dan Aliyah. Komunitas Pegiat Kebangsaan awalnya dibentuk pada bulan November 2012. Dan pada saat itu dianggap menjadi komunitas angkatan pertama. Komunitas angkatan kedua dibentuk pada tahun 2013 dengan melakukan perekrutan pelajar mengikuti sarasehan dan study tour kebangsaan di wilayah bakorwil masing-masing. Selanjutnya seluruh pelajar yang tergabung di kegiatan bakorwil dikumpulkan, kira-kira ada sebanyak 2000 pelajar berkumpul di Madinah Convention Hall Hotel Utami untuk melakukan Deklarasi Kebangsaan dan berkesempatan bertemu dan berbincang langsung dengan Pakdhe Karwo selaku Gubernur Jawa Timur.
Bakorwil Bojonegoro sendiri yang merupakan kabupaten dimana saya menempuh pendidikan, pada tanggal 5-7 April 2013 melakukan Study Tour dan Sarasehan Kebangsaan yang dilanjut dengan Deklarasi Kebangsaan bersamaan dengan Pentas Padang Bulan dengan diikuti 200 orang pelajar dari 8 kabupaten dan kota yang masuk wilayah Bakorwil Bojonegoro.
Dibentuknya Komunitas Pegiat Kebangsaan bertujuan untuk meningkatkan semangan nasionalisme dan patriotisme untuk kalangan pelajar di Jawa Timur. Karena setiap  kegiatan yang diadakan oleh Dinas jatim kami diajak untuk study tour kebangsaan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Surabaya dan mendengarkan informasi dari Guide-nya. selain itu, sarasehan yang diberikan oleh beberapa Dosen dari beberapa perguruan tinggi swasta atau negeri di Surabaya juga sangat informatif sekali.
Harapannya, semoga Komunitas Pegiat Kebangsaan dapat melebarkan sayapnya, tak hanya dimiliki oleh Provinsi Jawa Timur saja. kami, selaku pelajar Jatim yang tergabung dalam KPK Jatim berharap agar provinsi-provinsi lain bisa mengadakan atau membentuk suatu komunitas kebangsaan seperti KPK ini. Agar generasi muda Indonesia dapat menciptakan suatu persatuan dan kesatuan dengan semangat nasionalisme dan patriotisme yang dimiliki.
salam hangat dari kami, salam KPK, Jaya, Jaya Luar Biasa!

Dan berikut acara yang pernah diikuti oleh Komunitas pegiat Kebangsaan Bojonegoro :




jangan lupa ya, follow twitter kami di @KpkBjn

Rabu, 13 November 2013

PUISI PAHLAWAN



SELAMAT HARI PAHLAWAN, 10 NOVEMBER 2013
JAYA, JAYA, JAYA LUAR BIASA untuk KOMUNITAS PEGIAT KEBANGSAAN JAWA TIMUR


Berita Untuk Bung Tomo
Oleh : Yeni Ayu Wulandari
(Pegiat Komunitas Kebangsaan)

Apakah sampai padamu Bung?
Pekik semangat kami untuk mengenangmu
Apakah sampai padamu Bung?
Untaian doa yang kami aturkan di peristirahatanmu?
Apakah sampai padamu Bung?
Gelora semangat juang pelajar ini

Angan kami terbang jauh ke angkasa
Melintasi cakrawala
Menguak sejarah
Menangkap semangat

Bung,
Semangat kami tidak untuk bertempur
Bertempur melawan kebengisan sekutu
Tidak!
Tapi semangat kami untuk melawan carut marut pengendali negeri
Yang tak lagi memiliki patriotisme tinggi

Akan kemana Rajawali ini Bung?
Mungkinkah akan terbang bebas ke angkasa
Atau terkurung jeruji emasnya?
Sungguh, Indonesia menangis
Rajawaliku terperjara jeruji emasnya

Ingin rasanya kami melepas
Dengan napak tilas yang kami lakukan
Bung, Indonesia menangis
Merindu akan orator ulung sepertimu
Yang membangkitkan semangat bumi pertiwi
Untuk melawan kebengisan penghancur negeri

Bung,
Apakah sampai padamu puisiku ini
Yang kutulis dengan diiringi lagu gugur bunga
Di monumen tugu pahlawan Surabaya


Tak Lagi Pejuang

Wajahwajah sepucat mayat tunjukkan kepiasan
Airmata mejelma menjadi kebisuan
Hanya kebengisan sekutu yang menjadi santapan
Yang bersemayam di kantong kepiluan
Urusan mati belakangan

Harihari bermandikan darah
Mati, sesuatu yang pasti
Raungan sekutu terus saja menghantui
Dalam kematian kau bersemayam dalam kenangan

Inilah plataran sunyi yang harus kami tempuh?
Abadi dalam nestapa yang selalu merengkuh
Negeri kita harus merdeka
Pekikmu dulu
Tapi kini anak cucumu kembali menderita
Karena musuh tak lagi bernama Belanda
Tapi orang Indonesia
Pengendali negeri yang miskin jiwa nasionalismenya

Itukah yang disebut pejuang
Yang memang memperjuangkan Indonesia menuju kemakmuran
Tapi lebih sering mengeruk kekayaan
Hanya untuk kepentingan sendiri
Dan  tak lagi memikirkan masa depan negeri

Sabtu, 19 Oktober 2013

Kumpulan Puisi Nama yang Kupersembahkan Untuk Guruku Tercinta di SMADA

KUMPULAN PUISI NAMA yang KUPERSEMBAHKAN UNTUK GURUKU TERCINTA di SMA 2 BOJONEGORO


Nyamini, S.Pd
N = Nama manis yang menjadi nama Ibu
Y =  Nama yang teringat dalam memori otakku
A = Abadi bersama digariskannya pengorbanan akan nasibmu
M = Membina, mendidik, dan membimbingku
I = Ingin aku memiliki jiwa baja seperti Ibu
N = Namamu Ibu, kuuraikan dalam sebait puisi kecilku
I = Inilah tanda betapa aku menghormatimu

Drs. Hariyanto
H = Hanya sosok kuat yang siap membimbing penuh kesabaran
A = Aku bangga kepada dirimu Bapak,
R = Rasanya hati ingin berteriak
I = Indahnya waktu saat kau mangajar
Y = Yang terkadang membuatku terkantuk tak sabar ingin segera kelar
A = Akan tetapi hatimu selalu penuh kesabaran
N = Namamu kuingat selalalu karena sosokmu penuh perjuangan
T = Tak pernah marah saat menagjar
O = Orang yang benar-benar penuh kesabaran

Dra. Hj. Siti Umiyati
S = Sejarah dunia pendidikan telah melukiskan
I = Ini adalah sosok wanita yang penuh pengabdian
T = Terus teringat dalam lembaran ingatan
I = Indahnya dimensi waktu disaat belajar bersamamu

U = Untukmu, Siti Umiyati guru agamaku
M = Maha besar Tuhan telah menjadikanmu sosok penuh dedikasi
 I = Inspirator bagi kami
Y = Yang telah membimbing kami selama di masa putih abu-abu
A = Aku mencoba mengurai namamu dalam kalimat puisi
T = Tidak terlalu indah namun akan berarti nanti
I = Inilah aku muridmu yang membanggakanmu

Dra. Hj. Wiwik Widowati, M.Pd
W = Wanita cantik yang penuh bakti
 I = Indahnya semangat yang menyelimuti
W = Walau cobaan menerjang berkali-kali
 I = Isi hatimu tak henti memperbarui
K = Kekuatan hati yang selalu semangat dalam mengabdi
W = Walau kesibukan tiada henti
I = Isyarat bahwa engkau penuh mimpi
D = Disinilah dalam rentetan kata kutulis namamu wahai guruku Wiwik Widowati
O = Orang yang bagiku tlah menjadi sumber inspirasi
W = Walau banyak guru ada disini
A = Ada sosokmu yang lebih membekas di hati
T = Tak perduli engkau selalu mengomeli
I = Inilah aku, muridmu yang mencoba mengerti

Drs. Heliyanto
H = Hari-hari telah berlalu tak terhitung rentang waktu
E = Esok, kini ataupun sekarang
L = Lelah dan penat yang cukup terasakan
I = itulah tanda bahwa engkau mengajar penuh kesetiaan
Y = yang inginkan kami mencapai tujuan
A = Alangkah mulianya dirimu Bapak,
N = Namamu yang kutuliskan dalam bingkai puisi
T = Tanda cinta kasih akan baktimu
O = orang yang kuanngap penuh kesabaran di tengah kerentaan

Drs. H. Ahmad
A = Ada sosok yang begitu ramah
H = Hari-hari berganti penuh sensasi
M = Masalah penat menjadi urusan nanti
A = Asyiknya belajar sosiologi
D = Dalam canda tawa yang mengiringi
A = Ada suatu cerita yang mungkin tak pernah terlupakan
H = Hinggap bersama sayap-sayap kenangan
M = Membuat mata tak akan pernah terpejam
A = Agar tidak ektinggalan keceriaan
D = Dalam alunan kemasan cerita saat pelajaran

Septiyaningsih D. S.Pd
S = Sepotong puisi dalam semak kata
E = Entah kenapa aku ingin memotongnya
P = Pikiranku mengingat di suatu ketika kau bercerita
T = Tentang arti sebuah semangat dalam mencapai cita-cita
Y = Yang selalu diterjang rintangan untuk meraihnya
A = Apakah sampai padamu sebuah cerita tentang percakapan kita?
N = Nyamannya hati saat kau suntikkan vaksin semangat untukku kala senja
 I = Ingatkanku untuk terus belajar tak patah asa
N = Namun hati ingin menjerit karena lelah tiada terkira
G = Gelisah menatap masa depan yang tida henti terjangan ombak kebosanan di kelas tiga
S = Sosokmu bagiku tidak akan pernah terlupa
I = Impian dan harapan yang menggelanyut di memori kenangan dan ketentraman di dada
H = Harapan saat sukses kelak dapat berjumpa

Muzaki S.Pd
M = Mentari pagi hari menyambut semangatmu
U = Urusan bakti kau tempuh tak peduli waktu
Z = Zona kenangan yang tak terhapus waktu
A = Alangkah indahnya belajar sejarah denganmu
K = kenalkan aku pada dimensi masa lalu
I = Indahnya perjuangan masa lalu menjadi asupan meraih cita-citaku
Z = Zona ketulusan terus melingkari jiwamu
A = Amanah yang kau pegang untuk mendidikku di masa putih abu-abu
K = Kelak jika aku susah lulus di masa ini
 I = Ingin aku menemuimu

Jumat, 04 Oktober 2013

Lomba Blog dengan Tema Potensi Lokal Bojonegoro



Lantung di Barat Laut Bojonegoro
 
Bojonegoro terkenal apanya?
Pertanyaan tersebut diutarakan seorang Bapak yang menjadi pemandu kuis ketika dihelat Pentas Padang Bulan dan Deklarasi Komunitas Pegiat Kebangsaan Jawa Timur di Alun-Alun Bojonegoro beberapa bulan lalu.
Kontan saja saya menjawab Khayangan Api. Namun tampaknya Bapak tersebut kurang puas dengan jawaban saya, karena beliau memberi saya pertanyaan lagi. Dan Alhamdulillah untuk pertanyaan kedua beliau cukup puas dengan jawaban saya.
Usai acara, saya dan rombongan kembali ke Hotel Wisma Djaja, ddalam benak saya masih ada yang mengganjal dengan pertanyaan tadi. Setelah saya pikir-pikir, apa ya yang terkenal di Bojonegoro selain khayangan api. Setelah merenung cukup lama, baru saya teringat dengan 6 huruf yaitu MINYAK.
Bojonegoro konon menjadi sumber minyak terbesar di Asia Tenggara. Bagaimana bisa Bojonegoro kaya akan minyak? Minyak kan berasal dari tumbuhan dan hewan yang sudah mati beratus-ratus tahun yang lalu. Apalagi minyak banyak berasal dari fosil biota laut. Padahal Bojonegoro ada di tengah pulau.
Logikanya, Bojonegoro dulunya adalah wilayah perairan. Buktinya banyak ditemukan fosil binatang laut di Bojonegoro. Fosil tidak akan membatu setelah lama tependam di dalam tanah, tapi akan menjadi minyak.
Bojonegoro 10 tahun terakhir menjadi kabupaten  terkenal dan  incaran investor asing untuk mendirikan perusahaan yang akan mengambil dan mengolah minyak bumi. Dan pengambilan minyak bumi yang sering disebut pengeboran, sangat menarik minat orang lain untuk mempelajari atau sekedar mengetahui.
 Ketika dihelat Sarasehan Komunitas Kebangsaan Jawa Timur rombongan KPK berkesempatan untuk mengunjungi pengeboran minyak Petro Cina di daerah Sukowati dan Exxon Mobil di Desa Gayam Kecamatan Gayam.
Meskipun saya sudah berkali-kali mengunjungi kedua pengeboran tersebut, rasanya saya sangat bangga ketika dalam sebuah acara yang diadakan oleh Dinas Provinsi Jawa Timur yang mengajak sekitar 250 pelajar dari berbagai kabupaten dan kota yang masuk Bakorwil Bojonegoro untuk mengunjungi dan memperkenalkan potensi Bojonegoro. Sedikit cerita, ketika dihelat acara KPK di Bojonegoro, rombongan KPK diajak untuk mengunjungi khayangan api dan bertemu dengan juru kunci khayangan api dan sesepuh Warga Samin, yaitu Mbah Harjo kardi.
Potensi di Bojonegoro kini sudah mulai dieksplorasi lagi untuk bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai jual. Begitu juga dengan berdirinya dua perusahaan minyak yang cukup terkenal. Seperti Exxon Mobil yang menjadi perusahaan minyak bumi dan gas alam terpadu terbesar di dunia yang mengolah minyak mentah dari dalam bumi menjadi berbagi macam minyak sesuai kebutuhan masyarakat. Exxon Mobil sendiri sudah lebih dari 125 tahun menjadi perusahaan minyak dan petrokimia swasta terbesar di dunia yang mengolah minyak bumi menjadi gas LPG, minyak tanah, premium, pertamax, solar, aspal, avtur, gas hidrokarbon, bahan bakar industry, dan minyak pelumas.
            Sudah sering diperbincangkan dan dikenal masyarakat mengenai pengeboran minyak oleh dua perusahaan asing tersebut. Padahal, nun jauh dari kabupaten Bojonegoro, di sebuah desa yang cukup terpencil dan dikelilingi oleh lebatnya daun jati juga terdapat pengeboran minyak bumi. Desa tersebut bernama Wonocolo, letaknya di barat laut Bojonegoro, kondisi geologis tanahnya berbukit-bukit, gersang, warnanya coklat, dan tandus. Apalagi jika musim kemarau, panas matahari begitu menyengat ditambah pohon-pohon jati yang meranggas dan keadaan air bersih yang sulit didapatkan. Dan di Desa Wonocolo, rumah penduduk masih jarang. Ketika anda mengunjungi Desa Wonocolo, bukan udara segar hutan jati yang akan kita dapatkan sepenuhnya. Namun aroma minyak tanah dan solar.
Desa Wonocolo pernah menjadi Desa terkaya pada tahun 1979 yang memiliki balai Desa terindah se-Indonesia berkat tambang minyak tradisionalnya. Tambang minyak bumi yang mengalir di Wonocolo sudah lama dibor dan diolah. Namun hanya menjadi dua produk saja, yaitu bensin dan solar.
Tanah yang mengandung minyak hitam di Wonocolo disebut lantung oleh penduduk sekitar. Wonocolo artinya hutan obor. Karena pada zaman dulu, sebelum listrik masuk Desa, untuk menerangi gelapnya malam, penduduk mengambil lantung, kemudian diletakkan di batang bamboo dan disulut untuk menjadi obor.
Pengeboran minyak di Wonocolo masih sangat sederhana, orang-orang biasa menyebutnya tambang tradisional. Penduduk sekitar mengambil minyak yang ada di dalam perut bumi dengan alat-alat sederhana. Seperti timba, katrol, drum, pipa,  sumur buatan yang disebut sumur week, dll.
Dahulu, penduduk mengambil minyak dengan cara menarik timba beramai-ramai seperti menimba air dari sumur. Namun disini yang ditimba bukan air, melainkan minyak mentah yang ada di dalam tanah. dan sekarang tidak perlu repo repot lagi menimba dengan ramai-ramai. karena penduduk sudah menggunakan tenaga mesin. 
Minyak mentah tersebut bukan murni minyak, melainkan campuran dari lumpur, tanah, air, dan minyak. Untuk bisa menjadi bensin dan solar, tanahnya harus diedapkan, sedangkan campuran minyak-airnya harus direbus di dalam drum dengan kayu bakar yang diletakkan di terowongan tanah. Uap rebusan minyak dialirkan melalui pipa, setelah uap sampai di ujung pipa, uap akan mencair dan menetes sedikit demi sedikit. Tetesan tersebut yang menjadi bensin dan solar.
Sumur di daerah Wonocolo ada dua, bukan sumur yang diambil airnya untuk mandi atau memasak ya, melainkan sumur yang mengandung minyak bumi. Yaitu sumur angguk atau sumur modern dan sumur week atau sumur tradisional. Disebut sumur angguk karena pompa sumurnya mengangguk-angguk untuk mengangkat cairan minyak di perut bumi. Bunyi anggukan sumur modern cukup keras, seperti alunan music rock ditengah hutan. Sedangkan sumur tradisonal disebut sumur week karena mengeluarkan bunyi week week week saat akan menyemburkan minyak tanah.
Lantung yang artinya tanah berminyak, tak hanya terkenal di Desa Wonocolo saja. Di Desa Drenges Dusun Nglantung, tanah yang mengandung minyak juga ditemukan disana. Lantung di Dusun Nglanthung ada di sungai. Lantung menyembul ke permukaan air, secara kimiawi masa jenis air dan masa jenis minyak berbeda sehingga tak bisa bercampur. Namun, kandungan lantung di Desa Drenges tak sebanyak di Desa Wonocolo.
Dusun Nglanthung Desa Drenges Kecamatan Sugihwaras belum diekspos secara maksimal oleh media. Saya sering mengunjungi Kedung Lanthung atau biasa disebut Sungai Purba karena saya asli Desa Bareng yang yang jaraknya sekitar 2 km.
Nah, sudah tak asing lagi kan kalau Bojonegoro kaya akan minyak. Selain minyak, Bojonegoro juga memiliki potensi alam yang signifikan. Hasil bumi melimpah ruah di bumi Angling Dharma. Kang Yoto (Bupati Bojonegoro) bertekad menjadikan Bojonegoro menjadi lumbung pangan dan lumbung energi.  
Tentunya untuk menggapai apa yang dicita-citakan Kang Yoto demi kepentingan bersama harus didorong oleh semua pihak. Pemerintah harus mengoptimalkan pengelolaan potensi alam tersebut agar bisa menjadi daya tarik wisatawan sehingga bisa menambah pendapatan daerah.
Mungkin saja Bojonegoro kelak akan berubah menjadi kota besar. Di tahun 2013 saja banyak dibangun hotel berbintang dan pusat perbelanjaan besar. Bahkan sempat tersiar pemerintah juga akan merencanakan pembangunan bandar udara di daerah Bojonegoro selatan.
Pembangunan di sektor wisata harus terus ditingkatkan. Kelak ketika banyak WNA datang ke Bojonegoro, warga Bojonegoro tak hanya mengenalkan Waduk pacal, Khayangan Api, Salak Wedi, Ledre, Meubel Onix, dan Belimbing Ringinrejo saja.
Melainkan juga  bisa menyuguhkan mereka (wisatawan) untuk mengunjungi pengeboran minyak yang ada di Bojonegoro. Menjadikan Wonocolo sebagai obyek wisata berbasis education juga bisa dilakukan. Jika sekarang ini masyarakat hanya melihat pengeboran minyak tradisional saja, di Wonocolo hendaknya diberikan semacam education untuk pengunjung bagaimana minyak bumi berasal dan bagaimana pengolahannya. Mengajak pengunjung terjun langsung untuk mengebor minyak tradisional juga bisa dilakukan. Nuansa alami hutan tetap dibiarkan dan dilestarikan, namun akses transporatasi disana yang harus diperbaiki. Memang jalannya sudah bagus dan beraspal, namun kurang penerangan lampu ketika malam hari.
Bojonegoro juga dikenal sebagai kota Banjir. Tak mengherankan, karena di Bojonegoro melintas Sungai Bojonegoro. Andai saja ada Bengawan Solo Herritage. Seperti Sungai Cheonggyecheon di tengah kota Seoul Korea yang dimanfaatkan pemerintah Seoul menjadi obyek wisata. Sungai Bengawan Solo dirawat kebersihannya, jangan ada yang membuang sampah di pinggiran nggawan.
Mengadakan Bengawan Solo Herritage juga cukup signifikan. Karena di sepanjang bantaran sungai Bengawan Solo berdiri industry lokal. Seperti pembuatan tahu Ledok, Bendung gerak, Agrowisata Blimbing Kalitidu, dll. keberangkatan Bengawan Solo Herritage bisa dimulai dari TBS atau Taman Bengawan Solo yang disebut Griyo Sudro Kumpul, lalu wisatawan diajak menaiki perahu kayu. Ketika di perahu ada guide yang menceritakan tentang sejarah Bojonegoro serta potensi-potensi yang ada di Bojonegoro.
Nah, begitulah saran saya. Sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan lagi untuk masyarakat sekitar Bojonegoro. Agar para pekerja yang menyediakan jasa perahu nambang tidak hilang. Karena saya membaca di Radar Bojonegoro bahwa Pemerintah Bojonegoro akan mendirikan beberapa jembatan penyeberangan di Bojonegoro agar akses menjadi lancar dan cepat.
Jika Bojonegoro sebelah utara berbatasan dengan sungai, maka Bojonegoro sebelah selatan dibatasi oleh pegunungan. Pegunungan kapur yang membentang di selatan Bojonegoro juga menjadi daya tarik tersendiri, di jejeran Pegunungan Kendheng bisa ditemui berbagi desa yang memiliki cerita asal usul yang cukup unik dan tentunya tak akan cukup saya tuliskan karen begitu banyak Desanya. Kenampakan alam di Pegunungan Kendheng menjadikan Bojonegoro tampak asri, adanya Waduk pacal di Kecamatan Temayang, air terjun kecil yang disebut Dung Gupit di Kecamatan Gondang, Bukit Prolo, Bukit Gong yang konon terdapat seperangkat gamelan kasat mata, atas angin yang terkenal di kalangan masyarakat Bojonegoro, dll.
Masih banyak potensi yang dimiliki Bojonegro, tentunya saya tak bisa menjelaskan satu persatu. Yang jelas Bojonegoro memiliki potensi lokal yang tak kalah hebatnya dengan kota lain. Mari bersama membangun Bojonegoro menjadi jaya, makmur, damai, sejahtera, asri dan indah. 

Wonocolo, bidikan kamera sahabat saya :






bidikan kamera saya :


SUMUR MODERN di WONOCOLO MILIK PERTAMINA


SUMUR TRADISIONAL di WONOCOLO MILIK PENDUDUK



  
PROSES PENGOLAHAN MINYAK METAH MENJADI BENSIN dan SOLAR


SOLAR PRODUK WONOCOLO

TUNGKU TANAH TEMPAT PEMBAKARAN MINYAK

PAPAN PERESMIAN BALAI DESA WONOCOLO