Sabtu, 01 Desember 2012

SMAN 2 Bojonegoro di Momen Hari Guru



Guru adalah sosok yang secara nyata telah setia membimbing dan mengajarkan kita akan banyak hal. Guru adalah orang tua kedua, pelita hidup kami.
Senin, 20 November 2012 ada suasana baru di SMAdaBO. Halaman depan MGMP yang awalnya kosong dan banyak ditumbuhi ilalang berubah menjadi layaknya lapangan yang penuh sesak dengan huforia penonton. Halaman depan MGMP kini sudah tertata dengan rapi sehingga panggung untuk acara hari guru berukuran 6x8m dapat berdiri dengan kokoh disana. 
Setelah apel dan penyerahan bunga untuk Bapak Kepsek  dan Bapak Ibu Guru selesai, OSISMPK dan panitia Guru sudah siap di area panggung untuk menyiapkan acara. Sedangkan siswa-siswi SMAdaBO sibuk dengan urusan kelasnya masing-masing. Ketika melewati lorong-lorong kelas semua pintu tertutup, suasana berbeda dengan biasanya, bukan suasana proses belajar mengajar yang tengah berlangsung. Namun suasana keakraban yang begitu kental antara wali kelas dan siswa-siswi yang dibinanya. Mereka bekerjasama untuk menampilkan sebuah penampilan yang dirasa bisa membuat juri terpukau dan tentunya membuat para penonoton baik siswa-siswi atau pihak guru terhibur. Di dalam kelas masing-masing ada yang sibuk dengan properti yang akan digunakan saat pementasan. Ada yang sibuk latihan paduan suara, latihan membaca puisi, latihan drama, dll.
Acara di hari guru ini berbeda dengan tahun lalu. Tahun lalu diperingati dengan diadakannya lomba membuat spanduk sebagai perwakilan ucapan rasa terimakasih siswa atas bimbingan bapak-ibu guru selama ini. Sedangkan tahun ini diadakan lomba penampilan kelas. Berbeda dari tahun kemarin, tahun ini jauh lebih meriah dan berkesan. Ya, menurutku pribadi momen hari guru kemarin merupakan momen yang tak terlupakan antara aku, teman sekelas dan wali kelas. Mungkin teman-teman lain juga merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan. Berkesan.
Dalam lomba penampilan kelas ini, diambil 3 kelas dengan penampilan terbaik dan paling kreatif. Jadi, semua siswa-siswi serta wali kelas harus terlibat didalamnya. Aspek yang dinilai adalah kreatifitas dari apa yang kelas tampilkan, kekompakan mereka dengan teman sekelas dan wali kelas, serta tema dari penampilan mereka yang dirasa pas dengan momen hari guru ini. Dengan durasi waktu kurang lebih 10 menit mereka berhak menampilkan apapun sesuai kemampuan kelas mereka. Ada yang padus, tari kolosal, drama, music dangdut, band, musikalisasi puisi, dll. Juri dalam lomba penampilan kelas ini adalah Bu Wahyu Herdiana, Bu Pungkas dan BU Nyamini.
Acara berlangsung dengan meriah dan lancar, dimulai sekitar jam 9 pagi sampai jam 1 siang. Antusiasme dari siswa-siswi sendiri begitu menggebu-gebu. Mereka tak malu yang terpenting mereka tampil dengan percaya diri, dapat menghibur serta berusaha menyuguhkan sajian terbaik untuk dinikmati. Smada sendiri saat itu juga seperti hujan bunga, banyak siswa-sisi yang membagi ratusan bunga untuk bapak ibu guru.
Hari semakin siang, terik matahari menyelinap masuk melalui celah pepohonan yang rimbun di Smada, namun tak menyurutkan niat bapak ibu guru untuk menyaksikan penampilan anak didik mereka hingga tuntas. Dan sampai akhirnya terpilihlah 3 kelas yang menjadi the best perform. Juara satu diraih oleh Kelas XII Bahasa dengan penampilan music kreatif bersama walikelasnya Ibu Siti Mukaromah, juara dua diraih oleh kelas XII IPS 1 dengan penampilan paduan suara dan boyband bersama wali kelas yaitu Ibu Tutik Sudarwatik. Serta juara tiga diraih oelh kelas XII IPA 2 dengan pementasan sebuah drama yang bertemakan Sekolah Rakyat di Zaman Belanda bersama wali kelasnya Bapak Nugroho
Untuk menjadi yang terbaik tentunya mereka berlatih dengan keras karena tidak mau memberikan penampilan yang biasa-biasa saja dimomen hari guru ini. Mereka bersaing dalam menciptakan kreatifitas dan kekompakan. Karena penampilan itu semuanya ditujukkan untuk sang pelita, UNTUKMU GURUKU.
SELAMAT HARI GURU NASIONAL, untukmu pelita hidup kami supaya tetap semangat mendampingi kami sampai gerbang kelulusan. Dan kami tidak akan melupakan jasamu hingga rambut kami memutih atau ingatan kami sudah tak setajam dulu lagi. Kami akan selalu ingat jasa dan pengabdianmu bahwa sang pelita dan anak bangsa pernah berada di suatu lingkaran masa. SEKOLAH.

YENI AYU WULANDARI XI-IPS 1 :)



Rabu, 31 Oktober 2012

Sepenggal Cerita dalam Rinai Hujan

 
Saat kereta api meninggalkan dengungannya, saat asap kendaraan menyatu dengan udara malam, saat rembulan mengalami hal sama yang dialami dua insan yang tengah berlalu di sepanjang jalan ini.

Sepanjang jalan meninggalkan jejak cerita yang ditinggalkan oleh dua insan yang tengah meradang hatinya. Ini menjadi cerita bagiku, cerita yang kau torehkan beberapa waktu lalu saat kita berlalu melewati jalanan malam dalam rinai hujan untuk mengantarkanku pulang. Sepanjang jalan yang kita lalui meninggalkan bekas licin karena rinai hujan yang begitu derasnya, di sepanjang jalan pula dingin terasa begitu menusuk tulang, jarum-jarum hujan membasahi kain yang kita kenakan, dinginya begitu menembus tulang. Tapi dingin itu sudah tak terasa bagiku.
Di sepanjang jalan pula kereta api berlalu meninggalkan dengungannya, membuat ocehan yang kutujukan padamu tersamarkan, saat asap kendaraan menyatu dengan udara malam membuat udara terasa sesak, saat rembulan mengalami hal sama yang dialami dua insan yang tengah berlalu di sepanjang jalan ini, meradang hingga tak berani menunjukkan sinarnya. Saat bintang juga tengah gundah hingga ikut tak memancarkan sinar kemilaunya. Yah, sepertinya suasana malam ini sama dengan perasaan yang tengah aku rasakan. Gundah. Awan hitam pekat tengah menyelimuti malam ini, dan mega mendung tengah menyelimuti perasaanku.
            Memang terkadang alam bersahabat dengan manusia. Buktinya bulan dan bintang tengah bersahabat dengan hatiku saat ini, guratan sinarnya tampak tak begitu jelas. Hanya remang-remang saja. Seperti tersenyum, tapi kecut senyumnya. Tak jelas apa maknanya. Kadang muncul, kadang hilang. Muncul saja hanya beberapa saat, tak lama lagi setelah itu menghilang lagi.
            Ingin rasanya mulutku berkata tetaplah disini bersamaku dan menjadi raja di singgasana hatiku. Biarkan dinginnya malam ini semakin menambah suasana tenang hatiku saat berada didekatmu. Walau terkadang tetes air mata ini jatuh bergulir membasahi pipiku lalu turun ke pundakmu dan membasahi t-shirt beludru yang kau kenakan. Tapi, apa kau merasakan itu? Rasa hangat atau dinginnya buliran air mataku. Air mata yang menginginkan jawaban dari sebuah penantian yang terasa amat membosankan. Sebab hati dan mata ini telah lelah karna kerap kali meneteskan buliran air mata dan menahan rasa sabar.
            Katamu aku seperti anak kecil, manja dan egois. Tapi memang itulah aku, aku masih perlu dirimu untuk membimbingku melewati masa yang penuh liku ini. Membiarkanmu berada didekatku selalu akan menghalau jatuhnya buliran air mata ini.
Setidaknya begitu!

Rasa



Yang ditunggu belum tentu kembali menunggu
Berharap rasa yang sama namun kerap kali tak sama
Aku tau dia mengerti apa maksudku
Tapi kenapa dia diam saja
Layaknya patung tanpa ekspresi
Mungkinkah dia buta? Tuli? atau Bisu?
Aku rasa tidak semua
Mungkinkah ini sebuah permainan

Sungguh aku telah lelah jika ini memang sebuah permainan belaka
Aku bukan boneka
Yang bisa dimainkan begitu saja
Aku beraga dan bernyawa
Ada rasa yang tengah tertahan
Meradang di penantian tiada ujung

Senin, 29 Oktober 2012

Peleburan Rasa

 
Membiarkan dirimu terpuruk dengan masa lalu bukanlah jalan keluar. Bangkitlah! tanpa kau coba melupakan masa lalu, tapi menjadikannya sebuah pelajaran.

Tengoklah keluar, lihatlah pohon itu dari balik jendela kamarmu. Betapa bebasnya angin menggerakkan dahan-dahan itu, dahan-dahan itu seperti menari dengan piawai walau kekuatan angin begitu kuat disertai buliran-buliran hujan yang jatuh dari mega mendung. Dahan-dahan itu meliuk menikmati simphoni alam. Nyanyian hujan yang jatuh dari langit hitam.
Lihatlah lagi, kehebatan angin yang merusak  kesetiaan bunga pada pohonnya. Begitu kejamnya angin itu yang telah memisahkan bunga dan menjadikannya bertebaran dimana-mana hingga akhirnya menjadi sampah!
Seperti pohon, aku bisa goyah, dan bisa pula semakin goyah karena angin mengibaskanku begitu kuatnya. Lalu, pada siapa aku harus menopang rasa ini agar tak terombang-ambing seperti dahan-dahan itu? Tanyaku padamu yang tengah memandangi rinai hujan dalam kesenjaan.
Dengarlah, aku merasa jarum-jarum hujan terus mengguyurku, angin terus mengangguku. Bukannya aku menyalahkan apa yang telah diciptakan oleh Sang Kuasa. Bukan. Tapi aku ingin menyalahkanmu dalam tanda kutip masa lalumu. Kau pasti mengerti maksudku, anggap saja jarum hujan itu adalah kata-kata yang kau ucapkan padaku disetiap aku memintamu untuk meng-iyakan cintaku.
Namun kamu tetap saja masih berkata tidak padaku.
Aku lelah, kamu membuatku terombang-ambing dalam suatu ketidakjelasan dan menjadikan diriku rapuh. Dan atas kerapuhan ini tentu saja aku akan  menyalahkan angin. Dan angin itu adalah masa lalumu.
Biarlah masa lalumu itu berlalu meski akan meninggalkan jejak nantinya. Namun jejak itu akan hilang setelah kau pijak dan seiring waktu berlalu. Dan semuanya akan kembali indah lagi, dengan masamu yang akan datang.
Membiarkan dirimu terpuruk dengan masa lalu bukanlah jalan untuk bangkit tanpa kau coba melupakan atau menjadikannya sebuah pelajaran. Carilah rasa yang baru dan biarkan menjadi bagian dari perjalanan hidupmu.
Dan jangan biarkan rasa yang telah tertanam tanpa rencana ini berlalu tanpa ada kepastian yang pasti. Dan, apa yang mampu meleburkan rasamu agar bisa bersatu dengan rasaku. Tanyaku dalam hati.

Selasa, 23 Oktober 2012

Untukmu Bojonegoro, Untukmu SMADA



Serangkaian acara untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Bojonegoro yang ke 335  yang jatuh pada bulan Oktober telah berjalan beberapa waktu lalu. Warga Bojonegoro dari berbagai kalangan turut serta meramaikannya. Termasuk antusiasme dari siswa-siswi SMAN 2 Bojonegoro yang telah berpartisipasi secara aktif dalam serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk menyemarakkan hari jadi kota kita tercinta ini. Acara tersebut antara lain diadakannya Pekan Seni Pelajar dan Pekan Olahraga Kabupaten. Siswa-siswi SMAN 2 Bojonegoro berhasil meraih beberapa kejuaraan dalam berbagai bidang.
Dalam rangka PSP atau Pekan Seni Pelajar saja SMAda berhasil meraih 4 nominasi. Di bidang drama tetembangan  yang dibawakan oleh Alvino, Puguh, Praptadi, Hengki, Echa, Yeni, Alin, Arin, Dewi, Nadhia, Rully, Ginanti, Ine, Dhani dan Rahma berhasil menjadi juara 1 dan akan mewakili Bojonegoro maju ke tingkat provinsi pada bulan mei mendatang. Di bidang design tekstil oleh Subhkan juga mendapatkan juara 3. Di bidang teater  yang diperankan oleh Beferly, Arjuna, Bernanti, Okta, Hafidz, Tata, Bernanti dkk berhasil meraih juara harapan 3. Di bidang Tari Kontemporer yang dipersembahkan oleh Nurul, Elisma, Ayu, Ninda, Erfa, Dhani, Puguh juga berhasil meraih juara harapan 3.
Selain itu ada pula Porkab atau Pekan Olahraga Kabupaten, siswa-siswi SMAda juga berhasil meraih 8 kejuaraan. Diraihnya juara 1 Bulutangkis Putra oleh Robbi, juara 1 Jalan Cepat oleh Bintara. Juara 2 Basket oleh Bima, Giska, Febrian, Dede, Iqbal, Fatah, Erda, Wisnu, Sandy, Yoga, Taufan, Aditya, dkk. Juara 2 Bulutangkis Putra oleh Ilham, Juara 1 Renang Putri oleh Silvia, juara 3 Lari 5000 meter oleh Bagus, juara 1 Volly Putra oleh Arman, Anang, dkk serta juara 1 Pencak Silat Putri juga berhasil diraih oleh Martha.
Hal tersebut merupakan sebuah prestasi yang membanggakan. Tak kurang dari satu bulan SMAda berhasil membawa pulang 12 piala kemenangan. Namun perlu diingat, kemenangan tersebut juga tak luput dari jerih payah Bapak Ibu Guru Pembina yang telah mengajari serta membimbing kita hingga menjadi sang juara. Ucapan terimakasih diaturkan untuk Bapak Imam Ghozali yang telah membimbing semua bidang dalam rangka Pekan Olahraga Kabupaten hingga berhasil meraih 8 kejuaraan. Kepada Bapak Taufiq dan Pak Yuli yang juga telah membimbing siswa-siswi dalam kegiatan Pekan Seni Pelajar.
Adanya PSP dan Porkab merupakan suatu kebanggaan bagi siswa-siswi SMAda karena dengan adanya event tersebut potensi yang dimiliki siswa-siswi SMAda bisa tersalurkan dengan baik dengan cara mewakili sekolah untuk mewakili event tersebut dan jika menjadi yang terbaik lagi maka akan mewakili Bojonegoro di tingkat provinsi.
Diharapkan agar SMAda terus menjadi sekolah multi talent school yang mampu mencetak siswa-siswinya menjadi pemimpin muda dan siswa-siswi yang berbakat dengan mempunyai kemampuan hebat sesuai apa yang diminatinya. Dengan hal ini pula SMAda juga akan memiliki pandangan yang baik di mata masyarakat. Semangat untuk kita siswa-siswi SMAda, semangat untuk menjadi yang terhebat dan terbaik.