Membiarkan dirimu terpuruk dengan masa lalu
bukanlah jalan keluar. Bangkitlah! tanpa kau coba melupakan masa lalu, tapi
menjadikannya sebuah pelajaran.
Tengoklah keluar, lihatlah pohon itu dari balik jendela kamarmu.
Betapa bebasnya angin menggerakkan dahan-dahan itu, dahan-dahan itu seperti
menari dengan piawai walau kekuatan angin begitu kuat disertai buliran-buliran
hujan yang jatuh dari mega mendung. Dahan-dahan itu meliuk menikmati simphoni
alam. Nyanyian hujan yang jatuh dari langit hitam.
Lihatlah lagi, kehebatan angin yang merusak kesetiaan bunga
pada pohonnya. Begitu kejamnya angin itu yang telah memisahkan bunga dan
menjadikannya bertebaran dimana-mana hingga akhirnya menjadi sampah!
Seperti pohon, aku bisa goyah, dan bisa pula semakin goyah karena
angin mengibaskanku begitu kuatnya. Lalu, pada siapa aku harus menopang rasa
ini agar tak terombang-ambing seperti dahan-dahan itu? Tanyaku padamu yang
tengah memandangi rinai hujan dalam kesenjaan.
Dengarlah, aku merasa jarum-jarum hujan terus mengguyurku, angin
terus mengangguku. Bukannya aku menyalahkan apa yang telah diciptakan oleh Sang
Kuasa. Bukan. Tapi aku ingin menyalahkanmu dalam tanda kutip masa lalumu. Kau
pasti mengerti maksudku, anggap saja jarum hujan itu adalah kata-kata yang kau
ucapkan padaku disetiap aku memintamu untuk meng-iyakan cintaku.
Namun kamu tetap saja masih berkata tidak padaku.
Aku lelah, kamu membuatku terombang-ambing dalam suatu
ketidakjelasan dan menjadikan diriku rapuh. Dan atas kerapuhan ini tentu saja
aku akan menyalahkan angin. Dan angin itu adalah masa lalumu.
Biarlah masa lalumu itu berlalu meski akan meninggalkan jejak
nantinya. Namun jejak itu akan hilang setelah kau pijak dan seiring waktu
berlalu. Dan semuanya akan kembali indah lagi, dengan masamu yang akan datang.
Membiarkan dirimu terpuruk dengan masa lalu bukanlah jalan untuk
bangkit tanpa kau coba melupakan atau menjadikannya sebuah pelajaran. Carilah
rasa yang baru dan biarkan menjadi bagian dari perjalanan hidupmu.
Dan jangan biarkan rasa yang telah tertanam tanpa rencana ini
berlalu tanpa ada kepastian yang pasti. Dan, apa yang mampu meleburkan rasamu
agar bisa bersatu dengan rasaku. Tanyaku dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar