Minggu, 12 Februari 2012

Bedah Kumcer 13 Perempuan bersama Penulis


Minggu 12 Pebruari 2012, acara Kelas Menulis Sanggar Guna Lantip dimulai saat kulihat jam di Hpku menunjukkan pukul 09.15. Acara yang istemewa sekali bagiku, Alin, Roshida, Oliv, Sheny, dan Irma . Karena dalam acara tersebut dihadiri oleh Om Yonathan Raharjo yang merupakan sastrawan dan penulis asli Bojonegoro. Penulis yang akrab dipanggil dengan Mas atau Om Joe tersebut merupakan penulis novel terkenal yang berjudul 13 Perempuan dan Lanang. Acara tersebut di dukung juga oleh Mas Anas Age dan Mbak Thea. Mas Anas yang merupakan seorang sastrawan yang sekarang bekerja di kantor Radar Bojonegoro, dan Mbak Thea yang merupakan Alumni SMAdaBO lulusan tahun 2008 yang sekarang sedang menyelesaiakan skripsinya di salah satu Universitas di Salatiga dengan mengambil isi dari buku 13 Perempuan.
Kelas Menulis dihadiri kurang lebih sekitar 20 orang yang berasal dari berbagai golongan dan umur. Banyak dari mereka yang umurnya diatas 20 tahun. Tapi bagi kami, anak-anak ZigZag tak urung semangat meskipun umur kami masih menginjak 16 tahun. Kami menyimak dengan antusias semua perkataan Om Joe. Yang menurut kami itu adalah informasi yang jarang di dapatkan. Sebab, dalam acara tersebut Om Joe membahas tuntas semua isi dari buku 13 Perempuan yang ditulisnya. Yang kebanyakan cerita yang ada di buku 13 Perempuan itu diambil dari pengalaman yang pernah dialami Om Joe sendiri. Om Joe berbagi kepada kami mengenai proses kreatif dari pembuatan buku 13 Perempuan. Mulai dari problem yang ada dalam cerita, pilihan kata, teknik-teknik bagimana yang Om Joe gunakan untuk menciptakan imajinasi realis naturalis dan humanis dalam bercerita.
Setelah Om Joe menceritakan semua proses pembuatan buku tersebut, sesi tanya jawab pun dimulai. Dua perwakilan ZigZag yang diwakili Yeni dan Alin mengacungkan tangan untuk bertanya pada Om Joe. Om Joe memberikan jawaban atas pertanyaan kami dengan penjelasan yang menarik. Sehingga kami dapat dengan mudah menangkap perkataan yang disampaikan Om Joe. Om Joe juga berpesan kepada kami agar kami terus menulis dengan hati. Jangan pernah takut dan putus asa jika tulisan yang dibuat tidak diterima dan tidak disukai orang lain. Karena menulis adalah hal yang menyenangkan dan menulis sama halnya dengan berbagi dengan orang lain. Urusan diterima di masyarakat atau tidak itu belakangan. Banyak pesan yang diberikan Om Joe pada kami, salah satunya “Jika kita sebagai manusia berbuat baik, jangan merasa bahwa kita pernah berbuat baik. Dengan begitu kita akan terus berbuat baik dan menjadi orang ikhlas”. Dan dalam kelas tersebut dari situlah kami belajar menjadi penulis pemula agar kelak bisa menjadi sastrawan dan penulis yang mampu berkarya dengan baik. Pelajaran yang tidak ada dalam mata pelajaran sekolah kan !!!


Semangat menulis !!! :):):) ....
Yeni, Anggota Redaksi ZigZag SMAdaBo ..