Tentang Kupu-Kupu dan Babi Tambun di
Kereta Tidur
Di pohon-pohon raksasa itu tumbuh babi-babi
dengan tubuh- tambun dan lemak bertumpuk. Babi-babi akan menyukai ape-apel kecil di dadaku. Dengan nafas mendenguk dan
suara menguik-nguik, mereka akan menjilati dan menggerogotinya, babi memang
rakus. Air liur mereka akan menetes-netes. Meninggalkan bau bacin yang susah
hilang. Tapi jangan kuatir, babi-babi itu pemurah dan tak pernah marah kau akan
sanggup membeli sabun wangi dan sepat kaca sesudahnya. Kilapnya akan membuatmu
lupa. “ Kupu-Kupu “
Judul
yangs aya buat untuk resensi ini terinspirasi dari rangkaian kalimat diatas
merupakan kutipan yang saya ambil dari salah satu cerpen yang berjudul
Kupu-Kupu. Cerpen tersebut menginterpretasikan mengenai eksistensi kehidupan
yang mengarah kepada kehidupan (sepertinya) wanita malam dan para hidung
belangnya yang diceritakan dengan kata-kata yang romantis. Cerpen ini tidak
jorok, meskipun banyak cerpen-cerpen dalam buku ini menceritakan unsur dewasa,
tapi Arvianti mengemas cerpen-cerpen yang ditulisnya dalam kalimat yang unik
dan imajinatif.
Begitu juga dengan cerpen-cerpen yang
lain yang selalu menimbulkan tanda tanya tersendiri bagi pembacanya karena bisa
dibilang akhir dari cerita yang ditulis oleh Arvianti nggantung. Ada sepuluh cerpen dalam buku kumpulan cerpen Kereta
Tidur yakni Perempuan pertama, Matahari, Dongeng dari Gilbratar, Requiem,
Sempurna, Kupu- kupu, Perempuan tua dalam kepala, Tentang tak ada, Tiket ke Tangier,
Kereta tidur.
Permepuan
Pertama menceritakan seorang perempuan dan ular di taman Eden. Menurut saya,
cerpen ini menceritakan tentang kisah hawa wanita pertama. Kisah ini adalah
kisah absurd, cukup culit untuk memahaminya. Selanjutnya ada cerpen berjudul
Dongeng dari Gibraltar, cerpen yang menceritakan tentang pasangan suami istri
yaitu Mesaud dan Sania yang ingin memiliki seorang anak karena sudah sepuluh
tahun menikah tak kunjung memiliki anak hingga akhirnya pergi ke tenda Cheyerat
yang menjual peti impian. Impian Sania dan Mesaud terkabulkan karena mereka
berdua membeli dan memasuki salah satu peti impian.

Kelebihan
dari buku ini terletak pada kemampuan penulis dalam menyajika isi cerita yang diinterprestasikan
dengan kalimat-kalimat baru. Banyak kata-kata romantis yang ada di cerpen ini.
Namun kelemahan cerpen ini adalah terlalu banyaknya cerita yang
diinterprestasikan sehingga pembaca kurang bisa memahami apa isi atau makna cerita
dari cerpen yang ditulis oleh Arvianti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar